Clarissa Ward, Jurnalis CNN Kerap Rekayasa Laporan Konflik di Suriah dan Gaza
Laporan Clarissa Ward tentang tahanan di penjara Damaskus, Suriah, menuai banyak cibiran warga net.
Stasiun televisi CNN akhirnya mengakui laporan yang diliput oleh jurnalis mereka Clarissa Ward tentang pembebasan seorang tahanan di penjara Damaskus, Suriah adalah rekayasa.
Sosok pria yang disebut sebagai tahanan itu ternyata adalah seorang letnan satu di Intelijen Angkatan Udara Suriah yang dikenal kejam.
- 10 Jurnalis CNN dan BBC Ungkap Kantornya Lebih Pro-Israel dalam Perang Gaza, Langgar Prinsip Jurnalistik
- Jurnalis Yordania Dipenjara karena Ungkap Pemerintahnya Bantu Israel Saat Perang di Gaza
- Semakin Banyak Tentara Israel Bunuh Diri dan Alami Gangguan Mental Setelah Kembali dari Gaza
- Warga Gaza Sudah Sangat Kelaparan, Terpaksa Jarah Truk Bantuan di Perbatasan Rafah
CNN merilis laporan tersebut setelah penduduk lokal dan tim cek fakta mengenali tahanan tersebut sebagai Salama Mohammad Salama atau yang dikenal sebagai Abu Hamza.
Meski telah merilis laporan bantahan terkait kesalahan tersebut, CNN tetap tidak menghapus laporan pertama yang jelas-jelas mengandung kesalahan informasi. Hal ini menuai kontroversi di kalangan catatan komunitas di media sosial X terutama kepada Clarissa Ward yang disebut “layak mendapat piala Oscar atas aksinya”.
Catatan komunitas tersebut menandai laporan Ward adalah sebuah rekayasa yang “jelas direncanakan” dalam sebuah unggahan di akun X pribadi Clarissa Ward.
"Tidak mungkin seorang tahanan yang berada dalam kegelapan dapat menatap matahari dengan mata terbelalak. Selain itu, jaketnya bersih, dan ia memiliki potongan rambut baru serta kuku yang bersih, yang tidak mungkin terjadi di penjara-penjara Suriah," demikian penjelasan catatan itu, seperti dikutip dari laman The Cradle pada Rabu (18/12).
Laporan tidak benar yang dirilis Ward
Clarissa Ward diketahui juga pernah melaporkan kondisi di Gaza dan Suriah dan dia mengakui laporannya di Suriah pada masa lalu tidak jujur termasuk laporan selama Operasi Banjir Al-Aqsa.
Dalam wawancara pada bulan Juni 2021 dengan CBS News, Ward, jurnalis utama internasional CNN mengakui adanya bias dalam laporannya.
“Ya, maksud saya, Anda tahu, saya akan mengakui fakta bahwa saya pikir saya telah melewati batas di Suriah. Saya menjadi sangat terlibat secara emosional, dan saya merasa terpukul oleh respon AS dan kebijakan AS,” kata Ward saat mengadvokasi perubahan rezim dan sanksi ekonomi brutal yang telah menghukum warga sipil Suriah.
Laporan lain, seperti yang tercantum dalam catatan komunitas di bawah cerita CNN, Ward memiliki "riwayat klip palsu beserta misinformasi" dari Suriah, Gaza hingga Afghanistan dan banyak negara lainnya.
Ward yang saat itu melaporkan kondisi di Gaza mengatakan ada serangan roket oleh Hamas dan berpura-pura berlindung. Seorang juru bicara CNN mengakui rekaman audio itu "tidak akurat dan secara tidak bertanggung jawab memutarbalikkan kenyataan.”
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti