Tak Saling Menyalahkan, Kemenkop UKM Ingatkan Pentingnya Pengawasan Bersama Penggunaan QRIS
Belakangan banyak kasus penyalahgunaan QRIS dilakukan oleh merchant
Belakangan banyak kasus penyalahgunaan QRIS dilakukan oleh merchant
Tak Saling Menyalahkan, Kemenkop UKM Ingatkan Pentingnya Pengawasan Bersama Penggunaan QRIS
Kementerian Koperasi dan UKM mendorong pengawasan bersama seluruh pihak dalam penyalahgunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Seperti diketahui, belakangan banyak kasus penyalahgunaan QRIS dilakukan oleh merchant. Misalnya, digunakan untuk Judi online atau memalsukan QRIS di kotak amal masjid.
Asisten Deputi Pembiayaan dan Investasi UKM Deputi Bidang UKM Kemenkop UKM Temmy Satya Permana mengatakan, digitalisasi membawa banyak peluang bagi UMKM.
Namun di sisi lain, turut menimbulkan dampak negatif yang perlu diwaspadai.
"Pemerintah tidak bisa berupaya sendiri dalam melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan transaksi digital," ujar Temmy saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (19/6).
Temmy mencontohkan, penyalahgunaan QRIS dengan pembayaran fiktif dan pencurian dana yang dapat mengakibatkan kerugian finansial untuk UMKM.
Temmy mengatakan, Kementerian Koperasi dan UKM mengajak seluruh pelaku dalam ekosistem digital untuk melakukan pengawasan dalam kegiatan ini.
"Platform e-commerce, platform fintech, perbankan, dan seluruh stakeholder untuk melakukan pengawasan terhadap hal tersebut," ucap Temmy.
Sebab, kata Temmy, penggunaan QRIS turut mendukung inklusi keuangan Republik Indonesia.
Saat ini Indeks Inklusi keuangan 2022 mencapai 85,10% meningkat dibanding tahun 2019 yang hanya 76,19%.
"Jelas, teknologi pembayaran digital berpotensi menimbulkan fragmentasi baru pada industri sistem pembayaran," kata Temmy.
"Cara pembayaran ini mendorong efisiensi perekonomian, memajukan usaha mikro kecil menengah (UMKM), dan mempercepat keuangan inklusif sehingga akseptasi pembayaran nontunai nasional yang lebih efisien akan tercapai," tambah Temmy.
Temmy melihat QRIS juga menjadi titik awal pencatatan transaksi UMKM, yang menjadi bekal untuk masuk dalam ekosistem pembiayaan.
Riwayat transaksi dalam QRIS bisa menjadi ukuran repayment capacity UMKM, sehingga UMKM dapat mengakses pembiayaan secara lebih mudah.
Sebelumnya, Anggota Komisi XI DPR RI Melchias Markus Mekeng melihat bank dan penyedia sistem layanan keuangan dan payment gateway tidak bisa disalahkan ketika terjadi penipuan dengan QRIS yang belakangan terjadi.
"Kalau ini tidak ada yang salah sama QRIS-nya (penyedia sistem), ini masalah pemalsuan di merchant-nya, sehingga para merchant harus hati-hati terhadap penempatan stiker QRIS agar tidak dipalsukan," kata Mekeng.