Cerita Jujur Soal Kebaikan Hamas, Remaja Israel yang Sudah Bebas dari Tawanan Malah Dihujat Publik
Cerita Jujur Soal Kebaikan Hamas, Remaja Israel yang Baru Bebas dari Tawanan Malah Dihujat Publik
Remaja Israel yang dibebaskan dari tawanan Hamas November lalu menceritakan apa yang dia alami setelah pulang ke rumahnya.
- Bertentangan dengan Keinginan Netanyahu, Pejabat Tinggi Israel Akui Mustahil Lenyapkan Hamas
- Baru Sehari Pulang Dari Gaza, Tentara Israel Bunuh Diri Tembak Kepalanya Sendiri
- Hamas Ledakkan Rumah Berisi Pasukan Israel yang Terjebak, Sejumlah Tentara Tewas dan Luka
- Pejabat dan Tentara Israel Akui Sebagian Besar Korban Tewas yang Dianggap “Teroris” adalah Warga Sipil
Cerita Jujur Soal Kebaikan Hamas, Remaja Israel yang Sudah Bebas dari Tawanan Malah Dihujat Publik
Agam Goldstein-Almog, remaja Israel yang disandera oleh Hamas dan dibebaskan dari tawanan dalam kesepakatan penyanderaan pada November lalu mengatakan ia merasa sakit hati atas tanggapan yang diterimanya dari warga Israel sejak pembebasannya.
"Di mana kita bisa menemukan ruang dalam rasa kehilangan untuk menghadapi komentar-komentar mengerikan dari orang-orang yang tinggal di tanah yang sama? Komentar seperti 'sayang sekali Anda kembali,' atau 'Anda mendapatkan kemudahan di tahanan. Itu memang ada benarnya,” ujarnya di MuniWorld Expo di Tel Aviv, seperti dikutip Hareetz, Senin (10/6).
Goldstein-Almog mengatakan setelah wawancara yang ia lakukan, orang-orang bereaksi seolah-olah “mereka adalah musuh saya. Hal ini membuat saya terpukul, saya tidak membayangkan harus menghadapi komentar negatif. Mengapa ada orang yang mengatakan sesuatu yang kejam, tega sekali?” tanyanya.
Dia menambahkan publik tidak suka dia “menggambarkan hubungan saya dengan para penculik saya. Tetapi mereka adalah para penculik saya:
makanan saya, air saya, hidup dan mati saya. Orang-orang tidak bisa memahami hal itu."
Agam diculik dari Kibbutz Kfar Azza, bersama ibunya, Chen, dan dua adik laki-lakinya, Tal dan Gal. Ayahnya, Nadav, dan kakak perempuannya, Yam, dibunuh pada tanggal 7 Oktober.
Agam mengatakan terkadang ia dan ibunya berbicara dengan para pejuang Palestina tentang konflik Israel-Palestina.
“Kami melakukan beberapa percakapan yang mendalam, dan juga percakapan yang sulit di mana mereka mulai mengutuk kami,” katanya, “Untuk percaya pada kemanusiaan, pada keberadaan suatu kebaikan, Anda harus melakukan percakapan.”
Agam dan ibunya mengatakan keluarga mereka kadang-kadang makan nasi dan roti pita, dan mengalami kelaparan.
Mereka bermain game, dan, pada hari-hari yang baik, mendengarkan radio. Agam kemudian berkata, “Ketakutan itu terus menerus ada, dan masih ada di kepala saya sekarang ketika tidak ada apa-apa.”
Mereka juga mengatakan sesekali mereka dipindahkan ke lokasi yang berbeda. Ketika mereka dipindahkan ke sebuah terowongan, mereka bertemu dengan enam anak perempuan yang disekap sendirian.