PT Menarini Indria Laboratories Ekspor 300.000 Tube Produk Obat ke Korea Selatan
Rencananya, total eskpor Dermatix ke semua negara tersebut sebesar 492.000 tube.
Pengiriman direncanakan hingga Desember 2023 yang akan dilakukan dalam 48 batch. Untuk batch pertama pihaknya akan mengirim 10 vallet dengan total 90 ribu tube.
PT Menarini Indria Laboratories Ekspor 300.000 Tube Produk Obat ke Korea Selatan
PT Menarini Indria Laboratories Ekspor 300.000 Tube Produk Obat ke Korea Selatan
PT Menarini Indria Laboratories (MIL) melepas eskpor perdananya untuk produk Dermatix Ultra Wound Treatment Gel buatan Indonesia ke Korea Selatan (Korsel) sebanyak 300 ribu tube Dermatix.
Presiden Direktur Menarini Indonesia, Idham Hamzah mengatakan, pengiriman direncanakan hingga Desember 2023 yang akan dilakukan dalam 48 batch.
Dia menyebut untuk batch pertama pihaknya akan mengirim 10 vallet dengan total 90 ribu tube.
"Hari ini kita ekspor lebih dari 10 vallet untuk ke Korea Selatan, jadi ini capaian yang luar biasa karena bulan ini dan bulan depan angkanya sangat signifikan. Jumlah box-nya sekitar 90 ribu box," ujar Idham dalam acara Media Briefing PT MIL, Cikarang, Kamis (26/10).
Idham menjelaskan untuk produk yang diekspor terbagi menjadi 3 ukuran tube, yakni 7 gram, 15 gram dan 30 gram.
"Tiap unitnya itu ada ukuran 7 gram, 15 gram dan 30 gram," tuturnya.
Selain eskpor ke Negeri Gingseng itu, Idham bilang bahwa pihaknya juga akan melakukan eskpor di beberapa negara di kawasan Asia Pasifik, yakni Australia, Taiwan, Thailand, Malaysia, Vietnam, Myanmar, hingga China.Sehingga total eskpor Dermatix ke semua negara tersebut sebesar 492.000 tube.
"Selain daripada Korsel, kita plain untuk eskpor ke Australia kita sudah dapat approval tinggal tunggu produksi. Kemudian Malaysia, Vietnam, Thailand. Untuk ke Korea, Ausralia, Taiwan ini high banget," imbuhnya.
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal, Kementerian Investasi RI (BKPM), Nurul Ichwan mengatakan, industri farmasi merupakan salah satu industri strategis dan fokus dalam Making Indonesia 4.0 karena memiliki efek berganda.
Dia menerangkan industri ini memberikan nilai tambah yang sangat besar bagi komoditas dan bahan baku yang tersedia di dalam negeri. Bahkan kesempatan kerja serta transfer keterampilan dan teknologi juga terbuka.
Selain itu, Industri farmasi akan mengurangi ketergantungan terhadap obat impor.
Apalagi apabila industri ini mampu menjadikan Indonesia sebagai hub untuk pasar internasional.