CEK FAKTA: Tidak Benar Ada Meteor Jatuh di Surabaya
Video yang diklaim sebuah meteor jatuh di Surabaya adalah tidak benar. Video itu bukan meteor, tetapi sampah antariksa yang jatuh ke bumi. Namun jatuhnya bukan di Indonesia, melainkan di negara lain
Sebuah video yang diklaim meteor jatuh ke bumi beredar di media sosial Facebook hingga Twitter. Salah satunya akun Facebook M Fuad AL Zaini. Akun ini mengunggah video saat sinar jatuh dan diklaim seperti meteor.
-
Bagaimana hujan meteor terjadi? Hujan meteor pada dasarnya adalah puing-puing luar angkasa yang jatuh melalui atmosfer bumi, dan terbakar saat masuk ke atmosfer.
-
Bagaimana meteoroid bisa 'jatuh' ke Bumi? Saat meteorid menghantam satu sama lain di angkasa, serpihannya masuk ke Bumi. Serpihan tersebut, tersebar di langit dan jatuh di dataran Bumi.
-
Apa itu hujan meteor? Hujan meteor adalah suatu fenomena alam luar angkasa yang terjadi ketika meteor jatuh terbang di angkasa.
-
Bagaimana meteor menghantam Bulan? Dampak kecepatan tinggi itu menghasilkan panas yang hebat dan menciptakan kawah, sekaligus memberikan kilatan cahaya tampak cerah.
-
Dimana meteoroid berada sebelum 'jatuh' ke Bumi? Meteorid atau 'bintang jatuh', merupakan benda langit yang terlihat 'jatuh' di malam hari. Berbentuk bola gas panas dengan ukuran dan massa yang sangat besar. Bahkan ukurannya melebihi bumi.
-
Kapan Hari Asteroid Sedunia diperingati? Setiap tanggal 30 Juni, kita memperingati Hari Asteroid Sedunia
Facebook/M Fuad AL Zaini
"Kayak meteor jatuh, kejadiannya d sby.
Smoga tanda berakhirnya corona. Amin ya rob...alfatehah".
Di sejumlah media sosial lainnya, video tersebut diklaim tidak hanya di Surabaya, tetapi juga di Papua.
Penelusuran
Menurut penelusuran merdeka.com, video tersebut adalah tidak benar. Dalam artikel Kompas.com berjudul "Viral Video Diklaim Meteor Jatuh, Benarkah Terjadi di Indonesia? Simak Penjelasan Lapan" pada 9 Mei 2020, dijelaskan bahwa video itu bukan meteor, tetapi sampah antariksa yang jatuh ke bumi.
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaludin memastikan bahwa video yang beredar di media sosial itu tersebut merupakan video editan. Selain itu, lanjut Thomas, video tersebut juga telah diedit ke beberapa versi dengan narasi yang berbeda.
"Itu sudah dimodifikasi itu, itu editan. Karena saya sudah dapat informasi bahwa itu ada versi bahasa Inggris-nya," kata Thomas saat dikonfirmasi, Sabtu (9/5/2020).
"Saya terima informasi pertama kali dengan video yang sama di Merauke, kemudian ada lagi yang mengirim video yang sama di Aceh, ada lagi yang mengirim dengan video yang sama di Jawa Timur, macam-macam," lanjut dia.
Ia menjelaskan, benda yang terlihat pada video itu bukan meteor, melainkan sampah antariksa yang jatuh ke bumi. Thomas memastikan, sampah antariksa itu tidak jatuh di wilayah Indonesia. Menurut dia, sampah antariksa biasanya bekas roket yang meluncurkan satelit.
Setelah sekian lama, benda itu menjadi sampah antariksa dan masuk ke atmosfer. "Itu sampah antariksa yang jatuh di suatu tempat, bukan di Indonesia. Tapi saya belum menemukan kejadian persisnya di mana," kata dia.
Thomas menyebutkan, benda itu akan terbakar dan pecah ketika berada pada ketinggian sekitar 120 kilometer dari Bumi. Serpihan-serpihan yang terbakar di sekitar obyek juga menguatkan bukti bahwa benda yang jatuh itu adalah sampah antariksa.
Menurut Thomas, sampah antariksa akan berbahaya jika jatuh di permukiman. Namun, probabilitasnya sangat kecil dan belum pernah terjadi.
"Kalau kena permukiman sih bahaya, tapi probabilitasnya kecil sekali. Bumi kan luas sekali. Selama ini belum ada kasus sampah antariksa yang jatuh di fasilitas manusia," kata Thomas.
Kesimpulan
Video yang diklaim sebuah meteor jatuh di Surabaya adalah tidak benar. Video itu bukan meteor, tetapi sampah antariksa yang jatuh ke bumi. Namun jatuhnya bukan di Indonesia, melainkan di negara lain.
(mdk/noe)