Beruang Purba Ini Pernah Hidup di Bumi 30 Juta Tahun Lalu, Fosilnya Masih Utuh
Ahli paleontologi dari sejumlah lembaga menemukan spesies arctoid baru yang tampak seperti beruang di negara bagian North Dakota, Amerika Serikat (AS).
Ahli paleontologi dari Natural History Museum Los Angeles, Chinese Academy of Sciences, dan North Dakota Geological Survey menemukan spesies arctoid baru yang tampak seperti beruang di negara bagian North Dakota, Amerika Serikat (AS).
Dulu, lokasi penemuan fosil ini merupakan sebuah peternakan bernama Fitterer Ranch. Para peneliti menjelaskan, fosil ini menyerupai rakun dengan panjang setengah meter.
-
Babat itu bagian mana di sapi? Salah satu gank jeroan adalah babat. Bagian dalam perut sapi atau kambing yang berbentuk seperti handuk ini bisa diolah jadi makanan yang lezat.
-
Kapan Sawah Segar Sentul buka? Sawah Segar Sentul buka setiap SelasaâMinggu pukul 09.00-18.00 WIB saat weekdays. Saat weekend, buka pukul 08.00-18.00 WIB.
-
Siapa Pak Sadimin? Di Desa Gempol hiduplah seorang saksi sejarah yang diperkirakan sudah berusia 105 tahun bernama Pak Sadimin.
-
Kapan Sai dilakukan? Saâi merupakan salah satu rukun dalam rangkaian ibadah haji.
-
Apa yang dimaksud dengan kata-kata diam dalam konteks ini? Kata-kata diam adalah salah satu cara yang efektif untuk menggambarkan bagaimana kita diam apa makna di balik diamnya kita.
-
Apa itu Sinonim? Sinonim adalah ungkapan baik berupa kata, frasa, atau kalimat yang kurang lebih sama maknanya dengan ungkapan yang lain.
Fosil tersebut ditemukan dalam kondisi yang masih bagus. Tulang kemaluan dari fosil ini masih utuh, dan hal tersebut jarang terjadi karena biasanya tulang kemaluan tidak bertahan dengan baik.
Dilansir Phys Org, fosil ini diduga tinggal di dekat sebuah sungai dan bertahan hidup dengan memakan hewan-hewan yang ada di sungai.
Hasil observasi dari fosil Eoarctos vorax ini menunjukkan adanya kombinasi dengan spesies beruang dan dipercaya berkeliaran di bumi sekitar 30 juta tahun lalu.
Tim peniliti tersebut juga menumukan cakar tajam yang dimiliki E. vorax untuk memanjat pohon. Meskipun begitu, kaki dan telapak kakinya mengindikasikan bahwa hewan ini tinggal di daratan, tidak memanjat pohon.
Selain itu, bagian gigi dari fosil ini ditemukan dalam kondisi yang tidak baik. Sebagian besar gigi di bagian belakang kanan dari mulut E. vorax ini tampak hancur, mengakibatkan infeksi.
Tidak hanya gigi di sebelah kanan, gigi di sebelah kirinya juga terlihat hancur. Kehancuran ini diduga terjadi saat gusinya sedang dalam proses penyembuhan akibat kehancuran dari gigi sebelah kanannya.
Para peniliti masih mencari penyebab dari kehancuran gigi fosil ini. Dugaan terkuat saat ini, gigi tersebut hancur akibat pola hidup dari E. vorax itu sendiri.
Fosil ini diduga memakan makanan yang keras, seperti biji buah-buahan. Pola makanan ini lah yang kemudian diduga memusnahkan fosil ini.
Hasil penelitian ini diterbitkan dalam Journal of Vertebrate Paleontology.
Reporter Magang: Qaulan Maruf Indra
(mdk/pan)