Sri Mulyani Sebut 2023 Jadi Tahun Menarik, Kenapa?
Merdeka.com - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menyebut tahun 2023 sebagai tahun yang menarik. Sebab, ada agenda politik nasional yakni menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Selain itu, ekonomi masih dihadapkan pada tantangan geopolitik dunia yang penuh ketidakpastian.
"Tahun 2023 kita memasuki tahun yang menarik. Menarik itu kata yang bagus karena orang selalu tegang memasuki 2023, karena apa? Ini adalah tahun yang very-very interesting, lalu juga banyak sekali tantangan yang tidak mudah, extraordinary," kata Menkeu dalam acara Apresiasi Media Nagara Dana Rakca 2022, dikutip Sabtu (7/1).
"Tahun ini kita ada agenda politik di dalam negeri yang menuju ke Pemilu jadi pasti suhu akan sedikit menghangat dan juga tantangan dari ekonomi global juga luar biasa," tambahnya.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Kapan pertumbuhan ekonomi RI di atas 5 persen? “Bahkan hal ini sudah berlangsung selama 7 kuartal atau hampir 2 tahun berturut-turut.
-
Siapa yang membuat pernyataan tentang Indonesia? Tidak ada pembahasan terkait PM Singapura sebut Indonesia sebagai negara yang tidak akan maju karena gila agama.
-
Kapan PMI manufaktur Indonesia mencapai puncaknya? Angka ini merupakan posisi tertinggi sejak Oktober 2021, atau dalam 29 bulan terakhir.
Kata Sri Mulyani, IMF baru saja mengeluarkan prediksi yaitu sepertiga dari ekonomi dunia akan kemungkinan terkena resesi. Namun, Indonesia tidak termasuk negara yang terkena resesi di tahun 2023 ini.
"Kita tidak termasuk dari sepertiga tersebut, InsyaAllah, kita jaga terus. Kita selalu menyampaikan bahwa pemulihan ekonomi kita kuat sampai kuartal ketiga dan mungkin kuartal keempat, dan mungkin kuartal keempat pun kita berharap akan bisa bertahan di sekitar 5 persen, sehingga total 2022 kita bisa tumbuh di atas 5 persen," ucapnya.
Kendati demikian, Sri Mulyani mengingatkan masih terdapat tantangan yang harus terus dijaga beriringan dengan optimisme juga tetap dianut untuk menjaga kepercayaan diri. Dalam arti lain, pemerintah Indonesia harus tetap waspada meski pertumbuhan ekonomi RI baik.
"Nah, dalam situasi agenda politik dalam negeri, suasana geopolitik dunia yang begitu sangat dinamis dan tidak pasti dan kita sendiri harus menjaga seluruh kemajuan dan momentum pemulihan," ujarnya.
Maka dari itu, Menkeu ingin mengawali tahun 2023 dengan awalan yang baik dengan semua stakeholder.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen itu didorong oleh penyelenggaraan pemilu secara serentak 2024.
Baca SelengkapnyaRamalan IMF menyebut kondisi ekonomi dunia masih terpuruk.
Baca SelengkapnyaBasis proyeksi pertumbuhan ekonomi itu ditopang oleh terkendalinya inflasi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sri Mulyani bilang, kehilangan 10 persen PDB akan memberikan konsekuensi yang tidak hanya mempengaruhi ekonomi.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani menilai menuju target tersebut bukan perkara gampang.
Baca SelengkapnyaPerekonomian di China yang merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia, masih menunjukkan kinerja yang lemah
Baca SelengkapnyaBank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaKondisi ini menyebabkan penguatan mata uang dolar AS terhadap mata uang dunia lainnya hingga Rupiah.
Baca SelengkapnyaKinerja Rupiah yang masih baik tersebut didukung oleh kebijakan stabilisasi Bank Indonesia dan surplus neraca perdagangan barang.
Baca Selengkapnya