Ternyata, ini Penyebab Redenominasi Rupiah Tak Kunjung Terjadi
Merdeka.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengungkapkan alasan tidak terealisasinya rencana redenominasi Rupiah atau menghilangkan 3 angka nol di mata uang Indonesia. Menurutnya, ada hal lebih penting yang dinilai darurat ketika kebijakan itu digaungkan sehingga harus mengesampingkan rencana tersebut.
"Memang rencananya dulu mengubah Rupiah pada zaman Pak Darmin masih Gubernur BI. Tapi dianggap karena itu tidak urgent dibanding masalah waktu itu. Jadi direm dulu," ungkap Wapres JK dalam acara dialog bersama 100 ekonom, di Jakarta, Kamis (17/10).
Pada saat Darmin Nasution menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI) periode 2010 - 2013, diketahui memang rencana tersebut sempat diusulkan kembali namun batal. Sehingga, rencana memangkas Rp1.000 jadi Rp1 tidak juga kunjung dilakukan.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah diusulkan? Redenominasi bertujuan untuk menyederhanakan jumlah digit pada pecahan rupiah tanpa mengurangi daya beli, harga atau nilai rupiah terhadap harga barang dan/atau jasa.
-
Kenapa Redenominasi Rupiah belum diterapkan? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
-
Apa itu Redenominasi Rupiah? Redenominasi adalah proses penyederhanaan mata uang. Redenominasi menghapuskan angka nol (0) dari nominal mata uang yang ada.
-
Kapan Redenominasi Rupiah direncanakan? Indonesia telah mencanangkan agenda redenominasi rupiah sejak tahun 2010, dan wacananya masih berlanjut hingga saat ini.
-
Kapan Redenominasi Rupiah akan diterapkan? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
Padahal, wacana tersebut dianggap beberapa ekonom yang hadir sebagai cara efektif untuk menaikkan nilai Rupiah terhadap Dolar. Namun, Wapres JK mengatakan bahwa nilai Rupiah terhadap Dolar masih jauh lebih baik dibandingkan negara-negara seperti Venezuela, Brasil, Turki dan lain-lain.
"Rupiah kita bukan yang terburuk di dunia. Itu ada Venezuela, Brasil, Turki, kemudian Afrika Selatan. Jadi tidak benar kalau Rupiah kita buruk," tegas Wapres JK.
Bukan Solusi Penguatan Rupiah
Sementara itu, Ekonom Senior, Emil Salim, pun berpandangan bahwa kebijakan redenominasi dari Rp1.000 menjadi Rp1 tidak akan bisa mendongkrak nilai Rupiah terhadap Dolar. "Tidak ada kebijakan yang bisa. Sebab nilai Rupiah adalah akibat dari satu langkah perbaikan produktivitas, kemampuan persaingan dan sebagainya," kata Emil.
Menurut Emil, nilai Rupiah akan naik dengan bertambahnya jumlah produksi dan jasa di Indonesia. Dengan demikian, perekonomian dan daya saing Indonesia ke berbagai negara pun akan meningkat.
"Nilai Rupiah naik, kalau uang didukung oleh produktivitas masyarakat. Jadi di balik Rp1, ditentukan jumlah produksi dan jasa yang bisa dihasilkan oleh bangsa. Jadi kemampuan manusia menghasilkan produksi dan jasa itu memberi kekuatan kepada nilai Rupiah itu," terang Emil.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Redenominasi mata uang adalah praktik yang lazim dilakukan oleh banyak negara. Indonesia pun berencana melakukan redenominasi rupiah.
Baca SelengkapnyaKepala Departemen Komunikasi Asisten Gubernur, Bank Indonesia (BI), Erwin Haryono menegaskan uang baru yang sudah diredenominasi tersebut dipastikan hoax.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia sudah siap dengan skenario dalam penerapan redenominasi rupiah ini.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani dipanggil Kepala Negara di tengah kursi Rupiah yang anjlok hingga menyentuh level Rp16.420 per USD.
Baca SelengkapnyaMelansir laman Bloomberg, nilai Tukar Rupiah melemah 46,5 poin atau 0,28 persen dari level sebelumnya pada pada pembukaan perdagangan Jumat (21/6) pagi.
Baca SelengkapnyaBI menegaskan rupiah digital tidak akan menggantikan uang kertas dan koin yang ada saat ini
Baca SelengkapnyaKebijakan untuk memindahkan ibu kota negara dari Jakarta sudah ada sejak zaman kolonial Belanda.
Baca SelengkapnyaMinimnya realisasi belanja ini berdampak pada peredaran uang di kabupaten/kota dan menunjukkan daya beli masyarakat yang rendah.
Baca SelengkapnyaMemanasnya kondisi politik di Indonesia dinilai akan menyebabkan ketidakpastian ekonomi di tanah air.
Baca SelengkapnyaTanpa ada konflik Iran vs Israel, rupiah sudah mengalami depresiasi 3,22 persen.
Baca SelengkapnyaRupiah kembali melemah hingga ke level Rp16.000 terhadap mata uang dolar AS seperti yang pernah dialami Indonesia saat krisis moneter 1998.
Baca SelengkapnyaJokowi menekankan pentingnya kesiapan di lapangan sebelum menandatangani Keppres itu.
Baca Selengkapnya