Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Peran PLTA dalam Pengembangan Energi Baru Terbarukan

Peran PLTA dalam Pengembangan Energi Baru Terbarukan PLTA. istimewa ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Indonesia memiliki potensi besar di bidang Energi Baru Terbarukan (EBT) atau renewable energy seperti tenaga air, surya, panas bumi dan angin. Namun, pemanfaatan potensi EBT tersebut masih sangat kecil. Sampai akhir 2021, berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), total kapasitas pembangkit EBT masih 11.152 MW, sementara itu total kapasitas pembangkit listrik di Indonesia mencapai 73.736 MW.

Data yang sama menunjukkan, tingkat bauran energi baru terbarukan (energy mix) sampai akhir 2021 mencapai 13,5 persen. Dalam rencana energi nasional, pemerintah ingin mencapai tingkat bauran energi sebesar 23 persen pada 2025. Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Nasional (RUPTL) 2021-2030, untuk mencapai level tersebut, tambahan kapasitas pembangkit EBT yang dibutuhkan sebesar 10.640 MW.

Pembangkit listrik tenaga air merupakan penyokong terbesar pembangkit EBT. Pada 2021, gabungan pembangkit listrik tenaga air mencapai 6.601,9 MW. Berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional 2017, potensi PLTA mencapai 94.476 MW. Dengan kapasitas yang sekarang, potensi PLTA yang termanfaatkan baru 6,99 persen.

Orang lain juga bertanya?

Meskipun masih kecil, sumbangan PLTA terhadap total kapasitas pembangkit EBT tergolong besar. Berdasarkan data Kementerian ESDM, per 2021, kontribusi PLTA dalam EBT mencapai 59 persen. Dalam RUPTL 2021-2030 juga disebutkan bahwa PLN menargetkan penambahan kapasitas PLTA sebesar 3.150 MW.

PLTA juga bisa diandalkan sebagai pembangkit beban dasar (base load power plant), yang bisa menggantikan peran PLTU Batu Bara di masa datang. Sebagai gambaran, pemerintah sudah mencanangkan target netral karbon (net zero emission) pada 2060. Sektor energi, termasuk kelistrikan, menjadi kontributor utama pengurangan emisi karbon tersebut.

Selain itu, biaya pembangkitan dengan menggunakan EBT sudah semakin turun dan kompetitif, termasuk harga listrik yang berasal dari PLTA. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, dalam sejumlah kesempatan mengungkapkan, harga jual listrik PLTA saat ini sudah berada di kisaran Rp943-945 per kWh (di bawah Biaya Pokok Penyediaan Pembangkitan Nasional Tahun 2020 sebesar Rp 1027 per kWh).

Indonesia memiliki potensi besar di bidang Energi Baru Terbarukan (EBT) atau renewable energy seperti tenaga air, surya, panas bumi dan angin. Namun, pemanfaatan potensi EBT tersebut masih sangat kecil. Sampai akhir 2021, berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), total kapasitas pembangkit EBT masih 11.152 MW, sementara itu total kapasitas pembangkit listrik di Indonesia mencapai 73.736 MW.

Data yang sama menunjukkan, tingkat bauran energi baru terbarukan (energy mix) sampai akhir 2021 mencapai 13,5 persen. Dalam rencana energi nasional, pemerintah ingin mencapai tingkat bauran energi sebesar 23 persen pada 2025. Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Nasional (RUPTL) 2021-2030, untuk mencapai level tersebut, tambahan kapasitas pembangkit EBT yang dibutuhkan sebesar 10.640 MW.

Pembangkit listrik tenaga air merupakan penyokong terbesar pembangkit EBT. Pada 2021, gabungan pembangkit listrik tenaga air mencapai 6.601,9 MW. Berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional 2017, potensi PLTA mencapai 94.476 MW. Dengan kapasitas yang sekarang, potensi PLTA yang termanfaatkan baru 6,99 persen.

Meskipun masih kecil, sumbangan PLTA terhadap total kapasitas pembangkit EBT tergolong besar. Berdasarkan data Kementerian ESDM, per 2021, kontribusi PLTA dalam EBT mencapai 59 persen. Dalam RUPTL 2021-2030 juga disebutkan bahwa PLN menargetkan penambahan kapasitas PLTA sebesar 3.150 MW.

PLTA juga bisa diandalkan sebagai pembangkit beban dasar (base load power plant), yang bisa menggantikan peran PLTU Batu Bara di masa datang. Sebagai gambaran, pemerintah sudah mencanangkan target netral karbon (net zero emission) pada 2060. Sektor energi, termasuk kelistrikan, menjadi kontributor utama pengurangan emisi karbon tersebut.

Selain itu, biaya pembangkitan dengan menggunakan EBT sudah semakin turun dan kompetitif, termasuk harga listrik yang berasal dari PLTA. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, dalam sejumlah kesempatan mengungkapkan, harga jual listrik PLTA saat ini sudah berada di kisaran Rp943-945 per kWh (di bawah Biaya Pokok Penyediaan Pembangkitan Nasional Tahun 2020 sebesar Rp 1027 per kWh).

Dengan gambaran seperti di atas, PT Arkora Hydro fokus pada pengembangan dan pengoperasian PLTA. Didukung oleh tim insinyur yang ahli dan berpengalaman, Arkora siap mempercepat perkembangan energi terbarukan di Indonesia melalui pembangunan PLTA aliran sungai langsung (run-of-river).

Saat ini, Arkora Hydro mengoperasikan dua PLTA sebesar 17,4 megawatt (MW) di Jawa Barat dan Sulawesi Tengah. Arkora juga sedang melakukan pembangunan pembangkit listrik dengan kapasitas 10 MW di Sulawesi Tengah-2 dengan target commisioning date pada kuartal I-2023 dan pembangkit 5,4 MW di Lampung, Sumatera, dengan target commissioning date pada kuartal IV-2024.

Sejalan dengan isu prioritas Presidensi G20 yaitu agenda transisi energi, PLN telah menyelenggarakan penandatanganan kerja sama strategis dengan sejumlah perusahaan energi dalam kaitannya dengan upaya menuju Karbon Netral 2060. Anak usaha Arkora Hydro, PT Arkora Energi Baru merupakan salah satu perusahaan yang ikut dalam acara tersebut dengan menandatangani kesepakatan jual-beli listrik (Power Purchasing Agreement/PPA) untuk PLTM Kukusan 2.

Pembelian listrik dari PLTM Kukusan 2 akan dilakukan PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Lampung. “Penandatanganan PPA ini merupakan komitmen jangka panjang kami untuk terus membangun pembangkit listrik tenaga air yang merupakan bagian penting dari energi baru terbarukan,” kata Aldo Artoko, Presiden Direktur Arkora Hydro di Jakarta (29/3).

Selain total 32,8 MW dari kapasitas terpasang dan dalam tahap konstruksi, serta kerjasama yang dijalin bersama PLN, Arkora Hydro terus aktif mengembangkan potensi-potensi tenaga air baik secara organik maupun inorganik.

Selama ini proyek Arkora Hydro didukung oleh konsorsium keuangan ternama dan lembaga multilateral yang diakui secara global, yaitu Indonesia Infrastructure Finance (IIF). IIF merupakan anak Perusahaan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), International Finance Corporation (IFC) dan Asian Development Bank (ADB), KfW Development Bank, dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC). Arkora berharap proyek PLTA/M Kukusan 2 Lampung juga bisa didukung oleh konsorsium pendanaan yang sama.

Melalui green financing dan dukungan stakeholders, Arkora Hydro yakin pembangunan PLTA di Indonesia dapat ditingkatkan guna mencapai target EBT 23% pada 2025.

(mdk/ags)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ada Faktor Teknologi yang Jadi Tantangan Pengembangan Energi Baru Terbarukan
Ada Faktor Teknologi yang Jadi Tantangan Pengembangan Energi Baru Terbarukan

Energi Baru Terbarukan dihadapkan dengan 4 tantangan.

Baca Selengkapnya
Menteri Bahlil Sentil Bos PLN Lamban Kembangkan EBT
Menteri Bahlil Sentil Bos PLN Lamban Kembangkan EBT

Jika tak juga dieksekusi, Bahlil mengancam akan menyerahkan hal tersebut kepada pihak swasta.

Baca Selengkapnya
Gebrakan PLN IP Wujudkan Energi Baru dan Terbarukan di Tanah Air, Mulai Tenaga Surya Hingga Bangun Pabrik Panel Surya
Gebrakan PLN IP Wujudkan Energi Baru dan Terbarukan di Tanah Air, Mulai Tenaga Surya Hingga Bangun Pabrik Panel Surya

Gebrakan tersebut mulai dari pemanfaatan tenaga surya dan air melalui proyek Hijaunesia dan Hydronesia.

Baca Selengkapnya
Menteri ESDM: Indonesia Simpan Harta Karun Cadangan Gas di Wilayah Sumut dan Aceh
Menteri ESDM: Indonesia Simpan Harta Karun Cadangan Gas di Wilayah Sumut dan Aceh

Di wilayah tersebut terdapat potensi pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) atau Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM).

Baca Selengkapnya
Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan di Indonesia Baru 0,5 Persen, Sri Mulyani: Ini Memalukan
Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan di Indonesia Baru 0,5 Persen, Sri Mulyani: Ini Memalukan

Sri Mulyani minta semua pihak mendorong Kementerian ESDM untuk terus menggenjot pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan.

Baca Selengkapnya
Pengadaan Listrik PLN Masih Jauh dari Target, RI Bakal Kekurangan Listrik?
Pengadaan Listrik PLN Masih Jauh dari Target, RI Bakal Kekurangan Listrik?

Pembangunan pembangkit listrik dan jaringan transmisi masih jauh dari target.

Baca Selengkapnya
Dirut PLN Paparkan Pengembangan Hydropower di Tanah Air kepada Jokowi
Dirut PLN Paparkan Pengembangan Hydropower di Tanah Air kepada Jokowi

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo mengunjungi booth PT PLN (Persero) dalam rangkaian World Hydropower Congress (WHC) 2023 di Nusa Dua Bali.

Baca Selengkapnya
Energi Surya Bisa Jadi Tulang Punggung Transisi Energi di Indonesia
Energi Surya Bisa Jadi Tulang Punggung Transisi Energi di Indonesia

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) mematok target besar dalam memanfaatkan energi surya, 4,680 MW pada tahun 2030.

Baca Selengkapnya
Badan Geologi Sebut 362 Lokasi Potensi Panas Bumi di Indonesia, Ini Sebarannya
Badan Geologi Sebut 362 Lokasi Potensi Panas Bumi di Indonesia, Ini Sebarannya

Dari 362 lokasi tersebut baru sebanyak 62 titik yang telah dieksplorasi.

Baca Selengkapnya
Ini Kunci Percepatan Penggunaan Energi Tenaga Surya di Indonesia, Termasuk Aturan Baru Kementerian ESDM
Ini Kunci Percepatan Penggunaan Energi Tenaga Surya di Indonesia, Termasuk Aturan Baru Kementerian ESDM

VP Penjualan dan Pelayanan Pelanggan Retail PLN, Rahmi Handayani memaparkan pengalaman implementasi sistem kuota perdana yang terjadi pada Juli lalu.

Baca Selengkapnya
Kembangkan Hidrogen Hijau di Kamojang, PLN IP Tunggu Konsumen
Kembangkan Hidrogen Hijau di Kamojang, PLN IP Tunggu Konsumen

Produksi hidrogen PLTP Kamojang tidak menggunakan air tanah. Melainkan dari air kondensasi proses produksi listrik di PLTP Kamojang.

Baca Selengkapnya
Kejar Target Net Zero Emission, PLN Kebut Pembangunan Pembangkit Tenaga Panas Bumi
Kejar Target Net Zero Emission, PLN Kebut Pembangunan Pembangkit Tenaga Panas Bumi

Dalam mengoptimalkan panas bumi, PLN Indonesia Power pun berkolaborasi dengan berbagai pihak di antaranya adalah Pertamina Geothermal Energy.

Baca Selengkapnya