Restoran di China Pakai Koki Robot Demi Pangkas Gaji Karyawan
Saat ini, uji coba koki robot sudah mulai dilakukan.
Sejumlah restoran di China meyakini jika robot dapat diandalkan menjadi koki pengganti. Saat ini, uji coba koki robot sudah mulai dilakukan.
Dilansir dari South China Morning Post (SCMP), perusahaan rintisan Botinkit di Shenzhen, mempromosikan penggunaan robot dan artificial intelligence (AI) di dapur restoran. Ini bertujuan untuk memastikan konsistensi kualitas dan mengurangi biaya tenaga kerja.
Robot milik perusahaan, bernama Omni, dapat menggoreng, merebus, menambahkan bumbu, dan membersihkan dengan campur tangan manual yang terbatas, serta dapat dioperasikan oleh koki yang tidak berpengalaman.
Botinkit mengklaim bahwa solusinya dapat membantu restoran memangkas biaya tenaga kerja hingga 30 persen dan mengurangi limbah makanan dan bumbu hingga 10 persen.
Persaingan Robot Botinkit
Secara global, Botinkit bersaing dengan perusahaan seperti Miso Robotics yang berbasis di AS yang telah menggunakan lengan robot untuk membalik burger, menggoreng keripik, membuat salad, dan banyak lagi.
Perusahaan rintisan China ini ingin mempercepat ekspansi internasionalnya setelah mengumpulkan USD21 juta dalam putaran Seri A+ yang dipimpin oleh CCV Capital pada bulan Oktober.
Perusahaan tersebut juga menganggap Li Zexiang, seorang profesor teknik di Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong dan investor malaikat terkenal dari raksasa drone Shenzhen DJI, sebagai salah satu pendukung awalnya.
Target Pasar Asia
Perusahaan tersebut saat ini beroperasi di 19 negara, dengan Asia sebagai pasar terbesar, menurut Botinkit. Perusahaan tersebut awal tahun ini berdiri di Eropa dan AS, yang menurut Shirley Chen Rui, kepala eksekutif Botinkit, akan menjadi medan pertempuran utama perusahaan tersebut ke depannya.
Sementara pasar domestik China memiliki pemahaman yang lebih baik tentang dapur digital, pasar luar negeri menghadapi kekurangan tenaga kerja akut yang dapat diatasi dengan otomatisasi, kata Chen.
"Dalam satu dekade, kami yakin industri restoran akan beralih ke dapur digital, tempat robot dan sistem cerdas memainkan peran utama dalam operasi, sementara manusia akan fokus pada pembuatan resep dan menambahkan sentuhan pribadi pada hidangan di tahap akhir," kata Chen.