Dua pria muslim dikeroyok hingga tewas karena menggembala kerbau
Kejadian di Latehar, India, ini menambah panjang deretan kasus SARA dipicu paham Hindu radikal
Dua pria muslim dikeroyok hingga tewas oleh ratusan orang di pinggir Hutan Balumath, Distrik Latehar, India. Insiden akhir pekan lalu itu hanya dipicu persoalan sepele: dua korban menggembalakan kerbau, seperti sapi, yang dianggap hewan suci bagi umat mayoritas Hindu.
Korban bernama Muhammad Majloom (35) dan Azad Khan (15). Setelah dihajar, massa menggantung jasad keduanya di pohon, serta menyumpalkan kain di mulut korban. Kepolisian setempat datang terlambat, sehingga hanya bisa menurunkan jasad mereka setelah massa bubar.
-
Siapa yang melakukan penipuan berkedok sumbangan agama? Aksi WNA itu terekam dalam video yang viral di media sosial. Ada tiga WNA diduga melakukan pungutan liar berkedok sumbangan agama.
-
Kapan Pondok Pesantren Langitan didirikan? Jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni pada tahun 1852, Kiai Muhammad Nur mendirikan pondok pesantren di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban.
-
Apa yang dilakukan pengasuh pondok pesantren terhadap para santriwati? Dari enam santriwati yang dicabuli, beberapa di antaranya bahkan diminta untuk melayani kebutuhan biologisnya. Pencabulan itu diketahui sudah dilakukan oleh terduga pelaku sejak dua tahun terakhir. Terakhir kali, terduga pelaku mencabuli salah satu santrinya pada 17 Agustus 2023.
-
Mengapa keberadaan Gua Selomangleng menunjukkan kaitan dengan agama Hindu? Relief-relief di gua ini, terutama yang menggambarkan cerita Arjuna Wiwaha, mencerminkan kaitan dengan wiracarita Hindu. Gua ini kemungkinan besar berkaitan dengan agama Hindu.
-
Kenapa pelacur pada masa Hindu Buddha dikenakan pajak? Meski demikian, keberadaan pelacur diakui pihak penguasa pada zaman Jawa kuno. Bahkan mereka dikenakan pajak sebagaimana profesi lain.
-
Apa bukti yang menunjukkan adanya persamaan antara Agama Pemena dengan Agama Hindu? Jika diteliti, Pemena memiliki persamaan dengan Agama Hindu yang dikenal dan dianut oleh masyarakat India sejak dahulu.
"Melihat kondisi korban, massa sudah mengincar keduanya," kata Anoop Birthary, Juru Bicara Kepolisian Latehar, seperti dilansir Times of India, Selasa (21/3).
Polisi kini menduga beberapa organisasi massa beratribut agama di distrik itu sebagai otak di balik pengeroyokan. Ormas Hindu radikal di Latehar sering memprovokasi warga supaya memusuhi minoritas Islam, terutama yang bekerja sebagai peternak sapi ataupun kerbau.
Insiden ini memicu kerusuhan kecil di desa Jabbhar, yang dihuni warga muslim setempat. Mereka menuntut pembunuh Majloom dan Khan ditangkap segera.
Serangan menyasar warga muslim, digerakkan oleh sentimen agama, kerap menyasar peternak di negara bagian itu. Empat bulan lalu, seorang penggembala sapi berhasil lolos dari amuk massa.
Sedangkan pada Oktober 2015, Negara Bagian Bihar dilanda kerusuhan karena seorang pria muslim dipukuli sampai mati, gara-gara menyembelih sapi.
Politikus setempat, Babulal Marandi, mendesak pemerintah dan aparat keamanan menghentikan sentimen SARA di masyarakat. Dia juga menuntut aparat bekerja keras menghukum warga yang terlibat pengeroyokan.
"Sejauh ini, tidak ada upaya serius dari kepolisian menuntaskan kasus-kasus pengeroyokan bermotif agama," kata Marandi.
Sentimen SARA menguat di masyarakat, karena partai yang berkuasa di India saat ini yaitu BJP, aktif mendorong perda larangan mengonsumsi sapi. Bagi penduduk India yang mayoritas Hindu, hewan ini diyakini sebagai tunggangan dewa, sehingga setiap ternak lembu maupun kerbau di negara itu tidak boleh dijual.
Baca juga:
Sebut nabi Muhammad bisa dipenjara, Menteri Kehakiman Mesir dicopot
Pakistan hukum gantung anggota ekstremis pembunuh gubernur
Menghina ISIS, empat remaja Kristen malah dipenjara di Mesir
Pengakuan Gus Jari dapat wahyu akhir zaman usai tahajud
Pengacara di India menggugat Tuhan atas tudingan KDRT