Survei global: Mayoritas pekerja tak percaya atasan
Merdeka.com - Pekerja Amerika Serikat dinilai memiliki kepercayaan rendah terhadap atasannya. Ini mungkin disebabkan oleh keletihan mereka diburu fenomena pemecatan massal yang terjadi sepanjang Paman Sam mengalami resesi besar sekitar 2007-2009.
Demikian diungkap oleh EY, firma konsultasi keuangan global, seperti diberitakan US News, kemarin.
EY menggandeng Harris Poll menggelar survei "Global Generations" sepanjang 31 Maret hingga 3 Mei 2016. Survei dilakukan terhadap 9.859 pekerja dewasa, usia 19-68 tahun, di 8 negara.
-
Bagaimana survei ini dilakukan? Survei dilakukan di seluruh Indonesia melibatkan 1.262 responden secara nasional, dan 4.000 responden di Jawa.
-
Siapa yang melakukan survei mengenai AI di dunia kerja? Microsoft dan LinkedIn merilis data di Indonesia dari hasil survei laporan global Work Trend Index 2024.
-
Bagaimana cara survei dilakukan? Survei dilakukan dengan wawancara responden menggunakan telepon pada 23-24 Desember 2023.
-
Siapa yang melakukan survei tentang kepuasan kerja sarjana? Alumni dengan gelar sarjana dalam terapi musik kemungkinan besar akan melakukan pekerjaan yang memuaskan ini, dengan 95 persen pemegang gelar mengatakan pekerjaan mereka membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik, menurut Payscale.
-
Kapan survei mengenai AI di dunia kerja dilakukan? Microsoft dan LinkedIn merilis data di Indonesia dari hasil survei laporan global Work Trend Index 2024.
-
Siapa saja yang bekerja di usaha ini? Setelah usahanya berkembang, Delli dan Aulia mempekerjakan lima karyawan tetap, serta freelance untuk membantu.
Perinciannya, Brasil 1239 responden, China (1228), Jerman (1226), India (1234), Jepang (1237). Kemudian, Meksiko (1233), United Kingdom (1229), dan Amerika Serikat (1233).
Hasilnya, sekitar 46 persen responden global mengakui percaya atasan. Dengan kata lain, mayoritas responden berlaku sebaliknya.
Nah, pekerja Jepang memiliki tingkat kepercayaan terendah, hanya 21 persen. Diikuti United Kingdom 33 persen, dan Amerika Serikat 38 persen.
Sementara, China 40 persen, Jerman 44 persen, Meksiko 65 persen, dan India 66 persen.
"Empat faktor yang membuat banyak responden tak percaya terkait kompensasi," bunyi laporan tersebut.
"Sekitar sepertiga responden global tak terlalu berharap naik gaji atau bonus tahun ini. Persentase tertinggi di Jerman, Jepang, UK, dan AS." (mdk/yud)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Karyawan di Asia merasa tidak cukup berkembang di tempat kerja mereka.
Baca SelengkapnyaBanyak pekerja merasa kesepian, marah, atau sedih setiap hari.
Baca SelengkapnyaTingginya angka pekerja yang mengaku mendapat perlakuan tidak menyenangkan di dunia kerja, diperburuk dengan penanganan kasus yang cenderung tak maksimal.
Baca SelengkapnyaMargin of Error (Mo) survei diperkirakan + 2,83 persen, dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Baca SelengkapnyaHasil Survei Litbang Kompas menyatakan, sebanyak 63,7 persen responden menyetujui agar praktik politik dinasti dibatasi.
Baca SelengkapnyaDi level manajer, hanya 8 persen yang terlibat aktif di dunia kerja.
Baca SelengkapnyaJika dilihat dari kelompok umur, tingkat kepuasan anak muda usia 21 tahun lebih rendah dibandingkan kelompok usia lainnya.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan hasil survei, kepercayaan publik paling tinggi adalah kepada TNI mencapai 93 persen
Baca SelengkapnyaWarga SIngapura lebih pilih hidup stabil meski tidak bahagia dalam pekerjaan.
Baca Selengkapnya75 persen responden melaporkan merasakan pengaruh AI dalam pekerjaan mereka.
Baca SelengkapnyaPenurunan tingkat kepercayaan ini menjadi pekerjaan rumah untuk pemerintahan Prabowo Gibran mendatang
Baca SelengkapnyaOrang kaya Singapura menjadi kelompok paling tidak puas dengan prinsip hidup seimbang, atau dikenal dengan work life balance.
Baca Selengkapnya