AS Desak Israel Lindungi Warga Sipil di Gaza Tapi Malah Kirim Lebih Banyak Bom
Amerika Serikat (AS) mengirim lebih banyak senjata ke Israel, tapi di satu sisi meminta negara zionis itu melindungi warga sipil di Jalur Gaza, Palestina.
Amerika Serikat mengirim 2000 pound atau sekitar 1 ton bom ke Israel, yang akan digunakan untuk menggempur Gaza.
AS Desak Israel Lindungi Warga Sipil di Gaza Tapi Malah Kirim Lebih Banyak Bom
Amerika Serikat (AS) mengirim lebih banyak senjata ke Israel, tapi di satu sisi meminta negara zionis itu melindungi warga sipil di Jalur Gaza, Palestina.
Sumber: The Cradle
Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin pada 2 Desember meminta Israel untuk melindungi warga sipil selama agresi mereka di Gaza dengan dalih memburu Hamas. Permintaan ini disampaikan ketika militer AS mengirim 1 ton bom dan artileri ke Israel yang akan digunakan untuk menggempur Gaza.
Austin mengungkapkan dirinya "mempelajari beberapa hal tentang perang perkotaan" selama bertempur di Irak dan memimpin kampanye melawan ISIS.
“Pelajarannya adalah Anda hanya bisa menang dalam peperangan perkotaan dengan melindungi warga sipil,” tegas Austin.
“Jika Anda membuat warga sipil Gaza jatuh ke tangan musuh, Anda mengganti kemenangan taktis dengan kekalahan strategis.”
Komentar Austin muncul setelah Israel kembali menggempur Gaza setelah gencatan senjata selama tujuh hari.
Pada Sabtu, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan serangan udara Israel menewaskan 700 warga Palestina dalam 24 jam terakhir. Sejak 7 Oktober, Israel telah membunuh sekitar 20.000 warga Palestina di Gaza, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak.
Meskipun pejabat AS meminta Israel untuk mengurangi korban sipil, laporan Wall Street Journal (WSJ) pada 1 Desember menunjukkan militer AS tetap mengirim senjata dalam jumlah besar ke Israel. AS telah memberikan sekitar 15.000 bom dan 57.000 peluru artileri kepada Israel sejak 7 Oktober.
Termasuk di antaranya adalah sekitar 100 bom bunker buster BLU-109 berbobot 1 ton, yang digunakan Israel untuk membunuh 100 warga Palestina dalam satu serangan di kamp pengungsi Jabalia di Gaza, menurut pejabat AS.
"Seperti Hamas, ISIS sangat tersembunyi di wilayah perkotaan. Dan koalisi internasional melawan ISIS bekerja keras untuk melindungi warga sipil dan menciptakan koridor kemanusiaan, bahkan selama pertempuran sulit," jelas Austin.
Namun, kampanye AS melawan ISIS di wilayah perkotaan Mosul Irak dan Raqqa Suriah menyebabkan kerusakan meluas dan jumlah korban sipil yang besar.
Austin, yang sebelumnya merupakan anggota dewan produsen senjata Raytheon, kemudian meminta anggota parlemen yang hadir untuk menyetujui anggaran militer dan pendanaan tambahan untuk Israel.
Namun, beberapa pendukung Israel di Kongres AS mempunyai pandangan yang mengejutkan. Kelompok Senator Demokrat telah mempertimbangkan pembatasan pada bantuan AS kepada Israel, seperti memaksa Israel untuk mengikuti hukum internasional.
"Tingkat kerusakan sipil di dalam Gaza tidak dapat diterima dan tidak dapat berkelanjutan," kata Senator Chris Murphy.
Sumber: The Cradle