Sebelumnya zionis Israel pada Kamis (8/2/2024) lalu telah melancarkan serangannya ke perbatasan selatan Rafah, tempat dimana ada lebih dari separuh penduduk Gaza sedang berlindung. Foto: REUTERS / Ibraheem Abu Mustafa
FOTO: Potret Kota Rafah yang Sarat Pengungsi Warga Sipil Palestina dan Akan Jadi Target Serangan Militer Israel di Selatan Gaza
Keadaan krisis kemanusiaan di Rafah semakin memburuk karena adanya rencana militer Israel untuk mengalihkan serangan ke kota tersebut. Foto: REUTERS/ Ibraheem Abu Mustafa
Hal ini membuat kepala bantuan PBB, Martin Griffiths, sangat prihatin dengan situasi yang terus berlanjut di Rafah. Foto: REUTERS / Mohammed Salem
Advertisement
Rafah merupakan tempat kedatangan ratusan ribu warga Palestina yang mengungsi akibat serangan pasukan penjajah Israel. Foto: REUTERS/ Ibraheem Abu Mustafa
Ancaman kekurangan air dan pangan semakin memperparah kondisi kota ini. Foto: REUTERS/ Ibraheem Abu Mustafa
Keadaan ini sangat mengkhawatirkan dan membutuhkan bantuan internasional untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang sedang terjadi di Rafah. Foto: REUTERS/ Ibraheem Abu Mustafa
Hari demi hari mereka jalani dengan penuh kesulitan mencari air dan makanan. Foto: REUTERS/ Ibraheem Abu Mustafa
Di tengah kesulitan itu, beberapa serangan Israel sempat mewarnai ke sejumlah titik di wilayah Rafah.
Namun rencana Israel melakukan serangan ke Rafah telah mendapat penolakan dari AS. Foto: REUTERS / Mohammed Salem
Amerika serikat menyebut jika Israel tetap melakukan serangannya ke Rafah bisa menjadi bencana. Foto: REUTERS / Saleh Salem
Advertisement
Seperti dikutip dari CNN pada Jumat (9/2/2024), AS telah memberikan peringatan kepada Israel bahwa jika melakukan serangan ke Rafah di Gaza selatan tanpa perencanaan dan keakuratan yang tepat akan berisiko terjadinya "bencana." Foto: REUTERS/ Ibraheem Abu Mustafa
Sebelumnya zionis Israel pada Kamis (8/2/2024) lalu telah melancarkan serangannya ke perbatasan selatan Rafah, tempat dimana ada lebih dari separuh penduduk Gaza sedang berlindung dari serangan pasukan penjajah Israel. Foto: REUTERS/ Ibraheem Abu Mustafa