Google Peringatkan Jangan Pernah Klik Situs Ini
Situs scam membanjiri hasil pencarian di mesin pencari seperti Google.
Penipuan online semakin merajalela, dengan situs scam membanjiri hasil pencarian di mesin pencari seperti Google. Situs-situs palsu ini kerap menyamar sebagai toko atau layanan resmi, bertujuan mencuri data pribadi dan informasi keuangan pengguna.
Mengutip NYPost, Selasa (10/12), sebagai respons, Google sedang mengembangkan fitur berbasis kecerdasan buatan (AI) bernama "Store Reviews" di Chrome.
-
Mengapa Google mengeluarkan peringatan keamanan? Google baru saja meluncurkan pembaruan keamanan pada bulan September, disertai peringatan bahwa sistem Android menghadapi ancaman.
-
Apa itu Pencarian Aman pada Google? Pencarian aman atau SafeSearch adalah fitur yang disediakan oleh Google untuk membantu mengontrol dan membatasi konten yang muncul dalam hasil pencarian, terutama untuk melindungi anak-anak dari konten yang tidak pantas atau tidak sesuai.
-
Kenapa akun Google harus dihapus dengan hati-hati? Menghapus akun Google adalah langkah yang penting dan harus dipikirkan dengan matang, karena semua data yang terhubung dengan akun tersebut akan hilang, termasuk email, file di Google Drive, foto, dan lainnya.
-
Bagaimana hindari pesan aplikasi penipuan? Berhati-hatilah saat menerima email, pesan teks, atau notifikasi dalam aplikasi yang tidak diminta yang meminta informasi pribadi atau keuangan.
-
Apa Google itu? Google, yang kini menjadi elemen penting dalam kehidupan digital kita, diciptakan oleh dua inovator teknologi, Larry Page dan Sergey Brin.
-
Kenapa kita harus hati-hati dengan penipuan? Jadi intinya, kita harus hati-hati sama yang namanya penipuan. Kalau ada yang nawarin sesuatu yang terlalu bagus buat jadi kenyataan, ya kemungkinan besar itu memang nggak nyata.
Fitur ini dirancang untuk memberikan ulasan ringkas dari pihak ketiga seperti ScamAdvisor atau TrustPilot mengenai reputasi sebuah situs.
Cara Kerja Fitur Baru Google
Menurut laporan, "Store Reviews" akan menampilkan tombol khusus yang membuka panel samping berisi ulasan dari berbagai sumber terpercaya. Meskipun masih dalam tahap pengembangan, fitur ini dipuji oleh Forbes sebagai langkah cerdas untuk melindungi pengguna dari penipuan online.
“Fitur ini akan membantu pengguna membedakan situs palsu dari yang asli tanpa harus mengandalkan tanda-tanda umum seperti URL atau tampilan situs,” tulis Forbes.
Tips Menghindari Situs Scam
Sementara fitur ini belum dirilis, FBI dan Google memberikan beberapa tips untuk melindungi diri dari penipuan online, terutama menjelang periode belanja online:
Tips dari FBI:
- Hindari mengklik tautan mencurigakan, terutama yang meminta data pribadi.
- Periksa ulang URL situs untuk memastikan keasliannya.
- Pastikan situs memiliki protokol keamanan "https" sebelum URL.
- Jangan pernah melakukan transaksi dengan metode pembayaran seperti kartu hadiah prabayar.
Tips dari Google:
- Teliti iklan dan pemiliknya untuk memastikan mereka terverifikasi.
- Arahkan kursor ke tautan mencurigakan untuk mempratinjau URL sebelum mengkliknya.
- Gunakan menu tiga titik di samping hasil pencarian untuk melihat siapa yang mengoperasikan situs atau membayar iklan tersebut.
Peningkatan Penipuan Online
Menurut laporan FBI, jumlah situs scam meningkat hingga 89% dalam beberapa tahun terakhir. Modus yang umum meliputi:
- Penipuan Non-Delivery: Barang dipesan, tetapi tidak pernah dikirim.
- Penipuan Non-Payment: Penjual mengirim barang tetapi tidak menerima pembayaran.
- Penipuan Lelang: Barang yang dilelang tidak sesuai deskripsi.
- Penipuan Kartu Hadiah: Pembeli diminta membayar menggunakan kartu hadiah prabayar.
SEO Poisoning dan Bahaya Malware
Pakar keamanan siber juga mengingatkan tentang taktik SEO poisoning, di mana penjahat siber memanipulasi hasil pencarian untuk mengarahkan pengguna ke situs berbahaya. Situs ini sering terlihat asli tetapi dirancang untuk menyebarkan malware yang dapat mencuri data pribadi atau merusak perangkat pengguna.
Menurut Jake Moore, penasihat keamanan global di ESET, “Situs-situs ini terlihat sangat meyakinkan, tetapi begitu pengguna mengklik, mereka berisiko mengunduh malware yang dapat mencuri data atau menginfeksi perangkat.”