Apakah Manusia Bisa Melihat Jin? Pandangan dari Ustadz Adi Hidayat
Jika seseorang mengklaim dapat melihat jin, itu menunjukkan adanya pengaruh tertentu.
Fenomena mengenai kemampuan melihat jin sering kali menjadi topik hangat di kalangan masyarakat. Banyak individu yang mengklaim memiliki kemampuan untuk melihat makhluk yang tidak tampak ini. Namun, Ustadz Adi Hidayat (UAH) mengingatkan agar klaim tersebut harus ditanggapi dengan hati-hati. Dalam ceramahnya yang diambil dari tayangan video di kanal YouTube @BSLO, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa jin adalah makhluk yang secara alami tersembunyi. Istilah "jin" sendiri berasal dari kata yang berarti "tersembunyi" atau "tidak terlihat."
“Jin itu disebut jin karena fitrahnya tidak terlihat. Lawannya adalah insan, manusia yang terlihat. Maka mustahil manusia bisa melihat jin dengan mata biasa,” ungkap Ustadz Adi Hidayat. Ia menambahkan, jika ada orang yang mengklaim dapat melihat jin, hal tersebut menunjukkan adanya intervensi tertentu. “Kalau ada yang mengatakan bisa melihat jin, itu berarti orang tersebut sedang berada dalam pengaruh jin. Ingat, hanya jin yang bisa melihat jin,” tambahnya.
-
Apa definisi dari jin qorin menurut Islam? Jin qorin, makhluk gaib yang diberikan tugas oleh Allah Swt. untuk mendampingi kehidupan manusia, memegang peran penting dalam mempengaruhi manusia.
-
Apa yang dimaksud dengan "istinja" dalam Islam? Istinja adalah tindakan membersihkan najis dalam Islam setelah buang air. Hukum istinja adalah wajib untuk membersihkan najis setelah buang air kecil atau besar.
-
Apa arti dari kata "Islam"? "Mengutip dari situs mui.or.id, kata Islam berasal dari kata dari “aslama”, “yuslimu”, “islaaman” yang berarti tunduk, patuh, dan selamat. Islam berarti kepasrahan atau ketundukan secara total kepada ajaran-ajaran Islam yang diberikan oleh Allah SWT."
-
Apa makna dari kalimat "Innalilahi wainnailahi rojiun" dalam Islam? "Innalilahi wainnailahi rojiun" merujuk kepada pengakuan seseorang atas kuasa Allah SWT. Artinya jika seseorang mengucap kalimat itu berarti dia menyatakan bahwa tak ada jiwa selain kehendak Allah SWT.
-
Apa saja jenis najis yang ada dalam Islam? Najis dalam Islam dibagi menjadi tiga macam yaitu mughalladhah, mukhaffafah, dan mutawassithah.
-
Bagaimana Nabi Sulaiman menundukkan jin? Katika hendak menundukan mereka, Nabi Sulaiman berdoa sebagaimana dalam Al-Qur'an surat An Naml ayat 30 dan 31 :"Bismilaahir rahmanir rahim. Allaa ta’luu ‘alayya wa'tuunii muslimiin."Artinya: "Dengan menyebut nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu berlaku sombong kepadaku, dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri."
UAH juga menjelaskan bahwa jin yang menunjukkan dirinya kepada manusia biasanya dalam keadaan tidak normal, dan penampakan tersebut terjadi karena jin tersebut melanggar fitrahnya atau mengalami gangguan tertentu. “Kalau ada jin melakukan penampakan, itu tandanya jin tersebut sedang bermasalah. Keluar dari fitrahnya sebagai makhluk tersembunyi,” tegas UAH. Simak ulasan lengkapnya dibawah ini, dilansir Merdeka.com dari berbagai sumber, Selasa(17/12).
Hindarilah Berinteraksi dengan Makhluk Halus
Dalam ajaran Islam, terdapat prinsip dasar yang menunjukkan bahwa manusia dan jin diciptakan dengan karakteristik yang berbeda. Manusia memiliki kemampuan untuk melihat dan memahami alam nyata, sementara jin berada di dalam alam gaib. Ustadz Adi Hidayat mengingatkan agar masyarakat tidak terburu-buru percaya pada klaim yang menyatakan seseorang dapat melihat jin.
Ia menegaskan bahwa sering kali klaim tersebut digunakan untuk menakut-nakuti atau bahkan menipu orang lain. "Ketika ada orang yang mengaku bisa melihat jin, jangan langsung percaya. Bisa jadi itu hanya ilusi atau tipu daya jin sendiri," ujarnya. Dalam perspektif Islam, jin adalah makhluk ciptaan Allah yang memiliki tugas dan tanggung jawab mirip dengan manusia. Namun, keberadaan jin tidak seharusnya menimbulkan ketakutan atau disembah.
Al-Qur'an menjelaskan bahwa tujuan penciptaan manusia dan jin adalah untuk beribadah kepada Allah. Ustadz Adi Hidayat menekankan pentingnya menghindari interaksi dengan jin, karena mereka dapat menjadi ujian atau fitnah bagi manusia, terutama jika seseorang terlalu terfokus pada keberadaan mereka. "Kita sebagai manusia sudah diberikan tugas yang jelas, yaitu beribadah kepada Allah. Jangan teralihkan oleh urusan jin yang sebenarnya bukan tugas kita untuk mengurusnya," kata Ustadz Adi Hidayat.
Fenomena penampakan jin sering kali menjadi perbincangan hangat di masyarakat, terutama melalui kisah-kisah mistis atau cerita horor. Namun, Ustadz Adi Hidayat mengajak umat Islam untuk lebih mengutamakan akidah dan tidak mudah terpengaruh oleh narasi-narasi semacam itu.
Mengedepankan keyakinan yang kuat dan menjauhi hal-hal yang tidak bermanfaat adalah langkah bijak dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, kita dapat lebih fokus pada ibadah dan hubungan kita dengan Allah tanpa terganggu oleh isu-isu yang tidak jelas.
Fokuslah pada Tindakan yang Penting
Ustadz Adi Hidayat menekankan pentingnya fokus pada hal-hal yang memberikan manfaat. Ia menyarankan agar tidak menghabiskan waktu untuk urusan yang tidak jelas, "Fokus kita adalah pada hal-hal yang bermanfaat. Jangan buang waktu untuk hal yang tidak jelas seperti ini," tambahnya.
Dalam kesempatan ini, ia juga mengingatkan umat agar berlindung kepada Allah dari gangguan jin melalui doa dan amalan harian yang telah diajarkan dalam Islam. Membaca ayat-ayat tertentu seperti Al-Fatihah, Ayat Kursi, serta Al-Mu'awwidzatain (Surah Al-Falaq dan An-Nas) dapat menjadi cara yang efektif untuk melindungi diri dari gangguan jin.
Ia menambahkan, "Kalau merasa terganggu, perbanyak zikir dan baca Al-Qur'an. Itu adalah perisai terbaik dari gangguan makhluk gaib," jelasnya. Ustadz Adi Hidayat juga mengingatkan agar umat Islam tidak mencari bantuan dari paranormal atau dukun dalam menghadapi gangguan jin, karena tindakan tersebut bertentangan dengan ajaran Islam dan bisa mendatangkan dosa. "Bersandar kepada dukun atau paranormal hanya akan membuat kita semakin jauh dari Allah. Jadikan Allah satu-satunya tempat bergantung," tegasnya.
Di akhir penjelasannya, Ustadz Adi Hidayat mengajak umat Islam untuk memperkuat iman dan akidah agar tidak mudah terpengaruh oleh fenomena mistis. Ia menjelaskan bahwa kunci utama untuk menghadapi gangguan gaib adalah dengan mendekatkan diri kepada Allah. "Jin itu ada, tapi tidak perlu kita takuti.
Fokuslah pada ibadah dan jadikan Allah sebagai pelindung kita," pungkasnya. Dengan penjelasan tersebut, Ustadz Adi Hidayat berharap masyarakat dapat memahami posisi jin dalam Islam dan tidak terjebak dalam keyakinan atau praktik yang bertentangan dengan akidah.