Viral Meme Timnas Sengaja Kalah di AFC 2024 karena Takut Berhadapan Bea Cukai, Cerita Piala Disita Ternyata Pernah Terjadi
Ternyata, tahun lalu sempat viral Bea Cukai menyita piala dari luar negeri dan meminta harus bayar bea masuk.
Meme tersebut mengatakan bahwa timnas Indonesia sengaja kalah karena tak mau ribet mengambil piala di Bea Cukai.
Viral Meme Timnas Sengaja Kalah di AFC 2024 karena Takut Berhadapan Bea Cukai, Cerita Piala Disita Ternyata Pernah Terjadi
Viral Meme Timnas Sengaja Kalah di AFC 2024 karena Takut Berhadapan Bea Cukai, Cerita Piala Disita Ternyata Pernah Terjadi
Timnas Indonesia gagal melaju ke babak final Piala Asia U-23 2024. Pasukan dipimpin Shin Tae-yong dikalahkan Uzbekistan dengan skor 0-2, Senin (29/4) malam di Abdullah bin Khalifa Stadium, Doha.
Setelah kekalahan ini, muncul meme dari netizen yang mengaitkan kekalahan timnas Indonesia dengan Bea Cukai. Meme tersebut mengatakan bahwa timnas Indonesia sengaja kalah karena tak mau ribet mengambil piala di Bea Cukai.
Ternyata, tahun lalu sempat viral Bea Cukai menyita piala dari luar negeri dan meminta harus bayar bea masuk.
Kejadian ini menimpa Fatimah Zahratunnisa beberapa tahun lalu yang dimintai pajak hingga Rp4 juta dari Bea Cukai karena membawa piala kompetisi menyanyi di Jepang. Juru Bicara Kementerian Keuangan, Yustinus Prastowo mengatakan sudah menghubungi Fatimah dan meminta maaf.
"Kami sudah menghubungi yang bersangkutan. Saya pribadi sudah mention minta maaf atas perlakuan yang tidak menyenangkan itu," kata Prastowo saat ditemui di Hotel Discovery Ancol, Jakarta Utara, Selasa (21/3).
Pras menyadari pengalaman Fatimah beberapa waktu lalu itu tidak mengenakan. "Pasti tidak nyaman dan kita mendoakan juga yang bersangkutan makin sukses," ungkapnya.
Pras mengatakan hal ini menjadi pelajaran yang baik bagi semua pihak. Kejadian 8 tahun lalu ini merupakan kesalahpahaman saat bekerja. "Ini menjadi pelajaran yang bagus. Itu kan kejadian 8 tahun yang lalu. Memang ini soal komunikasi saya rasa," kata dia.
Dia pun menegaskan tidak akan membenarkan yang dilakukan petugas bea cukai kala itu. Apapun alasannya, Pras menilai seharusnya hal itu tidak pernah dilakukan. "Saya rasa anomali ada perilaku seperti itu, tidak dibenarkan secara aturan maupun kebijakan," tugasnya.
Sebelumnya, nama Fatimah Zahratunnisa menjadi sorotan di media sosial saat ini, usai dirinya menceritakan pengalamannya mengirim piala sebagai hadiah memenangkan kompetisi menyanyi di Jepang, namun mendapat tagihan pajak hingga Rp4 juta dari Bea Cukai.
Fatimah diketahui mengikuti ajang pencarian bakat Jepang, I Can Sing in Japanese, pada September 2015 dan berhasil menang setelah mengalahkan sebelas peserta lain dari negara lainnya.
"2015 menang acara nyanyi di TV Jepang, pialanya dikirim ke Indo karena gede banget buat dibawa di pesawat. Ditagih pajak 4 juta. Padahal hadiah lombanya gak ada hadiah uang cuma piala itu doang. Menang lomba kok nombok," tulis Fatimah dalam unggahan akun Twitter @zahratunnisaf.
Fatimah yang merasa tidak terima, kemudian mengajukan dokumen untuk membuktikan bahwa piala tersebut benar-benar merupakan hadiah. Sampai-sampai dia menunjukkan bakat nyanyinya kepada pihak bea cukai.
"Tidak terima dong. Akhirnya ngajuin apa ya istilahnya, ribet deh butuh banyak surat lalala yang membuktikan kalo itu tuh hadiah. Sampai nunjukin video acara TV nya juga baru orang bea cukai percaya. Mana waktu di kantornya disuruh nyanyi buat buktiin bisa nyanyi apa tidak," katanya.
Meskipun pihak bea cukai akhirnya percaya, dia masih menghadapi pertanyaan tentang berapa besaran uang yang bisa dikeluarkan untuk membayar pengiriman piala tersebut.
"Tapi ya meskipun mereka akhirnya percaya aku memang lomba, masih ditanya lagi 'kamu ada uang berapa sekarang? Bisa bayar berapa?". WAH KACAU EMOSI BGT hadiah sendiri masa disuruh bayar?! Aku jawab, 5000 buat ongkos naik angkot pulang!," keluhnya.
Dengan tawar-menawar, Fatimah bisa membawa pulang piala secara gratis. Walaupun gadis ini masih akan tetap mengingat pertanyaan pembayaran itu.
"Untungnya bisa bawa pulang secara gratis akhirnya setelah tawar menawar secara ketat. Tapi adanya kalimat 'kamu bisa bayar berapa?' itu aku bawa dendam sampai sekarang," ujar dia.