Hamas Rekrut Ribuan Pejuang Baru di Gaza, Pasukan Penjajah Israel Makin Terpojok dan Banyak Alami Stres
Pertempuran sengit antara pejuang Hamas dan pasukan penjajah Israel terus terjadi di Jalur Gaza.
Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, telah merekrut ribuan perjuang perlawanan baru di Jalur Gaza. Anggota baru pasukan perlawanan Palestina ini juga beradaptasi dengan kondisi keras yang dihadapi dalam pertempuran melawan pasukan penjajah Israel, yang terus menderita kelelahan dan gangguan mental, menurut laporan media Israel berbahasa Ibrani, Walla, pada Rabu (18/12).
“Hamas telah merekrut sekitar 4.000 anggota baru untuk sayap militer dalam beberapa bulan terakhir,” menurut laporan Walla, mengutip sumber di komando militer selatan.
- Hamas Tanggapi Gencatan Senjata Israel-Hizbullah, Nyatakan Siap Damai di Gaza
- Hamas Tegaskan Jika Israel Tak Angkat Kaki dari Gaza, Maka Tak Ada Kesepakatan Gencatan Senjata
- Ini Reaksi Hamas Pria Palestina Diperkosa Tentara Israel Beramai-ramai di Penjara Sde Teiman
- Israel Tak Mampu Hancurkan Hamas, Terpaksa Mundur dari Gaza
“Mereka terus beroperasi dengan cara yang tidak biasa dalam hal metode operasi melawan (tentara)… Di beberapa tempat Hamas telah menyesuaikan diri untuk berperang melawan pasukan (Israel) di Jalur Gaza selatan,” tambah sumber tersebut, dikutip dari The Cradle, Kamis (19/12).
Laporan tersebut menambahkan, sepanjang perang, pejuang Brigade Qassam mampu menghindari intelijen dan menggagalkan operasi.
Walla melaporkan, operasi Hamas di Jalur Gaza dipimpin dua orang yaitu Mohammad Sinwar, pemimpin militer Brigade Al-Qassam dan saudara mantan pemimpin Hamas Yahya Sinwar, dan Izz al-Din sebagai komandan.
"Mereka sangat hati-hati agar tidak terekspos," jelas laporan tersebut.
Beberapa hari terakhir ini terjadi kembali pertempuran sengit di Gaza ketika sayap militer Hamas membangun kembali barisannya. Brigade Al-Qassam menyampaikan pada Rabu, seorang pejuang perlawanan berhasil membunuh seorang tentara Israel di dekat tanknya dan menyita senjatanya sebelum melemparkan dua granat ke Merkava di Beit Lahia.
Pasukan Hamas juga menargetkan kendaraan pengangkut pasukan Israel dengan alat peledak dan membunuh lima tentara “tepat sasaran” di Jabalia, Gaza utara.
Tentara Israel Kelelahan dan Stres
Sementara itu, tentara Israel mengalami kelelahan, tak berdaya dan stres akibat perang yang telah berlangsung selama lebih dari setahun, dan pertempuran darat yang sengit. Menurut laporan Perusahaan Penyiaran Israel (KAN) pada Rabu, tentara Israel memperkirakan pada tahun 2030, jumlah tentara penyandang disabilitas akan mencapai 100.000, dengan 60 persen diperkirakan menderita gangguan mental.
Semakin banyak tentara yang menolak wajib militer. Banyak yang mengalami depresi, kelelahan, kerusakan psikologis, dan tidak termotivasi, menurut laporan majalah Ha-Makom yang diterbitkan pada 20 Oktober.
Orang tua dari seorang tentara Israel yang dikutip dalam laporan Ha-Makom menuturkan apa yang diungkapkan putranya bahwa, "Bangsalnya kosong. Setiap orang yang selamat atau terluka mengalami kerusakan mental. Hanya sedikit sekali yang kembali berperang. Dan mereka juga tidak baik-baik saja."