Buku-buku sekolah di Saudi masih mendukung kekerasan, intoleransi, ujaran kebencian
Buku-buku sekolah di Saudi masih mendukung kekerasan, intoleransi, ujaran kebencian. Lembaga pengawas kebebasan beragama di Amerika Serikat, Komisi Internasional kebebasan Beragama (USCIRF) mendesak pemerintah Arab Saudi menghapus konten kekerasan dan ujaran kebencian bermotif agama di buku-buku teks sekolah.
Lembaga pengawas kebebasan beragama di Amerika Serikat, Komisi Internasional kebebasan Beragama (USCIRF) mendesak pemerintah Arab Saudi menghapus konten kekerasan dan ujaran kebencian bermotif agama di buku-buku teks sekolah di negara kaya minyak itu.
Putra Mahkota Saudi Pangeran Muhammad bin Salman baru saja melawat ke AS untuk memperkuat kerja sama antara kedua negara sekaligus mempromosikan paham Islam moderat dan memodernisasi tradisi konservatif di Saudi.
-
Kapan patung unta di Arab Saudi ditemukan? Sederet patung unta berukuran sesuai aslinya ditemukan pada 2018 lalu di Arab Saudi utara.
-
Kapan Saipul Jamil berangkat ke Arab Saudi? Saipul berangkat bersama kelompok terbang awal dari Indonesia. Ia sudah berada di Arab Saudi sejak beberapa hari yang lalu.
-
Siapa yang menemukan gua prasejarah di Arab Saudi? Pusat Penelitian Australia untuk Evolusi Manusia (ARCHE) Universitas Griffith, bekerja sama dengan mitra internasional, membuat terobosan baru dari eksplorasi pengaturan bawah tanah, termasuk gua tabung dan lava, yang sebagian besar isinya merupakan reservoir (wadah menyimpan cairan) arkeologi yang belum dimanfaatkan di Arab.
-
Kapan Timnas Indonesia bertanding melawan Arab Saudi? Maarten Paes akhirnya melakukan debutnya bersama Timnas Indonesia dan hasilnya cukup mengejutkan. Sebelumnya, Paes diperkirakan tidak akan tampil saat Timnas Indonesia bertandang ke markas Timnas Arab Saudi pada matchday 1 Grup C ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, yang berlangsung pada Jumat (06/09/2024).
-
Di mana patung unta di Arab Saudi ditemukan? Sederet patung unta berukuran sesuai aslinya ditemukan pada 2018 lalu di Arab Saudi utara.
trump dan muhammad bin salman ©Getty
Menteri Pendidikan Arab Saudi Ahmad bin Muhammad al-Issa dalam pernyataannya dua hari lalu mengatakan pemerintah akan menghapus segala kurikulum sekolah dari pengaruh Ikhwanul Muslimin, organisasi dilarang karena dianggap berpaham ekstrem.
Issa menuturkan pihaknya akan memastikan kurikulum dan buku-buku sekolah terbebas dari agenda Ikhwanul Muslimin.
Selain itu semua buku yang berkaitan dengan Ikhwanul Muslimin di sekolah dan universitas juga akan dilarang.
Laman Al Araby melaporkan, Kamis (22/3), kabar ini muncul setelah Putra Mahkota Saudi Pangeran Muhammad bin Salman dalam wawancara dengan stasiun televisi CBS mengatakan paham Ikhwanul Muslimin yang dianggap kelompok teror sudah merasuki sekolah-sekolah di Saudi.
Namun USCIRF dalam pernyataannya akhir pekan lalu menyatakan hasil studi teranyar membandingkan buku-buku agama di sekolah Saudi versi tahun 2017-2018 dengan versi 2012-2014 menemukan, buku-buku agama saat ini masih memuat sejumlah materi intoleransi dan kebencian. Dengan kata lain, dalam 15 tahun terakhir tidak banyak perubahan dalam buku-buku teks itu dalam konteks intoleransi dan ujaran kebencian.
Dalam buku-buku itu dikatakan masih ada kalimat-kalimat intoleran yang menyatakan, misalnya, jihad atau perang suci itu adalah dengan memerangi umat non-muslim.
USCIRF menyimpulkan Kementerian Pendidikan Saudi masih mempromosikan intoleransi lewat buku-buku sekolah.
Pemerintah Saudi belum memberikan tanggapan soal ini ketika dimintai komentar.
"USCIRF mendesak Kongres dan pemerintah untuk membuat perubahan buku teks sekolah sebagai prioritas dalam hubungannya dengan pemerintah Saudi," kata Ketua USCIRF Daniel Mark, seperti dikutip kantor berita Reuters dan dilansir laman Middle East Monitor, Ahad (25/3).
Penelitian USCIRF ini masih sejalan dengan laporan lembaga Human Rights Watch yang menyatakan buku-buku agama terbitan Kementerian Pendidikan Saudi pada 2016-2017 masih mempromosikan intoleransi.
Baca juga:
Serangan rudal militan Houthi tewaskan 1 orang di Riyadh
Pangeran bin Salman 'merasa dipermalukan' saat Trump pamer penjualan senjata ke Saudi
Saudi hapus pengaruh Ikhwanul Muslimin di sekolah-sekolah
Jokowi dan Pangeran Saudi terima penghafal Alquran tingkat Asean-Pasifik
Amerika Serikat sepakat jual senjata senilai Rp 13,7 triliun ke Arab Saudi
Diwawancara di Amerika, ini pandangan putra mahkota Saudi soal Islam sampai wanita