Bocah 10 Tahun di Gaza Tulis Surat Wasiat Sebelum Dibunuh Israel, Isinya Bikin Sesak, "Jangan Menangisiku, Karena Itu Akan Membuatku Sedih"
Surat wasiat ini ditemukan paman korban, ditulis tangan dalam bahasa Arab.
Sebuah surat wasiat ditemukan di bawah reruntuhan di Jalur Gaza, Palestina. Surat tersebut ditulis bukan oleh orang dewasa, tapi seorang bocah Palestina berusia 10 tahun bernama Rasha Al-Areer.
Surat tersebut ditulis sebelum gadis kecil itu dibunuh pasukan penjajah Israel. Rasha terbunuh dalam serangan udara Israel yang menargetkan rumahnya di Kota Gaza. Dia terbunuh bersama kakaknya, Ahmad, yang juga masih kecil.
- Mengerikan, Israel Pakai Bom 'Melelehkan' Tubuh Warga Gaza yang Wafat di Pengungsian Al-Mawasi
- Dikata Sakit Jiwa, Tentara Israel Berjoget Ria Usai Bantai Puluhan Anak-anak di Gaza Setiap Hari
- Tentara Israel Mengaku Jika Merasa Bosan Mereka Tembaki Warga Palestina di Gaza Sesuka Hati, Biarkan Mayat-Mayat Berserakan di Jalan
- Warga Gaza Tinggalkan Surat untuk Pejuang Hamas, Isinya Bikin Haru
Isi surat yang viral di media sosial itu sangat menyentuh sekaligus menyedihkan.
Surat yang ditulis dengan tinta merah tersebut dibuka dengan kalimat: Wasiatku jika aku dibunuh atau meninggal.
Rasha mewasiatkan agar pakaian, asesoris, dan mainnya diberikan ke beberapa anak yang membutuhkan jika dia terbunuh. Dia juga meminta orang-orang jangan menangisinya.
"Tolong jangan tangisi aku, karena itu akan membuatku sedih," tulisnya dalam bahasa Arab, seperti dibagikan akun Nour Naim di platform X.
"Aku harap baju-bajuku bisa diberikan kepada mereka yang membutuhkan, dan aksesorisku (diberikan) ke Rahaf, Lana, dan Batool," tulisnya.
Ketiga nama yang disebutkan itu tidak dijelaskan siapa, tapi dikutip dari Quds News Network, tiga orang itu adalah sepupu-sepupu perempuan Rasha.
"Kotak manik-manik harus diberikan ke Batool," lanjutnya.
Dia juga berpesan agar uang saku bulanannya sebesar 50 shekel atau sekitar Rp203 ribu diberikan setengah kepada Rahaf dan setengahnya lagi kepada Ahmad.
"Saya ingin Batool memiliki mainan-mainan saya. Terakhir, tolong jangan berteriak ke kakakku Ahmad. Tolong penuhi wasiat-wasiat ini," tutupnya.
Ditemukan Paman Korban
Dikutip dari Al Jazeera, surat wasiat tersebut ditemukan pamannya. Tiga bulan lalu, Rasha dan kakaknya Ahmad selamat dari serangan udara Israel. Ketika itu, dia dan Ahmad berhasil diselamatkan dari bawah reruntuhan bangunan. Namun dalam serangan pada 30 September, dia dan kakaknya syahid.
Rasha dan Ahmad adalah di antara lebih dari 16.500 anak-anak Palestina yang dibunuh Israel di Gaza sejak hampir setahun perang genosida berlangsung.
Menurut sejumlah penelitian, total kematian di Gaza bisa empat kali lebih besar dari yang dilaporkan. Sejauh ini, Israel telah membunuh lebih dari 43.000 orang, sebagian besar anak-anak dan perempuan.