Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Perkuat kebijakan moneter, BI keluarkan aturan baru tahun depan

Perkuat kebijakan moneter, BI keluarkan aturan baru tahun depan Jokowi-Agus Marto. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) terus berupaya memperkuat kebijakan moneter dalam menjaga perekonomian Indonesia. Salah satunya, bank sentral akan memperkenalkan Giro Wajib Minimum (GWM) Averaging (rata-rata).

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan rencananya aturan tersebut akan diterapkan pada semester II-2017.

"‎Di sisi kebijakan moneter, Bank Indonesia terus konsisten menjaga inflasi, bahkan pada 2017 Bank Indonesia akan mulai mengenalkan GWM Averaging," kata Agus, Selasa (23/11) malam.

Agus menjelaskan dengan adanya GWM rata-rata ini dapat memberikan ruang kepada perbankan dalam pengelolaan likuiditasnya. Sehingga, kebijakan moneter mengenai simpanan minimum dapat semakin lengkap, setelah sebelumnya ada GWM Primer dan GWM Sekunder.

"Dengan aturan ini, GWM primer yang semula presentasenya ditentukan secara harian. Diubah menjadi menjadi rata-rata periode tertentu. Saat ini besaran yang berlaku 6,5 persen dari jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dimiliki perbankan," jelas dia.

Kebijakan moneter baru ini dengan perbankan memiliki fleksibilitas pengelolaan likuiditas diharapkan perbankan langsung menjadi penopang dalam penguatan operasi moneter. GWM merupakan simpanan minimal baik rupiah dan valas yang wajib dipelihara oleh bank dalam rekening giro di BI.

"Jadi tidak perlu tiap hari maintainance likuiditasnya minimum sama dengan GWM. Ada kesempatan bisa lebih rendah. Tapi dalam waktu tertentu, rata-rata dia harus memenuhi kewajiban GWM," tukasya.

Pada 2017, Agus mengharapkan dengan berbagai kebijakan dan operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan tahun depan pada kisaran 5-5,4 persen.‎ "Terutama ini ditopang oleh permintaan domestik," tegas Agus.

Di sisi lain, Dana Pihak Ketiga (DPK) dari seluruh perbankan ditargetkan meningkat 9-11 persen di 2017. Selain itu, kredit perbankan juga ditargetkan mencapai pertumbuhan 10-12 persen.

(mdk/sau)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Diminta Sri Mulyani Genjot PMI Manufaktur, Bank Indonesia Ambil Kebijakan Begini
Diminta Sri Mulyani Genjot PMI Manufaktur, Bank Indonesia Ambil Kebijakan Begini

Salah satunya dengan melakukan sinergi lintas kementerian/lembaga, termasuk dengan Bank Indonesia (BI) untuk insentif likuiditas.

Baca Selengkapnya
Demi Rupiah, BI Tahan Suku Bunga di Level 6,25 Persen
Demi Rupiah, BI Tahan Suku Bunga di Level 6,25 Persen

Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di level 6,25 persen demi menjaga stabilitas Rupiah.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen
Bank Indonesia Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Kenaikan suku bunga acuan demi menguatkan stabilitas rupiah.

Baca Selengkapnya
Stabilkan Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6 Persen
Stabilkan Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6 Persen

Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan menjadi 6 persen.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan di 5,75 Persen, Ini Alasannya
Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan di 5,75 Persen, Ini Alasannya

Bank Indonesia juga terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk untuk menjaga stabilitas.

Baca Selengkapnya
FOTO: BI Pertahankan Suku Bunga Acuan di Level 6,25 Persen, Ini Alasannya
FOTO: BI Pertahankan Suku Bunga Acuan di Level 6,25 Persen, Ini Alasannya

Keputusan mempertahankan suku bunga ini bertujuan menjaga aliran masuk modal asing dan stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya
Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024
Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024

Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

Dengan demikian suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.

Baca Selengkapnya
OJK Bakal Rilis Aturan soal Bank Emas, Singgung Modal Minimum Rp3 Triliun
OJK Bakal Rilis Aturan soal Bank Emas, Singgung Modal Minimum Rp3 Triliun

OJK berencana menetapkan modal minimum Rp3 triliun bagi Industri Jasa Keuangan (IJK) yang mau masuk ke bisnis emas atau bulion.

Baca Selengkapnya
BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 6 Persen
BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 6 Persen

Bank sentral mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DDR) di level 6 persen.

Baca Selengkapnya
OJK Ingatkan BPR Penuhi Modal Inti Minimum Rp6 Miliar di Akhir 2024
OJK Ingatkan BPR Penuhi Modal Inti Minimum Rp6 Miliar di Akhir 2024

Salah satu upaya untuk memperkuat BPR yakni dengan kewajiban pemenuhan modal inti minimum sebesar Rp6 miliar.

Baca Selengkapnya
Demi penguatan Rupiah, Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan di 6,25 Persen
Demi penguatan Rupiah, Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan di 6,25 Persen

Melansir data Bloomberg, nilai tukar Rupiah diperjualbelikan direntang Rp16.417 per dolar AS.

Baca Selengkapnya