Tolak Gencatan Senjata, Investasi Teknologi di Israel Turun Drastis
Sebagai wilayah yang dikenal memiliki keunggulan teknologi canggih, Israel berpotensi merugi.
Sebagai wilayah yang dikenal memiliki keunggulan teknologi canggih, Israel berpotensi merugi.
Tolak Gencatan Senjata, Investasi Teknologi di Israel Turun Drastis
Tolak Gencatan Senjata, Investasi Teknologi di Israel Turun Drastis
Sudah 28 hari Israel membombardir jalur Gaza di Palestina. Sekitar 9.000 jiwa warga Palestina menjadi korban atas tindakan genosida yang dilakukan militer Israel.
Seruan untuk gencatan senjata tak digubris oleh negara zionis tersebut. Meski di satu sisi, terdapat konsekuensi ekonomi besar yang mengancam Israel.
Mengutip Reuters, sebagai wilayah yang dikenal memiliki keunggulan teknologi canggih, Israel berpotensi merugi.
Hasil penelitian dari Pusat Penelitian IVC dan LeumiTech, menunjukan upaya penggalangan dana oleh berbagai perusahaan teknologi tinggi Israel mengalami penurunan sebesar 70 persen pada paruh pertama tahun ini.
Sebelum serangan militan Hamas yang menyasar Israel pada 7 Oktober, investasi pada perusahaan rintisan (startup) teknologi tinggi di Israel juga mengalami penurunan.
Ini terjadi seiring dengan melambatnya perekonomian global.
Hal ini disebabkan bangkrutnya Silicon Valley Bank (SVB).
Sehingga, Israel kehilangan sumber pendanaan utama dalam investasi dan pengembangan teknologi tinggi.
CEO LeumiTech, Maya Eisen Zafrir mengatakan untuk mendatangkan investasi di sektor teknologi Israel saat ini dan beberapa bulan ke depan akan cukup berat seiring perang yang tak kunjung berhenti.
Tercatat, pada tahun 2019 Israel berhasil mendatangkan investasi sektor teknologi senilai USD10,4 miliar atau setara Rp164 triliun dengan kurs Rp16.800 per dolar Amerika.
Pada tahun 2021, Israel mendapat catatan rekor tertinggi dengan nilai investasi Rp411 triliun.
Kemudian, pada tahun 2022 nilai investasi mencapai Rp253 triliun.
Menjelang memasuki kuartal keempat 2023, investasi teknologi yang masuk ke Israel menurun drastis menjadi USD5 miliar atau Rp79 triliun.
Investasi teknologi yang masuk ke Israel umumnya disalurkan untuk pengembangan start-up.
“Tentu saja, ketika kita berada di tengah-tengah perang, sulit membayangkan kesepakatan besar akan terjadi,”
kata CEO Startup Nation Central, Avi Hasson.