Arkeolog Temukan Seni Cadas Prasejarah di Ketinggian 3.000 Meter, Ada Gambar Manusia Sedang Berdoa
Seni cadas itu berasal dari 3.600-3.2000 tahun lalu.
Kumpulan petroglif atau lebih dikenal dengan seni cadas baru-baru ini ditemukan di pegunungan Alpen. Seni cadas yang ditemukan ini memberikan petunjuk baru tentang keberadaan manusia di daerah pegunungan sejak zaman kuno
Tommaso Malinverno, seorang pendaki menemukan ukiran aneh pada sebuah batu di dasar gletser Pizzo Tresero, kawasan Taman Nasional Stelvio, Pegunungan Alpen, Italia utara, pada ketinggian lebih dari 3.000 meter pada musim panas tahun 2017. Setelah diteliti batu aneh itu ternyata adalah petroglif tertinggi di Eropa.
-
Bagaimana para arkeolog melakukan pemetaan lokasi seni cadas? Bekerjasama dengan pemandu lokal dan fotografi drone, tim arkeolog melakukan pemetaan lokasi seni cadas tersebut untuk pertama kalinya.
-
Apa isi dari surat yang ditemukan para arkeolog? "P.J Féret, penduduk Dieppe, anggota dari berbagai komunitas intelektual, melakukan penggalian di sini pada Januari 1825. Dia melanjutkan penyelidikannya di daerah yang luas ini yang dikenal dengan nama Cité de Limes or Caesar’s Camp."
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di makam kuno di wilayah Segzabad? Arkeolog dari Universitas Tehran menemukan sisa-sisa tengkorak bocah berasal dari 3.000 tahun lalu selama penggalian di sebuah situs pemakaman kuno di wilayah Segzabad, Provinsi Qazvin, di Iran.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Kastil Ayanis? Para arkeolog menemukan beberapa artefak bela diri saat melakukan penggalian di sebuah kastil kuno di Turki. Artefak bela diri tersebut berisi tiga perisai perunggu, baju besi, dan sebuah helm perunggu yang berasal dari 2.700 tahun lalu.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Mesir? Saat menggali sebuah kuburan kuno di Mesir, para arkeolog membuat penemuan langka. Penemuan langka ini benar-benar mengejutkan ahli yang melakukan penggalian. Lantas, apa yang mengejutkan?Sebuah tumor ovarium yang tersemat di panggul seorang wanita yang meninggal lebih dari 3000 tahun.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Mesir? Arkeolog di Mesir menemukan situs yang berisi lebih dari 300 makam mumi.Situs yang ditemukan oleh tim yang bekerja di kota kuno Aswan ini dijuluki 'Kota Orang Mati,' berisi 36 makam yang masing-masing berisi 30 hingga 40 mumi.
Dilansir Arkeonews, ilmuwan dan arkeolog melakukan penelitian pada temuan batu tersebut dan menemukan petroglif itu berasal dari antara 3,600 dan 3.200 tahun yang lalu, selama Zaman Perunggu Pertengahan.
Temuan seni cadas lain
Masih di November ini, para peneliti melaporkan adanya jejak dari ekosistem prasejarah berupa jejak kaki reptil dan amfibi yang terpelihara dengan baik dari 280 juta tahun lalu pada periode Permian, di Taman Orobie Valtellinesi. Temuan ini baru terungkap akibat mencairnya salju karena pemanasan global.
Sebelas petroglif yang ditemukan beberapa tahun terakhir dapat menjadi bagian dari jaringan ukiran yang lebih besar yang mungkin merupakan tempat perlindungan seni cadas.
Di antara petroglif tersebut terdapat figur manusia yang menyerupai “figur berdoa” dengan tangan terangkat ke langit, spiral yang diukir di batu dan penggambaran hewan serta figur geometris lainnya yang maknanya masih tersembunyi.
Petroglif Pizzo Tresero merupakan bukti adanya keberadaan manusia yang sudah sangat lama di daerah pegunungan. Ukiran tersebut terletak di Gavia Pass dan menjadi situs pertama yang mendapat pengakuan Unesco sebagai Situs Warisan Dunia pada tahun 1979.
- Arkeolog Tak Sengaja Temukan Mutiara Gua Pertama di Dunia, Berisi Tembikar dari Zaman Romawi
- Gali Makam Kuno Baru 30 Sentimeter di Bawah Tanah, Arkeolog Temukan Kerangka Perempuan Dipenggal Berusia 4.700 Tahun
- Arkeolog Temukan Pahatan Bergambar Keledai di Lantai Rumah Berusia 13.000 Tahun, Ada Makna Tersembunyi di Baliknya
- Arkeolog Temukan Karya Seni Batu Cadas Berusia 4.000 Tahun, Ada Gambar Daun dan Tongkat Manusia
Menurut presiden wilayah Lombardy, Attilio Fontana penemuan ini memberi nilai khusus pada warisan alam dan budaya Lombardy yang akan menarik minat para ahli dan wisatawan untuk mengunjungi daerah tersebut karena keindahan alam dan sejarahnya yang kaya.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti