Dua Menu Simpel Usulan Chef Devina Hermawan untuk Program Makan Bergizi Gratis dengan Bujet Rp10.000
Chef Devina Hermawan mengajukan beberapa ide mengenai isi program makanan bergizi gratis yang tetap realistis dengan bujet Rp10.000.
Devina Hermawan atau Chef Devina Hermawan ikut merespons mengenai penurunan anggaran untuk program makan bergizi gratis yang mengundang banyak perhatian.
Saat ini, biaya yang ditetapkan untuk setiap porsi makan bergizi gratis adalah Rp10.000 untuk setiap anak dan ibu hamil, turun dari Rp15.000 sebelumnya. Dengan anggaran yang terbatas, banyak pihak meragukan biaya tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan.
- Menu yang Didapat dari Jatah Anggaran Makan Bergizi Gratis Rp10.000
- Menu Program Makan Bergizi Gratis Turun jadi Rp10 Ribu Tapi Anggaran Tetap Rp71 T, Ini Kata Cak Imin
- Digelar Serentak, Program Makan Bergizi Gratis Dimulai 2 Januari 2025
- Heru Sebut Menu Makanan Bergizi Gratis Murid SD di Jakarta Kisaran Rp25.000 per Porsi
Chef Devina mengemukakan beberapa ide mengenai isi program makan bergizi yang masih realistis dari segi gizi dan harga. Melalui akun media sosialnya, chef yang dikenal sering membagikan resep ekonomis ini menyarankan penggunaan telur.
"Solusi konkret anggaran makan bergizi Rp10.000 per anak: 2 butir telur dan 1 susu UHT. Kenapa? 1. Telur merupakan sumber protein dan nutrisi terbaik dan termurah. No debat!," tulisnya di akun X (dulu Twitter) miliknya, @hermawan_devina pada 4 Desember 2024.
Selain itu, Chef Devina juga menjelaskan alasan lain yang mendukung usulannya, seperti mengurangi risiko makanan basi atau keracunan serta menghilangkan biaya untuk packaging dan dapur pusat, yang pada gilirannya dapat mengurangi biaya logistik.
"Ini bisa jauh mengurangi biaya logistik karena bisa dikondisikan telur (disarankan telur rebus) dapat diproses dari tiap-tiap sekolah saja dan tidak perlu pengiriman dari dapur pusat," kata Chef Devina.
Di samping itu, menurutnya, telur dan susu dapat memenuhi variasi selera makan anak. Hal ini dikarenakan kedua menu tersebut hanya berfungsi sebagai pelengkap kebiasaan makan yang sudah ada.
Reaksi Netizen
Devina Hermawan menyatakan "Telur dan susu sudah tersedia di berbagai daerah, pengadaan jadi lebih mudah dan terukur. Kandungan nutrisinya sudah terbukti dan teruji di seluruh penjuru dunia."
Slogan yang diusungnya adalah "murah bukan murahan!". Cuitan tersebut segera mendapatkan beragam tanggapan dari publik. Banyak yang setuju solusi mengonsumsi dua telur dan satu susu UHT dapat menjadi pilihan, namun tidak sedikit juga yang menolak ide tersebut.
Hingga berita ini ditulis, cuitan itu telah dilihat lebih dari 1,1 juta kali dan mendapatkan lebih dari 11 ribu suka. Hal ini menunjukkan bahwa menyajikan dua menu yang sama setiap hari bisa membuat orang dewasa merasa bosan, apalagi anak-anak.
Salah satu warganet berkomentar, "Tiap hari dikasih makan telur + susu UHT anak-anak bisa bosan. Belum lagi kalau ada yang alergi telur & susu."
Komentar lainnya menyatakan, "Tiap hari selama 5 tahun makan telur rebus Mulu, bosen iya bisulan iya juga chef."
Pengguna lain menambahkan, "Ini salah satu contoh bikin program hanya karena ingin menang tanpa memikirkan asal muasal, sebab musabab, tanpa riset, jadinya ya begini, dari yg semula 25 ribu, turun 20 ribu, turun lagi 15 ribu, eeeeeehhh sekarang malah ke 10r ibu, itu aja masih ngos ngosan, hadeeeeeehhhh."
Selain itu, seorang warganet juga memberikan saran, "Susu proteinnya kecil, tp harganya sangat mahal dengan skala budget 10rb itu. Tempe (19g/100g) best option, murah dan protein hampir setara daging (26g/100g)."
Skema Pengelolaan Dana Makan Siang Gratis yang Cuma Rp10.000
Presiden Prabowo Subianto mengumumkan biaya untuk program makan bergizi gratis telah mengalami penurunan, dari sebelumnya Rp15.000 per porsi menjadi Rp10.000. Anggaran sebesar Rp71 triliun untuk tahun 2025 telah ditetapkan dan akan ditujukan kepada sekitar 19,47 juta orang, termasuk anak-anak sekolah serta ibu hamil dan menyusui.
Keputusan ini menimbulkan berbagai reaksi dari banyak pihak, salah satunya Fedi Nuril. Aktor yang dikenal sering mengkritik kebijakan pemerintah tersebut mempertanyakan apakah Rp10.000 cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dari makanan bergizi gratis. Ia pun mencuit di akun X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, pada Senin, 2 Desember 2024, menanyakan kepada para ahli gizi, “Apakah Rp10 ribu memang memungkinkan untuk menyediakan satu porsi makanan bergizi lengkap untuk anak dan ibu hamil?”
Pertanyaan yang diajukan oleh Fedi mendapat tanggapan dari seorang ahli gizi bernama Hafizha Anisa. Dalam penjelasannya, Hafizha merinci jenis-jenis nutrisi yang diperlukan oleh anak-anak sesuai dengan usia mereka, serta kebutuhan nutrisi bagi ibu hamil dan menyusui.
Ia menyatakan dengan anggaran Rp10 ribu per porsi, sekitar 70 persen dari dana tersebut, yaitu Rp7.000, dapat digunakan untuk membeli bahan makanan. Sementara itu, biaya untuk pengemasan dan jasa pengantaran akan memakan biaya sebesar 15 persen, yaitu Rp1.500 dan keuntungan untuk mitra juga sebesar 15 persen, yakni Rp1.500. Dengan demikian, anggaran Rp7.000 akan dialokasikan untuk pembelian bahan makanan yang diperlukan.
Cukupkah untuk Pemenuhan Gizi Anak Sekolah?
Bahan makanan protein: Rp4.200. Karbo Rp1.500. Sayur Rp500. Bumbu dan minyak Rp800, ujar Hafizhah. Ia menjelaskan kebutuhan kalori untuk setiap anak bervariasi tergantung pada usia mereka.
Sebagai contoh, anak berumur 7 hingga 9 tahun memerlukan 1.650 kalori, sementara anak usia 10 hingga 12 tahun membutuhkan 1.900 kalori. Dengan demikian, program makanan bergizi gratis harus mampu menyediakan antara 550 hingga 630 kalori dan setidaknya 10 gram protein per sajian.
"Dengan anggaran Rp10 ribu, bahan lauk protein di atas harus bisa dibeli mitra katering dengan harga Rp4200," tambahnya.
Menurut survei yang dilakukan Hafizhah di X, sebanyak 84 persen warganet berpendapat sangat tidak mungkin untuk membeli dua jenis protein hanya dengan biaya Rp4.200.
Hafizhah juga mengingatkan program serupa pernah dilaksanakan pada masa Presiden SBY, yang dikenal dengan nama Program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT AS).
"Bentuknya cemilan dan cuma sanggup berjalan 2 tahun 2010-2011. Budget 2500/anak. Faktor kegagalan utama: TIDAK MEMPERTIMBANGKAN VARIASI HARGA TIAP DAERAH," jelasnya.
Ia menekankan pentingnya kritik dari rakyat dan ahli gizi terhadap program tersebut. "Gpp lah sebagai rakyat & ahli gizi kritik. Sah-sah aja toh? Mari kawal nanti, 10k bisa jadi makanan bergizi atau tidak. Kalau bisa, alhamdulillah," tutupnya dengan optimisme.