FOTO: Kegembiraan Simpatisan Hizbullah Klaim Menang Perang Usai Israel Sepakati Gencatan Senjata
Israel disebut mengalami kekurangan pasukan setelah banyak tentaranya terbunuh saat bertempur melawan pasukan Hizbullah di Lebanon.
Sejumlah pendukung Hizbullah melakukan konvoi di antara reruntuhan di wilayah selatan Beirut, Jalur Gaza, Palestina, pada 27 November 2024. Luapan kegembiraan para pendukung Hizbullah ini terjadi setelah Israel menyepakati gencatan senjata dengan kelompok perlawanan tersebut.
Gencatan senjata yang disepakati Israel tersebut diklaim sebagai kemenangan oleh pendukung Hizbullah.
- FOTO: Gelombang Serangan Israel di Lebanon Picu Ketakutan, Warga Ramai-Ramai Mengungsi ke Tempat Aman
- FOTO: Sengit, Perang Israel Vs Hizbullah Lebanon Saling Gempur hingga Hancurkan Salah Satu Pusat Permukiman Kedua Negara
- FOTO: Pertempuran Mendebarkan Drone Hizbullah vs Jet Tempur Israel, Langit Perbatasan Lebanon Mencekam!
- FOTO: Ngamuk Komandan Senior Tewas, Hizbullah Hujani Wilayah Utara Israel dengan Ratusan Roket
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan gencatan senjata di Lebanon. Pengumuman ini disampaikan kepada warga Israel.
Dikutip dari The Cradle, Rabu (27/11), jangka waktu gencatan senjata ini tergantung dari kondisi atau apa yang terjadi selanjutnya. Netanyahu mengatakan, Israel akan mempertahankan kebebasan penuh pergerakan dalam menyerang di manapun muncul ancaman, termasuk jika Hizbullah kembali mengangkat senjata.
Tersangka penjahat perang ini mengutip tiga alasan Israel ingin gencatan senjata yaitu ingin fokus hadapi ancaman Iran, menyegarkan dan mengerahkan ulang pasukan bersenjata, serta memutus hubungan front-front perlawanan serta mengisolasi Hamas.
Namun faktanya, saat ini Israel sedang gelisah karena mengalami kekurangan jumlah tentara setelah banyak pasukannya terbunuh saat bertempur melawan pasukan Hizbullah di Lebanon. Hizbullah mengatakan mereka telah membunuh hampir 100 tentara Israel sejak 2 Oktober.
Tentara Israel juga terus mengalami kekalahan di Jalur Gaza, khususnya di wilayah utara, di mana mereka melancarkan kampanye pembersihan dan pemusnahan etnis terhadap penduduk sipil.