Gus Baha: Hebatnya Apa Israel?
Gus Baha menolak pandangan yang menyatakan bahwa Israel tidak dapat dikalahkan dan sangat kuat.
Perang Israel-Palestina masih berlangsung hingga saat ini, dengan banyaknya korban yang berjatuhan. Tragedi ini menjadi perhatian dunia internasional.
Menurut laporan Antara, Otoritas Kesehatan Gaza mengungkapkan bahwa pada Kamis (24/10/2024), jumlah warga Palestina yang meninggal akibat serangan Israel di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 42.847 jiwa. Dengan terus meningkatnya jumlah korban di pihak Palestina, ada anggapan di masyarakat bahwa Israel memiliki kekuatan yang tak tertandingi dan tidak mungkin dikalahkan.
Namun, KH. Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) memberikan tanggapan yang berbeda terhadap pandangan tersebut. Ia menolak anggapan bahwa Israel adalah kekuatan yang hebat dan tidak bisa dikalahkan.
Pendapat ini menunjukkan bahwa meskipun situasi saat ini sangat sulit, ada harapan dan keyakinan bahwa keadilan akan segera terwujud. Dalam konteks yang lebih luas, penting untuk terus mendukung upaya perdamaian dan menyuarakan hak-hak rakyat Palestina.
Palestina Tidak Pernah Menyerah
Gus Baha menanggapi pernyataan yang menyebutkan bahwa Israel tidak dapat dikalahkan. Ia berpendapat bahwa Israel sebenarnya tidak memiliki keunggulan, terutama jika diukur dari aspek kemenangan, karena hingga saat ini Palestina juga tidak bisa dikalahkan.
"Misalnya orang bilang Israel enggak bisa dikalahkan sebetulnya hingga sekarang pun Palestina enggak bisa dikalahkan, hebatnya apa Israel?" jelasnya dalam sebuah tayangan YouTube Short @Penna1 pada Minggu, 25 Oktober 2024.
Menurut Gus Baha, jika Israel benar-benar hebat, maka seharusnya mereka dapat dengan mudah mengalahkan Palestina. Namun, kenyataan tersebut tidak terlihat.
Ia menambahkan bahwa jika Israel ingin menghilangkan Palestina, hal itu hanya bisa dilakukan melalui Google, karena secara de facto Palestina masih ada.
"Nyatanya enggak bisa menghilangkan Palestina paling di Google dihapus gitu saja," tuturnya.
Genosida Israel di Gaza
Invasi militer Israel ke Gaza dilakukan usai operasi Banjir Al-Aqsa 7 Oktober 2023 lalu yang dilakukan Hamas ke wilayah Israel bagian selatan. Aksi para pejuang Palestina itu dilakukan sebagai akumulasi dari penjajahan yang dilakukan Israel kepada Palestina semenjak para pengungsi Yahudi datang ke tanah Palestina sejak runtuhnya kesultanan Ottoman.
Akibat dari invasi militer Israel ke Gaza, semua fasilitas umum seperti masjid, gereja, jalanan, sekolah hingga rumah warga hancur tak tersisa. Jumlah warga Gaza yang meninggal akibat kebrutalan Israel pun begitu banyak lebih dari 42 ribu orang.
Israel mengklaim bahwa pasukannya berusaha menghindari korban sipil dan menuduh Hamas sengaja menempatkan warga sipil di jalur tembak, serta menyatakan bahwa tidak ada batasan dalam pengiriman bantuan.
Namun hal itu hanya bohong belaka. Sebab, Israel memang menjadikan wilayah 'aman' yang menjadi lokasi warga Gaza sebagai target bom-bom mereka.
Israel juga membatasi hingga melarang bantuan kemanusian masuk ke Gaza. Hamas sendiri telah menyatakan tak pernah menjadikan lokasi pengungsian sebagai markas mereka.
Hingga kini tak ada aksi nyata dari dunia internasional untuk menghentikan kekejaman Israel tersebut. Sementara negara-negara Barat seperti Amerika Serikat, Inggris dan para sekutunya yang selama ini selalu menggembar gemborkan HAM justru terus mendukung Israel.