Hamas Akhirnya Rilis Buku Tentang Apa yang Terjadi Pada 7 Oktober, Isinya Membantah Semua Klaim Israel
Hamas juga mengungkap alasan menyerang Israel pada 7 Oktober 2023.
Hamas juga mengungkap alasan menyerang Israel pada 7 Oktober 2023.
- Militer Israel Akui Bunuh Tiga Tentara Mereka yang Ditawan di Gaza
- Tanggung Malu Seumur Hidup, Pejabat Intelijen Israel Mundur Setelah Akui Gagal Cegah Serangan Hamas 7 Oktober
- Militer Israel Akui Tentaranya Bunuh Dua Warga Mereka yang Ditawan Hamas di Gaza
- Terungkap, Rekaman Video & Kesaksian Tentara Israel Tembaki Warganya Sendiri pada 7 Oktober
Hamas Akhirnya Rilis Buku Tentang Apa yang Terjadi Pada 7 Oktober, Isinya Membantah Semua Klaim Israel
Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, menyampaikan ada sejumlah kegagalan yang mereka alami saat menyerang Israel selatan pada 7 Oktober 2023. Namun dalam serangannya tersebut, Hamas juga menegaskan hanya menargetkan tentara Israel dan warga yang membawa senjata.
Dalam laporan 16 halaman berjudul "Narasi Kami" yang diterbitkan pada Minggu, Hamas mengatakan ingin mengklarifikasi latar belakang dan dinamika serangan mengejutkan tersebut, yang disebut Operasi Badai Al-Aqsa.
Dikutip dari Al Jazeera, Senin (22/1), Hamas mengatakan operasi tersebut merupakan "langkah penting dan balasan normal untuk menghadapi seluruh konspirasi Israel melawan rakyat Palestina".
Pada 7 Oktober pagi, pejuang Hamas menyerbu komunitas yang ada di sepanjang tembok perbatasan Israel selatan dengan Gaza. Menurut data Al Jazeera berdasarkan statistik pemerintah Israel, 1.139 orang tewas, sebagian besar warga sipil, dan sekitar 240 orang lainnya ditangkap sebagai tawanan.
Sekitar 100 tawanan telah dibebaskan pada akhir November 2023, bagian dari perjanjian gencatan senjata tujuh hari.
Israel menuduh pejuang Hamas melakukan pemerkosaan, penyiksaan, dan mutilasi saat serangan 7 Oktober, namun Hamas membantah tegas tuduhan tersebut.
Dalam laporan tersebut disampaikan, Hamas berencana menargetkan markas-markas militer Israel dan menangkap para tentara, yang dapat dimanfaatkan untuk menekan otoritas Israel untuk membebaskan ribuan warga Palestina yang dipenjara Israel.
Hamas mengatakan, pihaknya menghindari menyerang atau melukai warga sipil karena itu adalah komitmen agama dan moral para pejuang sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam.
"Jika pun ada kasus yang menargetkan warga sipil, itu tidak disengaja dan itu terjadi selama konfrontasi dengan pasukan penjajah (Israel)," jelasnya.
Hamas menambahkan, "mungkin memang terjadi beberapa kesalahan" selama serangan tersebut "karena runtuhnya sistem militer dan keamanan Israel dengan cepat, dan menyebabkan kekacauan di sepanjang daerah di dekat Gaza".
"Banyak warga Israel dibunuh oleh tentara dan polisi Israel karena kebingungan mereka."
Israel kemudian menyerang Gaza sejak awal Oktober sebagai balasan, membunuh lebih dari 25.000 warga sipil, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut data pemerintah di Gaza.
Dalam laporan itu, Hamas juga memaparkan alasan-alasan mereka memulai Operasi Badai Al-Aqsa, di antaranya karena pembangunan permukiman Israel dan Yahudisasi tanah-tanah Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem yang diduduki, serta pembunuhan ribuan warga sipil Palestina dari tahun 2000 hingga saat ini.