Sejak 2017, Kredit UMKM Lewat Fintech Capai Rp621 Triliun
AFPI mencatat, sejak tahun 2017 hingga Mei 2023, pendanaan untuk usaha mikro kecil menengah (UMKM) mencapai Rp621 triliun.
Sejak 2017, Kredit UMKM Lewat Fintech Capai Rp621 Triliun
Sekretaris Jenderal Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Sunu Widyatmoko mencatat, sejak tahun 2017 hingga Mei 2023, pendanaan untuk usaha mikro kecil menengah (UMKM) mencapai Rp621 triliun.
"Sejak tahun 2017 hingga Mei 2023 anggota AFPI telah melakukan pendanaan secara anggregat sebesar Rp621 triliun, di mana outstanding pinjaman per Mei 2023 sebesar Rp 51 triliun," kata Sunu dalam peluncuran riset berjudul Studi Pasar dan Advokasi Kebijakan UMKM Indonesia, Jumat (14/7/2023).
Liputan6.com
Namun, angka tersebut masih jauh dari total kebutuhan pendanaan UMKM di tanah air.
Berdasarkan pertimbangan inilah AFPI berinisiasi untuk melakukan riset bersama EY Parthenon Indonesia untuk mengkaji kondisi UMKM di Indonesia.
Sunu menyebut dalam riset ini ada temuan menarik terkait segmentasi UMKM, yang dapat mendukung pengambilan kebijakan berdasarkan tingkat literasi, agar penyaluran pendanaan dapat tepat sasaran.
Berdasarkan hasil riset EY Parthenon total kebutuhan pembiayaan UMKM pada 2026 diproyeksikan mencapai Rp4.300 triliun, dengan kemampuan suplai saat ini sebesar Rp1.900 triliun.
"Artinya, masih terdapat selisih Rp 2.400 triliun total pembiayaan sektor UMKM. Sehingga pda sektor ini diprediksi memiliki pertumbuhan kurang lebih 7 persen dari periode 2022 hingga 2026. Hal ini menyebabkan kredit gap akan terus bertambah," ujarnya.
Padahal selama ini sebelum ada riset dari EY Parthenon, AFPI sebagai pelaku usaha menilai kredit gap yang diterbitkan bank dunia itu semakin mengecil, karena AFPI beranggapan telah membantu memberikan pinjaman ke unbankable. Namun, ternyata hasil dari riset ini menyatakan sebaliknya, yakni gap itu semakin besar.
Sunu berharap dengan adanya hasil riset UMKM ini, fintech lending bisa memainkan peranannya lebih besar, karena aktivitas platformnya lebih cocok untuk UMKM, yakni mudah diakses.
"Para penyelenggara fintech lending AFPI bisa menyalurkan pendanaan tepat sasaran, seiring segementasi UMKM yang lebih rinci dengan menambahkan instrumen literasi digital dan literasi keuangan, sehingga menjadi sumbangsih nyata industri Fintech terhadap pertumbuhan ekonomi nasional," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia Sumber: Liputan6.com