Rekor, Jepang Kekurangan Stok Beras
Harga beras mengalami kenaikan signifikan, mencapai 16.133 yen.
Jepang kini menghadapi kekurangan beras terbesar dalam beberapa dekade, mengganggu ketersediaan makanan pokok yang menjadi bagian integral dari hidangan tradisional seperti sushi dan onigiri.
Kondisi ini disebabkan oleh kombinasi cuaca buruk, peningkatan jumlah wisatawan, dan kebijakan ketat terkait produksi beras di negara tersebut.
Melansir dari CNBC, laporan terbaru dari Departemen Pertanian mengungkapkan selama musim panas 2024, supermarket di Jepang sering kali kehabisan stok beras putih, dengan beberapa toko membatasi pembelian hingga satu kantong per orang.
Persediaan beras swasta Jepang tercatat mencapai 1,56 juta ton pada bulan Juni, level terendah dalam beberapa tahun. Bahkan masyarakat juga mulai menimbun beras sebagai persiapan menghadapi potensi bencana alam, seperti musim topan dan gempa bumi.
Kedatangan wisatawan yang meningkat pesat, mencapai 17,8 juta pengunjung pada paruh pertama tahun ini, turut menambah tekanan pada permintaan beras.
Diperkirakan konsumsi beras oleh wisatawan akan melonjak dari 19.000 ton menjadi 51.000 ton dalam periode yang sama. Kenaikan ini berkaitan langsung dengan meningkatnya permintaan untuk hidangan berbahan dasar nasi, terutama sushi.
Harga beras naik
Harga beras juga mengalami kenaikan signifikan, mencapai 16.133 yen atau USD112,67 per 60 kg atau Rp1,7 juta (kurs Rp15.102) pada bulan Agustus, naik 3 persen dari bulan sebelumnya.
Meskipun peningkatan permintaan dari wisatawan merupakan faktor baru, penurunan produksi beras di dalam negeri juga disebabkan oleh pensiunnya petani berusia lanjut dan kurangnya minat generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian.
Selain itu, kebijakan pemerintah Jepang yang mengenakan tarif tinggi terhadap impor beras sebesar 778 persen membatasi akses pasar global, sehingga menjadikan ekonomi beras Jepang terisolasi. Meskipun ada kewajiban untuk mengimpor sekitar 682.000 ton beras per tahun, mayoritas beras yang diimpor tidak tersedia untuk konsumen domestik.
Kondisi ini berpotensi mengarah pada inflasi lebih lanjut, dengan harga beras menjadi salah satu pendorong utama inflasi di Jepang, yang tercatat naik 2,8 persen tahun ke tahun pada bulan Agustus.
Dengan kombinasi tantangan cuaca, peningkatan wisatawan, dan kebijakan pertanian yang ketat, masa depan ketersediaan beras di Jepang tetap menjadi tanda tanya.