Dengkuran Kuda Nil Picu Perang Zaman Mesir Kuno, Firaun Sampai Dibunuh dengan Brutal
Hasil CT-scan mumi firaun berusia 3.600 tahun mengungkap hal yang mengejutkan sekaligus brutal terkait kematiannya.
Hasil CT-scan mumi firaun berusia 3.600 tahun mengungkap hal yang mengejutkan sekaligus brutal terkait kematiannya.
Firaun Seqenenre Taa-II meninggal karena sejumlah luka di kepala dan wajahnya. Bukti tersebut menunjukkan dia dikelilingi sejumlah penyerang yang bersenjatakan belati, kapak, dan tombak yang kemungkinan besar terjadi di tengah pertempuran perang yang dipicu kuda nil.
-
Apa yang ditemukan oleh sukarelawan di situs arkeologi? Sukarelawan yang terlibat dalam penggalian di situs arkeologi menemukan patung kepala wanita Romawi kuno dengan ukiran khas.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Sarsina? Para arkeolog di Italia telah berhasil mengungkapkan sebuah penemuan menakjubkan di kota Sarsina. Penemuan ini diumumkan Kementerian Kebudayaan Italia (MIC) dalam keterangan persnya.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Kastil Ayanis? Para arkeolog menemukan beberapa artefak bela diri saat melakukan penggalian di sebuah kastil kuno di Turki. Artefak bela diri tersebut berisi tiga perisai perunggu, baju besi, dan sebuah helm perunggu yang berasal dari 2.700 tahun lalu.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Inggris? Temuan ini disebut satu-satunya di dunia, telur yang masih utuh dengan cairan putih dan kuningnya. Ini satu-satunya telur di dunia yang ditemukan dalam kondisi utuh kendati telah berumur 1.700 tahun.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Inggris? Baru-baru ini arkeolog menemukan kapak genggam prasejarah di Inggris. Ilmuwan takjub dengan ukuran perkakas berusia 300.000 tahun ini, yang dinilai sangat besar.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di kota kelahiran Sinterklas? Para arkeolog menemukan sejumlah hiasan plakat kaca dengan desain yang sangat indah saat menggali di kota kelahiran Sinterklas.
Detail kebrutalan terkait kematian firaun ini dan upaya menutupi luka tersebut saat proses pembalseman diungkap secara detail dalam penelitian yang diterbitkan dalam Frontiers in Medicine.
Dikutip dari IFL Science, Senin (!2/6), Firaun Seqenenre Taa-II "sang Pemberani" adalah firaun atau raja ke-14 dari dinasti Theban dan pemimpin Mesir selatan selama pendudukan Mesir oleh Hykso, dinasti yang kemungkinan besar berasal dari Levant (Syam) yang memerintah Mesir utara sekitar tahun 1650 hingga 1550 SM.
Dalam upaya menyingkirkan Hyksos, Seqenenre Taa-II dibunuh. Namun para ilmuwan memperdebatkan penyebab kematiannya sejak penemuan muminya pada tahun 1880-an.
Hasil CT-scan terbaru mengungkapkan detail baru luka di kepala Seqenenre, termasuk luka yang tidak dijelaskan dalam penelitian sebelumnya, yang ditutupi saat proses pembalseman. Saat menganalisis detail baru ini, para peneliti memformulasikan teori baru detik-detik terakhir kehidupan firaun tersebut.
Menurut para peneliti, Seqenenre memang ditangkap dalam pertempuran, tapi tangannya diikat ke punggung sehingga dia tidak bisa melawan.
"Ini menyatakan bahwa Seqenenre benar-benar berada di garda depan dengan tentaranya membahayakan nyawanya untuk membebaskan Mesir," jelas ketua penulis penelitian dan profesor radiologi di Universitas Cairo, Dr Sahar Saleem.
Hasil CT-scan dan bukti lain menunjukkan eksekusi dilakukan oleh sejumlah penyerang, karena luka tersebut cocok dengan sedikitnya lima senjata Hyksos.
"Dalam eksekusi normal terhadap tawanan, bisa diasumsikan hanya ada satu penyerang, kemungkinan dari sudut yang berbeda tapi tidak dengan senjata berbeda," jelas Saleem.
"Kematian Seqenenre lebih seperti eksekusi seremonial."
Perang antara pasukan Seqenenre dan Hyksos dipicu oleh sebuah "surat hinaan" dari Apophis, penguasa Hyksos, mengeluhkan soal suara dengkuran kuda nil yang berendam di kolam suci di Thebes, yang membuat Apophis tidak bisa tidur pada malam hari. Dia lalu meminta kolam itu dihancurkan.
Namun Seqenenre menganggap permintaan itu merupakan sebuah hinaan dan membuatnya gusar.
Perang ini menyebabkan penggulingan Hyksos dan pemulihan pemerintahan oleh firaun pada abad ke-16 SM, meskipun itu harus dibayar dengan kematian Seqenenre Taa-II secara brutal dan kejam.
(mdk/pan)