Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Studi: Robot bisa ambil alih sepertiga pekerjaan manusia

Studi: Robot bisa ambil alih sepertiga pekerjaan manusia Bar robot. ©2013 Merdeka.com/Robots Bar & Lounge

Merdeka.com - Robot dinilai memiliki kemampuan mengambil alih sedikitnya sepertiga dari dua ribu pekerjaan yang hingga sekarang masih digarap manusia. Begitu hasil riset Nikkei dan Financial Times.

Berdasarkan riset pula, Jepang yang notabene negara maju diketahui belum mengoptimalkan pemanfaatan kecerdasan buatan (artificial intellegence). Mengingat, mayoritas pekerjaan di Negeri Samurai tersebut belum diotomatisasi.

"Banyak pekerjaan di Jepang berpotensi di otomatisasi lantaran tren jumlah penduduk yang menurun," kata Alastair Bathgate, CEO Blue Prism, seperti diberitakan Nikkei, kemarin. Blue Prism adalah perusahaan pengembang robot software ternama di Inggris.

Nikkei dan FT menyisir koleksi data McKinsey & Co yang merangkum sebanyak 829 okupasi dan 2.069 pekerjaan spesifik.

Terkait itu, hasil survei menunjukkan sebanyak 710 atau 34 persen dari total pekerjaan bisa di-handle mesin. Kemudian, dari sekitar 40 persen okupasi, setengah dari pekerjaan turunannya bisa digarap mesin.

Kendati demikian, hanya sekitar lima persen okupasi yang diramal bakal sepenuhnya diotomatisasi.

Informasi McKinsey menunjukan, sekitar 75 persen atau 58 dari 77 pekerjaan perakitan di industri otomotif yang dilakukan secara manual oleh pekerja bisa diambil alih mesin. Ini bukan kerugian buat pabrikan otomotif, semacam, General Motors. Korporasi multinasional itu telah menempatkan sebanyak 30 ribu robot di seluruh pabrikannya yang tersebar di dunia. Sebanyak 8.500 diantaranya berbagi informasi setiap 90 detik untuk mencegah malafungsi.

Otomatisasi tak hanya terjadi di pekerjaan fisik. AT&T, perusahaan telekomunikasi Paman Sam, memakai robot software di 500 tipe pekerjaan. Diantaranya, dokumentasi pesanan dan pengaturan ulang kata sandi.

Menurut Dhruval Shah, Direktur Robotik AT&T, penggunaan robot bakal meningkat tiga kali lipat akhir tahun ini. Sebab, sistem komputer memiliki keunggulan dapat mengenali data tak benar dan menghitung lebih cepat dan akurat ketimbang manusia.

Robot juga bisa mengerjakan 65 persen atau 39 dari 60 tipe pekerjaan klerikal di sektor jasa keuangan. Sekedar ilustrasi, Goldman Sachs Group memangkas secara dramatis jumlah trader, menyusul otomatisasi perdagangan saham.

Investor kenamaan Jim Rogers meramalkan kecerdasan buatan akan menyapu bersih pekerjaan broker sekuritas dan kliring.

Sesempurna itukah robot? Tidak juga. Robot masih lemah dalam pekerjaan yang membutuhkan pengambilan keputusan, perencanaan, dan imajinasi.

Mengelola organisasi bukan pekerjaan robot. Buktinya, robot hanya bisa melakukan 22 persen atau 14 dari 63 pekerjaan pimpinan perusahaan.

Selan itu, robot juga tak bisa mengambil alih pekerjaan pemain film dan musisi. Sebab, hanya 17 persen atau 11 dari 65 pekerjaan artistik yang bisa diotomatisasi.

Data McKinsey juga memuat informasi terkait proporsi pekerjaan yang belum diotomatisasi di berbagai negara. Dalam hal itu, Jepang memiliki proporsi tertinggi (55 persen) ketimbang negara-negara Eropa (46 persen) Amerika Serikat (46 persen), China (51 persen), dan India (52 persen). Padahal, dua negara terakhir sebenarnya juga masih memiliki ketergantungan pada kerja manual, terutama di pertanian dan manufaktur.

Menurut McKinsey, banyak jenis pekerjaan di Jepang yang berpotensi diotomatisasi. Semisal, pekerjaan di sektor manufaktur, asuransi, jasa keuangan, dan birokrasi.

(mdk/yud)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ternyata Ini Alasan Pekerja Paruh Waktu di Korea Selatan Merasa Senang Bekerja dengan AI
Ternyata Ini Alasan Pekerja Paruh Waktu di Korea Selatan Merasa Senang Bekerja dengan AI

Pekerja paruh waktu menilai bekerja dengan AI dapat mengurangi stres.

Baca Selengkapnya
Hampir 40 Persen Pekerjaan di Dunia Bakal Digantikan AI
Hampir 40 Persen Pekerjaan di Dunia Bakal Digantikan AI

Kemajuan pesat kecerdasan buatan menimbulkan kegembiraan dan kekhawatiran.

Baca Selengkapnya
Beda Penggunaan AI di Negara Maju dan Berkembang di Sektor Kesehatan
Beda Penggunaan AI di Negara Maju dan Berkembang di Sektor Kesehatan

Ada perbedaan mencolok penggunaan AI di sektor kesehatan negara maju dibandingkan negara berkembang.

Baca Selengkapnya
Ini Dia Daftar Pekerjaan Terancam Hilang di Indonesia dan Digantikan Mesin
Ini Dia Daftar Pekerjaan Terancam Hilang di Indonesia dan Digantikan Mesin

Pekerjaan yang bergerak di bidang AI, pemrograman dan komputasi menjadi jenis pekerjaan yang akan terus berkembang ke depannya.

Baca Selengkapnya
Populasi Lansia Membludak, Jepang Butuh 570.000 Pengasuh di 2040
Populasi Lansia Membludak, Jepang Butuh 570.000 Pengasuh di 2040

Di tahun tersebut, jumlah populasi lansia berada angka tertinggi.

Baca Selengkapnya
Survei Populix: Khawatirnya 62% Responden Pekerjaan Bakal Tergusur Kecanggihan AI
Survei Populix: Khawatirnya 62% Responden Pekerjaan Bakal Tergusur Kecanggihan AI

Hasilnya, sebanyak 62% responden khawatir pekerjaan mereka akan tergusur oleh kecerdasan artifisial (AI).

Baca Selengkapnya
Adanya AI, Menguntungkan atau Membahayakan Manusia?
Adanya AI, Menguntungkan atau Membahayakan Manusia?

Teknologi Artificial Intelligence (AI) semakin berkembang, ada dua pertanyaan besar. Membahayakan atau menguntungkan?

Baca Selengkapnya
Pekerja Profesional di Indonesia Paling Siap dengan Kehadiran AI Dibandingkan Negara-negara Asia Tenggara
Pekerja Profesional di Indonesia Paling Siap dengan Kehadiran AI Dibandingkan Negara-negara Asia Tenggara

Hal tersebut merupakan hasil riset dari LinkedIn yang dilakukan pada profesional di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya
Riset: 62 Persen Bisnis di Indonesia Berpotensi Adopsi Kecerdasan Buatan
Riset: 62 Persen Bisnis di Indonesia Berpotensi Adopsi Kecerdasan Buatan

Riset ini mendapati bahwa ada tiga level kesiapan perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk mengadopsi teknologi kecerdasan buatan.

Baca Selengkapnya
Heboh Rumah Ibadah Ini Gantikan Pemuka Agama Jadi Robot AI, Begini Akibatnya
Heboh Rumah Ibadah Ini Gantikan Pemuka Agama Jadi Robot AI, Begini Akibatnya

Ada konsekuensi yang harus ditanggung ketika robot AI mulai memasuki ranah sakral.

Baca Selengkapnya
FOTO: Canggih! Uber Eats Jepang Layani Pesan Antar Makanan Pakai Robot
FOTO: Canggih! Uber Eats Jepang Layani Pesan Antar Makanan Pakai Robot

Hadirnya robot canggih pengantar makanan ini menjadi terobosan ketika Jepang tengah menghadapi kekurangan tenaga kerja.

Baca Selengkapnya
Survei Jobstreet: 72 Persen Pekerja di Indonesia Tertarik Gunakan Teknologi AI
Survei Jobstreet: 72 Persen Pekerja di Indonesia Tertarik Gunakan Teknologi AI

Meskipun, tantangan dalam hal pelatihan terstruktur dan akses ke sumber daya memadai masih ada untuk memaksimalkan potensi GenAI.

Baca Selengkapnya