Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan di Indonesia Baru 0,5 Persen, Sri Mulyani: Ini Memalukan
Sri Mulyani minta semua pihak mendorong Kementerian ESDM untuk terus menggenjot pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan.
Sri Mulyani Marah Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan di Indonesia Masih Sangat Minim
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia masih sangat rendah. Dia mencatat hanya 0,5 persen pemanfaatan EBT di Indonesia.
"Ini memalukan Pak Hilmi (Direktur Utama Medco Energy International, Hilmi Panigoro) tidak sampai 1 persen. Pak Dirjen, DPR nanti tolong dorong terus ke Menteri ESDM. Kita punya banyak sekali potensi energi renewable, mau air, geothermal dan yang lainnya," ujar Sri Mulyani dalam acara 11 Tahun Indonesia EBTKE Conex, Tangerang, Rabu (12/7).
Sri Mulyani menyebut, untuk mengembangkan potensi energi hijau memiliki masing-masing karakter, ada yang investment cost di depan seperti geothermal, ada juga aspek lingkung yang harus dijaga.
"Kami di Kementerian Keuangan akan terus mendengarkan, sehingga policy memampukan Anda untuk mewujudkan renewable lebih besar," tuturnya.
Sri Mulyani mengharapkan di dalam forum ini akan terus menjadi ajang bagi seluruh stakeholder untuk saling berkomunikasi dan tentunya mendukung transisi energi Indonesia menuju energi bersih.
"Ketika kita berbicara tentang renewable energy tentu tidak lepas dari kepedulian kita terhadap bumi. Bumi kita menurut intergovemmental panel on climate change (IPCC) yang laporannya keluar bulan Maret lalu mencatat mengalami kenaikan temperatur 1,1 derajat celcius sejak revolusi industri. Ini artinya akan sedikit lagi mencapai 1,5 derajat celcius yang merupakan ambang batas yang menimbulkan dampak yang luar biasa bagi kehidupan manusia," terangnya.
Berdasarkan data BMKG, bahwa selama 40 tahun terakhir mulai dari 1981 sampai 2018 setiap tahunnya Indonesia mengalami kenaikan suhu 0,03 derajat celcius per tahun dan permukaan air naik 0,8 cm hingga 1,2 cm per tahun.
"Kelihatannya kecil tapi 40 tahun itu 40 cm atau menjadi setengah meter," kata Sri Mulyani.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pernah mencatat bahwa Indonesia sebagai negeri Khatulistiwa menyimpan potensi 3.295 GW energi surya yang berasal langsung dari panas matahari. Sayangnya, itu masih termanfaatkan sangat minim, 217 MW.
Selain cahaya matahari, Nusantara juga dilimpahi sumber energi bayu atau angin yang besar. Adapun potensinya untuk jadi sumber energi sebesar 155 GW, namun baru termanfaatkan 154 MW saja.