Perkuat sistem listrik Jawa-Bali, PLN operasikan Sutet 500 kV
Merdeka.com - PT PLN (Persero) berhasil menambah pasokan listrik untuk memperkuat sistem kelistrikan di Wilayah Jawa dan Bali melalui pengoperasian Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (Sutet) sebesar 500 kilo Volt (kV). Sutet yang terdiri dari dua sirkuit ini menyalurkan energi listrik dari Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cilacap Ekspansi yang berkapasitas 660 Mega Watt (MW).
Pada 20 Januari 2016, PLN juga berhasil mengoperasikan Sutet 500 kV yang menghubungkan PLTU 2 Jateng atau Adipala berkapasitas 1x660 MW ke sistem kelistrikan Jawa-Bali.
Seiring dengan pengoperasian SUTET ini, PLN juga telah berhasil mengoperasikan up-rating trafo yang semula berkapasitas 30 Mega Volt Ampere (MVA) menjadi 60 MVA di beberapa Gardu Induk (GI), seperti GI Sragen, GI Secang/Magelang, GI Pandean Lamper/Semarang dan GI Beringin/Salatiga. Dengan penambahan daya trafo yang mencapai 120 MVA tersebut, pelanggan dapat menikmati listrik yang lebih handal.
-
Apa itu energi listrik? Energi listrik adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh pergerakan partikel bermuatan, khususnya elektron, melalui suatu penghantar atau rangkaian tertutup.
-
Apa yang dilakukan Jakarta Electric PLN? Jakarta Electric PLN berhasil menang dengan skor 3-2.
-
Siapa mitra PLN dalam PLTS Terapung Cirata? PLTS Terapung Cirata berkapasitas 192 MWp dibangun PLN berkolaborasi dengan perusahaan energi Masdar dari Uni Emirat Arab saat ini tengah memasuki proses finalisasi.
-
Bagaimana cara PLTA Ketenger menghasilkan listrik? Air yang sudah tertampung di kolam selanjutnya dialirkan untuk menggerakkan turbin yang kemudian menghasilkan listrik.
-
Bagaimana energi listrik dihasilkan? Energi listrik juga disebut sebagai suatu energi yang dihasilkan dari aliran muatan listrik.
-
Apa teknologi utama yang digunakan PLTU Batang? PLTU Batang menggunakan teknologi mutakhir terbesar di Asia Tenggara untuk saat ini, yaitu Ultra Super Critical, yang memberikan tingkat efisiensi yang tinggi dan memberikan dampak lingkungan yang lebih rendah dibandingkan dengan teknologi PLTU sebelumnya.
Pertumbuhan kebutuhan listrik di Jawa-Bali diprediksi akan terus meningkat. Pada 2014, tercatat jumlah pelanggan PLN di Jawa dan Bali mencapai 37.044.645 pelanggan. Sedangkan pada 2015, jumlah pelanggan meningkat menjadi 39.469.948 pelanggan.
Beban puncak di Jawa-Bali juga telah mencapai 24.258 MW. Beban tertinggi ini terjadi pada Kamis, 5 November 2015 pukul 18.00 WIB. Angka ini mengalahkan rekor beban puncak yang terjadi sehari sebelumnya, yaitu sebesar 24.058 MW pada Rabu, 4 November 2015 pukul 18.00 WIB.
Seperti diketahui, Jawa-Bali merupakan wilayah pusat industri dan bisnis. Dengan adanya penambahan pasokan listrik dan pengoptimalan GI pada sistem Jawa-Bali, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan listrik pelanggan, termasuk untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. (mdk/sau)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sistem kelistrikan Nusa Penida akan ditambah kembali dengan pembangkit hijau sebesar 14,5 MW.
Baca SelengkapnyaPemadaman terjadi karena gangguan pada jaringan Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 275 kV Lubuk Linggau-Lahat.
Baca SelengkapnyaKapasitas tersebut cukup untuk menunjang aktivitas pelanggan baik golongan rumah rangga, tempat ibadah, industri dan bisnis.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Realisasi capaian pembangkit pada periode 2023 sebesar 4.182,2 megawatt.
Baca Selengkapnyadalam proyek Hijaunesia 2023, PLN IP memprioritaskan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB).
Baca SelengkapnyaPertumbuhan aset ini menjadikan PLN sebagai BUMN utilitas terbesar di Indonesia.
Baca SelengkapnyaFokus pemerintah dalam percepatan transisi energi Indonesia masih mengarah pada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Baca SelengkapnyaPLN mengonfirmasi bahwa kondisi pasokan listrik hari ini di Tarakan memang defisit lantaran beban puncak berada di atas daya pasok.
Baca SelengkapnyaPLN siap memperkuat dukungan infrastruktur kendaraan listrik untuk mobilitas di IKN.
Baca Selengkapnya