Perusahaan Taipan Indonesia, Gelontorkan Rp12 Triliun untuk Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan di Singapura
Pembangkit listrik hidrogen yang berlokasi di Pulau Jurong, dijadwalkan mulai beroperasi 2029.
Perusahaan milik taipan Indonesia, Anthoni Salim, PacificLight Power, bersiap menjadi tulang punggung energi bersih di Singapura. Dilansir Forbes, PacificLight yang merupakan pemain kunci di sektor energi Singapura, telah mengambil langkah besar menuju energi bersih dengan proyek pembangkit listrik siap pakai hidrogen senilai USD735 juta atau setara Rp12 triliun dengan kurs Rp16.235 per dolar Amerika.
Pembangkit listrik hydrogen yang berlokasi di Pulau Jurong ini dijadwalkan mulai beroperasi 2029, dan menjadi pembangkit listrik gas alam kompatibel hidrogen terbesar di Singapura.
Pembangkit ini diharapkan dapat mencapai campuran bahan bakar awal minimal 30 persen hidrogen, dengan kemampuan untuk beralih ke penggunaan hidrogen 100 persen di masa mendatang. Dilengkapi dengan penyimpanan energi baterai canggih, pembangkit ini menjadi contoh mutakhir dalam mengintegrasikan berbagai teknologi untuk efisiensi dan keberlanjutan lingkungan.
Proyek ini sejalan dengan tujuan Singapura yang lebih luas untuk mencapai emisi nol bersih pada pertengahan abad ini sekaligus memastikan keandalan energi. Dengan menggabungkan tenaga hidrogen dengan penyimpanan energi, PacificLight Power bertujuan untuk memperkuat ketahanan jaringan energi dan mendukung upaya dekarbonisasi negara tersebut.
Investasi Strategis Anthoni Salim
Pembangunan fasilitas inovatif ini terkait dengan visi dan investasi Anthoni Salim, miliarder berpengaruh di Indonesia. Salim dikenal luas terkait dengan First Pacific, konglomerat yang terdaftar di bursa saham Hong Kong yang memegang saham utama di PacificLight Power. Minatnya meliputi berbagai industri, termasuk telekomunikasi, pangan, pertanian, dan utilitas.
Dukungan Salim menunjukkan komitmennya terhadap inisiatif yang berkelanjutan dan berwawasan ke depan.
Keterlibatan First Pacific dalam operasi PacificLight tidak hanya menekankan investasi finansial tetapi juga mencerminkan pandangan ke depan yang strategis dalam memajukan solusi energi yang lebih bersih untuk kawasan tersebut.
Salim sendiri telah menjadi tokoh penting dalam mengarahkan kemajuan lingkungan dan industri yang signifikan di seluruh Asia Tenggara.
Kemajuan Teknologi PacificLight Power
Pembangkit listrik yang akan datang ini merupakan perpaduan antara inovasi dan efisiensi. Dilengkapi dengan teknologi Turbin Gas Siklus Gabungan (CCGT) kelas H yang canggih, fasilitas ini akan mengintegrasikan Sistem Penyimpanan Energi Baterai (BESS) berskala besar.
Integrasi perintis ini memungkinkan pembangkit listrik untuk menyeimbangkan pasokan listrik selama fluktuasi permintaan, sehingga meningkatkan stabilitas jaringan dan efisiensi operasional.
Inti dari desain pabrik ini adalah kemampuan untuk membakar hidrogen, sumber bahan bakar yang dipuji karena emisi karbonnya yang rendah hingga nol.
Awalnya, pembangkit listrik ini akan beroperasi menggunakan 30 persen hidrogen yang dicampur dengan gas alam, dan akan beralih ke penggunaan hidrogen 100 persen setelah infrastruktur yang diperlukan diterapkan.
Perkembangan ini sejalan dengan tujuan PacificLight untuk mendukung ambisi nol karbon Singapura.
Jadi Proyek Titik Balik Singapura
Singapura menghadapi peningkatan permintaan listrik, yang diproyeksikan tumbuh setiap tahunnya setidaknya 3,7 persen dan mencapai hingga 11,8 GW pada tahun 2030.
Dengan industri yang bergantung pada listrik berskala besar dan meningkatnya peralihan ke kendaraan listrik, kebutuhan akan solusi energi hijau yang andal lebih mendesak dari sebelumnya.
Pabrik pembangkit listrik hidrogen ini memiliki tiga prioritas utama:
Keamanan Energi : Dengan kemampuan hidrogen yang dapat ditingkatkan, pabrik ini memastikan model pembangkit listrik yang tahan masa depan.
Stabilitas Jaringan : Dengan menggabungkan pembangkitan daya konvensional dengan penyimpanan baterai, fasilitas tersebut mengurangi paparan terhadap kondisi jaringan yang tidak stabil.
Tujuan Lingkungan : Pembakaran hidrogen menghasilkan air sebagai pengganti CO2, menawarkan alternatif ramah lingkungan yang penting untuk mengurangi emisi.
Singapura berencana meluncurkan setidaknya sembilan pembangkit listrik berbahan bakar hidrogen pada tahun 2030.
Proyek PacificLight, yang dijadwalkan selesai pada bulan Januari 2029, merupakan yang paling efisien di antara proyek-proyek tersebut dan akan menyediakan kapasitas sebesar 600 MW, cukup untuk memberi daya pada lebih dari 864.000 rumah tangga.