AS Wajibkan Hasil Tes Negatif Covid bagi Pendatang dari China
Langkah itu diterapkan di tengah lonjakan kasus COVID di China.
Amerika Serikat akan mewajibkan hasil tes COVID-9 negatif bagi pelaku perjalanan dari China sebagai bagian dari langkah antisipasi baru mulai 5 Januari, seperti diumumkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), Rabu (28/12).
Langkah itu diterapkan di tengah lonjakan kasus COVID di China.
-
Bagaimana Amerika Serikat berusaha mencampuri urusan dalam negeri China? Laporan yang diterbitkan pada Rabu waktu setempat itu menggambarkan China sebagai "rezim yang represif," dengan mengklaim ada genosida di Xinjiang dan pembatasan kegiatan keagamaan tertentu.Dalam laporan tersebut juga menunjukkan peningkatan "anti-Semitisme" secara daring. "Ada hampir 200 juta penganut agama di China. Pemerintah China melindungi kebebasan beragama warga negara sesuai dengan hukum. Orang-orang dari semua kelompok etnis di China berhak sepenuhnya atas kebebasan beragama sebagaimana ditentukan oleh hukum," jelasnya.
-
Mengapa Amerika Serikat menuduh China melakukan genosida? Laporan AS mengklaim ada genosida di Xinjiang dan pembatasan kegiatan keagamaan tertentu serta menunjukkan peningkatan "anti-Semitisme" secara daring.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Siapa yang mengecam langkah Amerika Serikat dalam melarang penggunaan perangkat lunak dan perangkat keras China dalam kendaraan otonom? Di sisi lain, pemerintah Tiongkok mengecam langkah ini dan menyatakan bahwa AS telah memperluas definisi keamanan nasional secara tidak adil.
-
Apa yang sedang dirancang oleh China di luar angkasa? China sedang Merancang Teleskop Luar Angkasa yang Tujuannya Bisa Kalahkan Hubble, Begini Spesifikasinya Demi menglahkan Hubble, China membuat teleskop yang punya spesifikasi tinggi.
-
Apa yang China lakukan untuk melawan pembatasan teknologi dari Amerika? China sebagai negara yang memiliki kapasitas komputasi terbesar kedua di dunia masih tetap mengembangkan teknologi di negaranya untuk meningkatkan ekonomi digital serta menangkal pembatasan teknologi dari Amerika.
"CDC mengumumkan langkah ini untuk mencegah penyebaran COVID-19 di Amerika Serikat selama terjadi peningkatan kasus COVID-19 di China, mengingat minimnya data pengurutan genom virus dan epidemiologis yang transparan dan memadai dari China," menurut CDC.
Dilansir dari laman Antara mengutip Anadolu, Kamis (29/12), pejabat AS sebelumnya mengkhawatirkan transparansi data dari China mengenai kasus baru.
Menurut lembaga kesehatan itu, penumpang pesawat yang tiba dari Hong Kong dan Makau juga diharuskan menyerahkan hasil negatif tes COVID.
Pelaku perjalanan berusia 2 tahun ke atas juga diharuskan melakukan tes antigen atau PCR dan akan diawasi oleh layanan telemedika atau layanan kesehatan resmi tidak lebih dari dua hari sebelum keberangkatan, katanya.
CDC menambahkan bahwa aturan itu berlaku bagi siapa pun tanpa melihat kewarganegaraan dan status vaksinasi.
China mengumumkan pelonggaran aturan COVID-19 lebih lanjut mulai 8 Januari. Komisi Kesehatan China (NHC) mengatakan bahwa Beijing tidak akan memberlakukan karantina bagi mereka yang tiba di negara tersebut.
NHC juga tidak lagi merilis data statistik kasus COVID tanpa gejala awal Desember ini.
Negara terpadat di dunia itu juga menghapus kebijakan "nol-COVID" yang ketat pada Desember ini, menyusul aksi protes dan kerusuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya di sebagian besar wilayahnya.
Baca juga:
Hampir Separuh Penumpang Pesawat dari China Positif Covid Saat Tiba di Italia
Tenaga Kesehatan China Kewalahan Hadapi Lonjakan Covid, Rumah Sakit Penuh
Covid di China Masih Parah, AS Siap Beri Bantuan karena Punya Kepentingan
Dua Tahun Pandemi, WHO Rilis Jumlah Korban Meninggal karena Covid-19 di Seluruh Dunia
Ilmuwan AS Sebut Covid-19 Berasal dari Kebocoran Lab di China
Peretas China Curi Jutaan Dolar Dana Bantuan Covid AS