Amerika sudah malas bela Israel
Presiden Barack Hussein Obama tak bisa bela Negeri Bintang Daud jika tidak mematuhi perjanjian damai dengan Palestina.
Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama membuat pernyataan mengejutkan. Dia menegaskan tak lagi mau membantu Israel jika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu gagal memenuhi perjanjian perdamaian dengan Palestina.
Surat kabar Times of Israel melaporkan, Senin (3/3), dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg Obama mengatakan dia percaya Netanyahu memiliki kemampuan menggalang pendapat warga Israel agar bisa bersama-sama mendukung kesepakatan damai itu. Namun jika tidak, Netanyahu harus mencari pendekatan lebih baik lagi meyakinkan warganya.
Obama menegaskan dia mengutuk pembangunan rumah warga Yahudi di wilayah Tepi Barat Palestina. "Meski kami setia pada Israel namun jika mereka tetap mengerjakan proyek itu akan sangat sulit bagi Amerika membela mereka sebab bakal menyakitkan masyarakat internasional," ujarnya.
Presiden kulit hitam itu pun juga mengatakan sejauh ini Presiden Otoritas Palestina Mahmud Abbas justru memperlihatkan komitmennya pada non kekerasan dan upaya diplomatik demi menyelesaikan konflik. Baru-baru ini Abbas bertemu dengan Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry demi membahas perundingan damai Israel-Palestina.
Agenda perdamaian bergulir Juli tahun lalu harusnya mencapai kesepakatan dalam sembilan bulan namun belum ada kemajuan yang berarti. Meski dokumen kesepakatan itu belum pernah diterbitkan namun mereka sudah menegosiasikan isu sentral konflik seperti perbatasan, keamanan, soal Yerusaem, permukiman warga Yahudi, dan hak kembali bagi pengungsi serta tahanan Palestina.
Netanyahu hendak bertandang ke Gedung Putih dengan agenda menanyakan persoalan nuklir Iran namun nampaknya Obama juga mempunyai agenda membahas kesepakatan damai itu. Amerika setuju konflik ini harus dihentikan.