Tuai Pro-Kontra Saat Debat Capres dan Cawapres, Proyek Food Estate Indonesia Justru Mau Dicontek Vietnam
Erick mengatakan hal ini disampaikan pemerintah Vietnam kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Erick mengatakan hal ini disampaikan pemerintah Vietnam kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Tuai Pro-Kontra Saat Debat Capres dan Cawapres, Proyek Food Estate Indonesia Justru Mau Dicontek Vietnam
Proyek Food Estate Indonesia Justru Mau Dicontek Vietnam
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut Vietnam ingin membuat lumbung pangan atau food estate, seperti Indonesia.
Erick mengatakan hal ini disampaikan pemerintah Vietnam kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Saya kemarin baru dari Vietnam bersama Bapak Jokowi. Vietnam bilang, 'Pak Jokowi, saya ingin mengikuti Indonesia bikin food estate',"
kata Erick dalam acara 'Memilih Masa Depan' di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Sabtu (3/2).
Erick mengatakan Vietnam akan membuka 1 juta hektare lahan untuk ditanami padi.
Namun food estate yang ingin dikerjakan Vietnam berbeda dengan yang ada di Indonesia. Alasannya karena mereka sudah mencapai swasembada pangan.
"Tapi mereka beda, kita bilangkan 'kan sudah swasembada'. Enggak, kita tetap mau bikin 1 juta hektare padi bersih," kata Erick.
Erick menjelaskan, padi bersih yang dimaksud yakni tanaman yang airnya tidak tercemar limbah dan menggunakan pupuk organik. Sebab hasil panennya akan dijual ke luar negeri.
"Dia bilang ini buat pasaran Eropa dan Amerika. Mereka sudah berpikir sampai kesana," tutur Erick.
Erick menegaskan food estate merupakan suatu keharusan. Hal ini mengingat jumlah masyarakat Indonesia yang semakin banyak dan tingkat ekonomi yang melonjak sehingga kebutuhan terhadap pangan meningkat.
"Food estate adalah sebuah keharusan, apakah nanti padi, gula, jagung, karena itu adalah bagian dari ketahanan dari pada ekonomi kita juga. Ini yang kita mau, kita juga harus berkaca dengan negara lain. Mereka bisa, kita harus bisa," ujar Erick.
merdeka.com
Sebelumnya, Calon Presiden Nomor Urut 2 Prabowo Subianto menegaskan proyek lumbung pangan atau Food Estate merupakan keharusan.
Dia pun menyinggung pihak-pihak yang menolak pembangunan atau mempertanyakan pentingnya Food Estate.
Prabowo bilang, Food Estate bisa menjadi solusi atas ancaman krisis pangan. Diketahui, proyek ini menyasar sejumlah komoditas pangan andalan agar bisa disuplai dengan jumlah yang besar.
Dia membeberkan ada 2 kemungkinan bagi orang yang mempertanyakan Food Estate.
"Food estate adalah keharusan. Kalau ada tokoh-tokoh nasional yang mempertanyakan Food Estate, menurut saya, hanya 2 kemungkinan: dia tidak paham atau dia tidak mau paham, dan dua-duanya nya itu tidak baik," ucap Prabowo Subianto dalam Trimegah Political and Economic Outlook 2024, di Ritz-Carlton Pasific Place, Jakarta, Rabu (31/1) lalu.
Kendati bernada sindiran, Prabowo tak mengungkap siapa yang dimaksud tokoh nasional yang mempertanyakan Food Estate.
Namun, dalam beberapa kesempatan, proyek lumbung pangan itu disoroti oleh Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor Urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Prabowo menegaskan, inisiasi lumbung pangan nasional itu sudah ada sejak zaman pemerintahan Presiden pertama RI, Soekarno. Bahkan, secara konsepnya sudah ada sejak zaman Belanda.
"Food Estate sudah pemikiran strategis dari Bung Karno dan bahkan sebelum ya dari Belanda, sudah ada rencana-rencana yang lama kita tinggal buka. Tapi intinya adalah masa depan kita juga sangat cerah," urainya.
Menurutnya, Food Estate juga bisa menjadi jawaban atas masalah krisis kekurangan air sebagai lanjutan dari badai kering El Nino. Salah satunya, mengubah lahan rawa menjadi sawah.
"Saudara-saudara, kita punya rawa 22 juta hektar, rawa, ternyata rawa itu ada 2 macam para ahli mengatakan, istilah ilmiahnya saya kurang menguasai, tapi intinya dari 22 juta, 11 juta rawa itu yang bisa diubah menjadi sawah, menjadi lumbung padi, menjadi Food Estate,"
kata Prabowo mengakhiri.