Berkat Fosil Batang Kayu Berusia 30 Juta Tahun, Ilmuwan Temukan Hutan Purba Tersembunyi di Pulau Tanpa Pohon
Fosil bongkahan kayu yang ditemukan dalam kondisi sangat baik sehingga tampak seperti kayu apung.
Ilmuwan menemukan hutan purba yang tersembunyi di bawah sebuah pulau luas tanpa pohon di Kepulauan Falkland, Samudra Atlantik Selatan. Selama puluhan ribu tahun, Falkland tak pernah ditumbuhi pohon, hanya hanya semak belukar dan tumbuh-tumbuhan dataran rendah lainnya.
Penemuan hutan purba ini berawal dari penemuan arboreal atau fosil kayu yang berada hampir 6 meter di bawah tanah. Setelah uji laboratorium, fosil kayu ini berasal dari sekitar 30 juta tahun lalu.
-
Di mana fosil pohon purba itu ditemukan? Seorang pemburu fosil menemukan fosil bersisik aneh dan misterius saat berjalan-jalan di sungai di Birmingham, Alabama, Amerika Serikat.
-
Di mana fosil tanaman purba itu ditemukan? Fosil ini diidentifikasi saat Steven Manchester, kurator paleobotani di museum tersebut berkunjung ke Universitas California di Berkeley dan meneliti koleksi paleobotani kampus tersebut.
-
Dimana hutan purba ditemukan? Sebuah hutan purba baru saja muncul akibat badai di tepi Pantai Badger di Taman Nasional Narawntapu, Tasmania, Australia.
-
Dimana hutan purba ini ditemukan? Arkeolog di Yunani menemukan hutan purba baru yang telah membatu di daerah Kerasia, utara Evia.
-
Bagaimana fosil pohon itu ditemukan? 'Kami pikir itu batu,' kata Wade.'Tapi kemudian saya mencabutnya, dan Wade menemukannya,' tutur Liam.'Ya, aku membantumu menggalinya,' kata Wade.
-
Dimana fosil pohon ditemukan? Di Sekolah Dasar Talcott di Summers County, seorang guru kelas dua berbagi kecintaannya terhadap geologi lokal dengan murid-muridnya, mendorong mereka untuk menemukan bebatuan keren sehingga mereka dapat belajar mengidentifikasinya.
Zoë Thomas, dosen geografi fisik di Universitas Southampton, Inggris, sedang melakukan kerja lapangan di pulau tersebut pada tahun 2020 ketika dia mendapat kabar dari seorang temannya bahwa batang pohon telah digali dari lapisan gambut di lokasi pembangunan dekat ibu kota Stanley.
“Kami pikir ini sangat aneh, karena salah satu hal yang diketahui semua orang tentang Falklands adalah tidak ada pohon yang tumbuh,” kata Thomas, penulis utama studi penelitian terbaru di Falklands, seperti dikutip dari CNN, Minggu (29/9).
“Suasananya berangin kencang dan tandus.”
Kepulauan Falkland adalah wilayah luar negeri yang dikuasai Inggris di mana Inggris dan Argentina berperang singkat pada tahun 1982. Inggris memenangkan perang tersebut, namun Argentina mengklaim kepulauan tersebut miliknya.
Fosil bongkahan kayu yang ditemukan dalam kondisi sangat baik sehingga tampak seperti kayu apung. Namun mengetahui sejarah Falklands, para peneliti yakin kayu tersebut tidak berasal dari zaman modern.
Penemuan fosil ini menunjukkan pulau tersebut dulunya merupakan hutan hujan beriklim sedang – ekosistem yang sangat berbeda dari lingkungan pulau tersebut saat ini, seperti ditulis Thomas dan rekannya dalam jurnal Antarctic Science. Namun kisah tentang hutan tersembunyi ini bermula lebih jauh dari perkiraan awal para peneliti.
Fosil pohon tersebut terbukti terlalu tua untuk penanggalan radiokarbon, yang dapat menentukan umur bahan organik hingga 50.000 tahun. Tim ilmuwan internasional beralih ke serbuk sari dan spora mikroskopis yang ditemukan di gambut untuk mendapatkan jawabannya.
Serbuk sari yang menjadi fosil merupakan indikasi rentang waktu geologi tertentu, sehingga keberadaannya dapat membantu menentukan usia suatu situs fosil, kata Michael Donovan, manajer koleksi paleobotani di Chicago’s Field Museum dan tidak terlibat dalam studi ini.
Uji Laboratorium
Para peneliti membawa sisa-sisa kayu dan sampel lapisan gambut untuk pengujian laboratorium di Universitas New South Wales Australia. Uji laboratorium menggunakan mikroskop elektron yang dapat menghasilkan gambar kayu dan susunan selulernya dengan sangat detail.
Para peneliti juga menganalisis berbagai spora yang dipadatkan dan disegel di lapisan gambut yang sama dengan kayu. Catatan serbuk sari membuat mereka menyimpulkan bahwa batang dan cabang pohon tersebut berumur antara 15 juta hingga 30 juta tahun.
Melalui analisis mereka, para peneliti juga dapat mengidentifikasi spesies pohon apa saja.
Spesimen tersebut mungkin berasal dari hutan hujan yang serupa dengan yang ditemukan di Patagonia modern. Hal ini menunjukkan bahwa iklim di Kepulauan Falkland jutaan tahun lalu pasti lebih basah dan hangat dibandingkan saat ini.
Meskipun demikian, suhu di wilayah ini lebih dingin dibandingkan hutan hujan tropis seperti Amazon – namun tetap mampu mendukung ekosistem kehidupan tumbuhan dan hewan yang kaya dan beragam, kata Thomas.
“Banyak spesies pohon yang tumbuh (di Patagonia) sekarang belum berevolusi, namun kami menemukan kerabat dekat (dalam sampel Kepulauan Falkland), termasuk spesies beech dan konifer," jelasnya.
“Kepulauan Falkland saat ini tertutup padang rumput dan tidak memiliki pepohonan asli,” tambah Donovan.
“Fosil serbuk sari, spora, dan kayu yang disajikan dalam penelitian ini memberikan gambaran yang jauh berbeda tentang lingkungan purba, memberikan bukti langsung keberadaan hutan yang sejuk dan basah.”
Mengapa pohon-pohon tidak lagi tumbuh di kepulauan Falkland, yang juga dikenal sebagai Islas Malvinas, masih belum jelas karena pohon-pohon tersebut tumbuh subur pada garis lintang yang sama di Amerika Selatan, menurut penelitian tersebut.
Thomas dan Donovan mengatakan angin kencang yang dialami pulau-pulau tersebut dan tanah asam yang kaya akan gambut mungkin menjadi faktor penyebabnya.