Syekh Ali Jaber Ternyata Masih Ada Darah Indonesia, Ini Alasannya Pilih Jadi WNI
Setelah dinyatakan negatif Covid-19, Syekh Ali Jaber menghembuskan napas terakhirnya pada Kamis (14/1) pukul 08.30 WIB. Kabar duka itu dibagikan sahabat Syekh Ali yakni Ustaz Yusuf Mansur di laman instagramnya.
Setelah dinyatakan negatif Covid-19, Syekh Ali Jaber menghembuskan napas terakhirnya pada Kamis (14/1) pukul 08.30 WIB. Kabar duka itu dibagikan sahabat Syekh Ali yakni Ustaz Yusuf Mansur di laman instagramnya.
"Innaa lillaahi Wa Innaa Ilaihi Raaji'uun. Syaikh Ali Jaber wafat di RS Yarsi, jam 8.30. Mohon do'anya. Kenngan bersama Syeikh Ali begitu banyak. Adik, sahabat, keluarga, sekaligus guru dan tempat bertanya... Sosok yang banyak meninggalkan ajaran dan kenangan," kata Ustaz Yusuf Mansur.
-
Kapan Syekh Siti Jenar lahir? Mengutip Liputan6.com, beberapa sumber menyebut kalau Syekh Siti Jenar lahir di Persia pada tahun 1404 Masehi.
-
Kapan Harun Kabir meninggal? Tanggal 13 November 1947, jadi hari terakhir Harun Kabir dalam menentang kekuasaan Belanda yang kembali datang ke Indonesia.
-
Kapan Gege meninggal? Joe atau Juhana Sutisna dari P Project mengalami duka atas meninggalnya putra kesayangannya, Edge Thariq alias Gege, pada pertengahan Mei 2024.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
-
Kapan Awaloedin Djamin meninggal? Awaloedin Djamin meninggal dunia pada usia 91 tahun, tepatnya pada Kamis, 31 Januari 2019 pukul 14.55 WIB.
-
Apa yang dijajal oleh Wagub Jateng, Taj Yasin Maimoen di Polines? Pada Senin (7/8) Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen, menghadiri Dies Natalis ke-41 Politeknik Negeri Semarang (Polines) ke-41 di Ruang Serbaguna Polines. Dalam kesempatan itu, ia meninjau beberapa stand yang memamerkan produk-produk inovatif, seperti aplikasi Sipadu (Sistem Layanan Administrasi Desa Dukuh), aplikasi peta digital desa, mesin pemotong tempe, truk pengangkut sawit, dan kendaraan berbahan bakar listrik. Selain itu, pria yang akrab disapa Gus Yasin tersebut juga menyempatkan diri untuk menjajal Vysatic, modifikasi kendaraan Vespa Super 150.
Banyak sekali yang mendoakan kepergian Ustaz asal Madinah itu lantaran ia dikenal sebagai sosok yang baik dan sangat rendah hati. Sosoknya pun selalu menjadi sorotan dan membuat penasaran. Salah satunya mengenai ia yang ternyata masih berdarah Indonesia.
Kakek Kelahiran Jawa Tengah
Dalam video di saluran YouTube Trans7 Official dengan tajuk 'Hitam Putih - Syeikh Ali Jaber (29/7/16) 4-1' yang tayang pada 31 Juli 2020 silam, Syekh Ali menceritakan tentang sejarah keluarganya yang ternyata masih memiliki darah Indonesia.
"Sebenernya pertama kali saya ke Indonesia hanya kunjungan silaturahmi karena ada hubungan darah ke Indonesia. Ternyata sejak saya di Indonesia ingin kenal keluarga, siapa saja keluarga saya. Ternyata saya menemukan kakek saya kelahiran bumi ayu, Jawa Tengah," papar Syekh Ali.
"Bahkan salah satu juga saudara dari kakek saya adalah yang jadi korban tewas jajah Jepang. Menurut saya, saya Arab asli. Jadi Arab asli tapi darah saya tidak jauh dari Indonesia," lanjut dia.
Menjadi WNI
Syekh Ali bahkan menjelaskan bahwa dirinya telah menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) sejak lama. Hal tersebut bermula dari tawaran yang diberikan oleh Presiden Indonesia keenam, Susilo Bambang Yudhoyono.
"Ya (dapat kewarganegaraan Indonesia dari) Bapak Presiden SBY. Sebenarnya saya tidak memilih, ketika saya datang ke Indonesia kunjungan silaturahmi saja. Ketika saya mendapat kesempatan salat magrib di Masjid Agung Sunda Kelapa, saya diajak sama satu sahabat untuk salat di masjid. Kebetulan saat saya di sana bertemu dengan pengurus masjid yang mendorong saya menjadi imam," kata Syekh Ali.
"Kebetulan saya jadi imam beliau tersentuh dan minta lagi. Cuma visa saya sebagai orang asing bisa habis tapi ternyata mereka bisa membantu untuk tinggal. Ada sebuah kesan (jadi saya mau menetap di Indonesia)," sambungnya.
Lancar Bahasa Indonesia
Sudah lebih dari 10 tahun menetap di Indonesia, Syekh Ali pun sudah semakin lancar berbahasa Indonesia. Padahal, semula saat datang ke Tanah Air, ia mengaku sama sekali belum bisa bicara dalam bahasa Indonesia.
"Sangat lancar (bicara bahasa Indonesia) insya allah. Saya sekarang sudah masuk tujuh tahun. Sebenernya sejak 2008 saya belum bisa (bicara dalam bahasa Indonesia). Sebenernya bahasa itu bagaimana kita sehari-hari. Jadi saya bergaul mungkin bahasa saya selalu dikatakan teman-teman saya lebih ke bahasa gaul," jelasnya.
(mdk/end)