Google Tak Bisa Diakses Jelang Pengumuman Pemilu India
Perusahaan asal Amerika Serikat itu mengalami masalah pengindeksan situs web, kata Google melalui Twitter.
Situs pencari Google tak bisa diakses di India beberapa jam sebelum pengumuman hasil pemilu 2019. Selama periode pemilihan yang dipenuhi oleh hoaks dan informasi yang salah, mesin pencarian raksasa tersebut berhenti menampilkan hasil pencarian ketika pengguna berusaha mencari keterangan apa pun.
Perusahaan asal Amerika Serikat itu mengalami masalah pengindeksan situs web, kata Google melalui Twitter. Itu berarti, hasil yang muncul ketika seseorang mencari sesuatu, kemungkinan merupakan berita lawas atau sesuatu yang sudah lama, karena konten baru tidak muncul di katalog pencarian.
-
Apa itu Pemilu? Pemilihan Umum atau yang biasa disingkat pemilu adalah suatu proses atau mekanisme demokratis yang digunakan untuk menentukan wakil-wakil rakyat atau pemimpin pemerintahan dengan cara memberikan suara kepada calon-calon yang bersaing.
-
Apa yang dimaksud dengan Pemilu? Pemilu adalah proses pemilihan umum yang dilakukan secara periodik untuk memilih para pemimpin dan wakil rakyat dalam sistem demokrasi.
-
Apa arti Pemilu? Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, Pemilu atau Pemilihan Umum merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Apa tujuan utama Pemilu di Indonesia? Tujuan Pemilu secara Umum Tujuan pemilihan umum (Pemilu) secara umum adalah untuk memilih wakil rakyat dan membentuk pemerintahan baru sesuai dengan kehendak rakyat.
-
Apa tujuan utama dari Pemilu di Indonesia? Tujuan utama dari pemilu adalah untuk menjunjung tinggi sistem demokrasi, di mana partisipasi warga negara dalam proses politik sangat penting.
"Kami saat ini mengalami masalah pengindeksan yang dapat menyebabkan hasil pencarian tempo dulu dalam beberapa kasus," tulis akun Webmaster Google di Twitter, seperti dikutip dari The Independent, Kamis (23/5).
Google berjanji untuk mengirimkan informasi lebih lanjut ketika ada pembaruan dan sistem sudah diperbaiki.
Sementara itu sebelumnya, pihak berwenang India telah membenarkan pembatasan internet dengan alasan menjaga keamanan publik, di tengah kekhawatiran meluasnya kekerasan massa dan main hakim sendiri.
Pada Juli tahun lalu, sekitar 2.000 orang menyerang sekelompok kecil laki-laki yang mereka tuduh berusaha menculik anak-anak, dan membunuh salah satu dari mereka.
Kasus di atas adalah salah satu contoh dari tindak persekusi yang berawal dari desas-desus di media sosial, di mana memicu desakan untuk memberlakukan kontrol baru pada risiko persebaran berita palsu.
Pada saat menjelang pemilu India, kekhawatiran serius muncul tentang bagaimana WhatsApp dan aplikasi berbagai pesan lainnya berpotensi mempengaruhi hasil, baik dengan menyebarkan berita palsu tentang kandidat, atau menghasut massa di sekitar pelaksanaan pemungutan suara.
WhatsApp telah meresponsnya dengan membatasi kemampuan pengguna dalam meneruskan pesan dan menyiarkannya ke grup besar.
"Kami telah terlibat dengan partai-partai politik untuk menjelaskan pandangan perusahaan kami, bahwa WhatsApp bukan platform siaran dan bukan tempat untuk mengirim pesan dalam skala besar, dan untuk menjelaskan kepada mereka bahwa kami akan melarang akun yang melakukan perilaku (mencurigakan)," kata juru bicara WhatsApp, Carl Woog.
Penjelasan dan masalah yang diuraikan Google di atas membuat amarah warga setempat membuncah. Banyak dari mereka yang mengatakan bahwa mereka sedang dicegah oleh pemerintah untuk menemukan berita terbaru tentang pemilu.
"Sialan, hasil pemilu di India akan diumumkan besok !!" tulis seorang warganet, menjawab cuitan Google, dengan dibubuhi sederet emoji sedih. "Menakutkan .. semoga masalah ini segera diselesaikan .."
Sementara itu, hasil jajak pendapat terhadap pemilu menunjukkan bahwa koalisi yang berkuasa di India diperkirakan akan mempertahankan kekuasaan setelah hasilnya diumumkan pada hari Kamis waktu setempat, 23 Mei 2019.
Tetapi survei seperti itu sebelumnya telah terbukti menyesatkan penduduk. Partai oposisi utama Kongres, pada hari Rabu, menganggap prediksi tersebut "palsu".
Kasus semacam itu memantik kebingungan terbaru dalam sejumlah periode pemilu di India, yang biasanya ditandai oleh informasi yang salah dan laporan palsu, baik daring maupun non-daring.
Reporter: Afra Augesti
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
India Matikan Internet Saat Pemilu?
Gaya Seleb Bollywood Pamer Jari Ungu Usai Nyoblos Pemilu 2019
Pria India Potong Jari Sendiri karena Menyesal Salah Pilih Partai dalam Pemilu
Perjuangan KPU India Distribusikan Mesin Pemungutan Suara ke Daerah Terpencil
Imran Khan Sebut India-Pakistan Bisa Berdamai Jika Modi Menang Pemilu
Pemilu India, Ketika Sapi Bisa Jadi Batu Sandungan Modi