Ilmuwan Ciptakan Robot Terbang Mirip Burung
Burung memanfaatkan tenaga besar yang dihasilkan oleh kaki mereka untuk melompat ke udara dan mulai terbang. Ilmuwan mencoba terapkannya.
Ilmuwan dari Institut Teknologi Federal Swiss di Lausanne (EPFL), Won Dong Shin bersama rekan-rekannya membuat sebuah robot terbang memiliki baling-baling bernama Raven. Robot ini bisa berjalan, melompat, dan meloncat ke udara untuk mulai terbang dengan kaki yang meniru cara kerja dari kaki burung.
Burung sendiri memanfaatkan tenaga besar yang dihasilkan oleh kaki mereka untuk melompat ke udara dan mulai terbang. Namun, menciptakan robot yang bisa menahan percepatan dan kekuatan hebat yang terlibat dalam proses ini terbukti sulit.
-
Siapa yang menciptakan robot ini? Para peneliti di Universitas Tianjin di Tiongkok telah menciptakan robot yang dikendalikan oleh sel otak manusia.
-
Robot pilot belajar terbang seperti apa? Robot belajar menerbangkan pesawat dengan menggunakan pemrosesan bahasa alami dan dapat melihat situasi kokpit menggunakan kamera dan meresponsnya.
-
Kemampuan khusus apa yang dimiliki robot pilot? Robot humanoid ini punya keunggulan dapat beradaptasi dengan kokpit dan sistem penerbangan yang berbeda tanpa perlu memodifikasi pesawat.
-
Apa yang dilakukan oleh robot ini? Ketika dipasangkan dengan elektroda pada chip komputer, ia mampu melakukan enkode dan dekode agar wadah mekanisnya dapat menyelesaikan sejumlah tugas.
-
Hewan apa yang bisa terbang seperti burung? Ketika membahas hewan yang bisa terbang, burung pasti yang pertama kali terlintas di pikiran. Burung memang terkenal dengan kemampuan terbangnya. Namun, tahukah Anda bahwa ada beberapa hewan lain yang juga dapat terbang seperti burung?
-
Apa yang dibuat oleh robot anjing? Robot-robot tersebut mendapat hadiah berupa residensi selama empat bulan di Galeri Nasional Victoria (NGV) di Melbourne, Australia, di mana mereka menciptakan karya seni di studio yang dibuat khusus.
“Kendaraan sayap tetap, seperti pesawat terbang, selalu membutuhkan landasan pacu atau peluncur, yang tidak ditemukan di mana-mana. Kendaraan ini benar-benar membutuhkan infrastruktur khusus agar pesawat dapat lepas landas,” kata Shin, dikutip dari New Scientist, Jumat (6/12).
“Namun, jika Anda melihat burung, mereka tinggal berjalan-jalan, melompat, dan lepas landas. Bagi mereka, itu cukup mudah. Mereka tidak memerlukan bantuan eksternal apa pun," tambahnya.
Berbeda dengan kaki burung asli yang memiliki sendi di pinggul, lutut, dan pergelangan kaki, kaki Raven hanya memiliki dua sendi di pinggul dan lutut yang digerakkan oleh motor.
Setiap kaki juga dilengkapi dengan pegas yang bisa menyimpan dan melepaskan energi elastis. Dengan menggunakan lebih sedikit komponen, Shin dan timnya berhasil menjaga berat Raven sekitar 600 gram, setara dengan berat burung gagak.
Dalam uji coba di dalam ruangan, Raven bisa melompat hampir setengah meter ke udara dengan kecepatan 2,4 meter per detik, yang setara dengan kecepatan burung seukuran yang sama. Pada ketinggian tersebut, baling-baling mulai berfungsi.
Kemampuan untuk melompat ke atas dari mana saja bisa membuat Raven bermanfaat dalam misi bantuan bencana di mana drone bersayap tetap biasanya tidak bisa mendarat atau lepas landas, kata Shin. Namun, timnya masih perlu mengembangkan kemampuan Raven untuk mendarat dengan aman.
“Kami telah melihat banyak penelitian tentang robot terbang yang mendarat di tempat bertengger, tetapi sedikit yang fokus pada lepas landas dengan kaki,” kata Raphael Zufferey dari EPFL, yang tidak terlibat dalam proyek tersebut.
“Saya pikir kita akan melihat dua bidang, mendarat atau bertengger dan lepas landas, bergabung dalam satu platform. Kita bisa membuat robot-robot ini terbang, mendeteksi cabang, mendarat di sana, melakukan misi, lalu lepas landas lagi,” tutupnya.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia