Ikan Purba dari 420 Juta Tahun Lalu Ditemukan Masih Hidup, Pernah Muncul di Indonesia
Menurut laporan, penemuan itu terjadi karena para pemburu menggunakan jaring insang untuk menangkap hiu.
"Ikan fosil" yang sudah ada sebelum masa dinosaurus dan dikira sudah punah ditemukan masih hidup di pesisir Madagaskar.
Sekelompok pemburu hiu dari Afrika Selatan tak sengaja menemukan ikan purba itu.
-
Apa yang ditemukan oleh sukarelawan di situs arkeologi? Sukarelawan yang terlibat dalam penggalian di situs arkeologi menemukan patung kepala wanita Romawi kuno dengan ukiran khas.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Kastil Ayanis? Para arkeolog menemukan beberapa artefak bela diri saat melakukan penggalian di sebuah kastil kuno di Turki. Artefak bela diri tersebut berisi tiga perisai perunggu, baju besi, dan sebuah helm perunggu yang berasal dari 2.700 tahun lalu.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Sarsina? Para arkeolog di Italia telah berhasil mengungkapkan sebuah penemuan menakjubkan di kota Sarsina. Penemuan ini diumumkan Kementerian Kebudayaan Italia (MIC) dalam keterangan persnya.
-
Bagaimana bentuk terowongan yang ditemukan di situs arkeologi? INRAP menyampaikan, beberapa bagian dalam terowongan sangat sempit dan ada bagian yang ditutup, sementara pada bagian lainnya cukup tinggi, memungkinkan orang bisa berdiri di dalamnya.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di lokasi pagar sisi utara Istana Majapahit? Arkeolog berhasil menemukan lokasi pagar sisi utara hingga tiga tapak gapura dari Istana Majapahit. Hal itu berlangsung usai tahun 2023 lalu sempat terkendala pembebasan lahan di Jatirejo.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Nijmegen? Arkeolog menemukan sebuah mangkok beling yang masih utuh berusia 2.000 tahun saat melakukan penggalian di Kota Nijmegen, Belanda, tahun lalu.
"Ikan fosil berkaki empat" yang dikenal dengan nama "coelacanth" ditemukan masih hidup di pesisir Madagaskar, Samudera Hindia Barat. Demikian menurut laporan Mongabay News, seperti dilansir laman The Archeologist, pekan ini.
Menurut laporan, penemuan itu terjadi karena para pemburu menggunakan jaring insang untuk menangkap hiu.
Jaring berteknologi tinggi yang dipasang di kedalaman laut itu bisa menjangkau lokasi di mana coelacanth berkumpul, biasanya di sekitar 100-150 meter di bawah permukaan laut.
Ikan yang sudah ada sebelum masa dinosaurus itu muncul dari kepunahan pada 1938. Sejak itu baru kali pertama ikan itu ditemukan masih hidup. Temuan itu sontak membuat ilmuwan terkejut. Ilmuwan sudah mengidentifikasi ikan itu sebagai anggota dari spesies "Latimeria chalumnae" dengan delapan sirip, badan lebar, dan punya corak di tubuhnya.
Penemuan ikan ini diyakini sebagai dampak dari meningkatnya permintaan sirip dan minyak ikan hiu. Banyaknya permintaan membuat penggunaan jaring insang juga lebih gencar karena jaring itu bisa menyelam lebih dalam dari jaring ikan biasa.
"Ketika kami lebih mendalaminya, kami terkejut dengan jumlah banyaknya ikan yang tertangkap," kata Andrew Cooke, kepala peneliti yang belum lama ini menerbitkan laporannya di Jurnal Sains Afrika Selatan.
Namun dalam laporan itu Cooke juga menyoroti munculnya ancaman baru bagi kelangsungan hidup biota laut di tengah meningkatkan perburuan ikan hiu di perairan internasional.
Lebih dari 120 spesies ikan purba yang pernah ada di bumi dinyatakan telah punah. Saat ini tinggal tersisa 2 spesies lagi yang hidup dan berada di habitatnya yaitu Latimeria Chalumnae (Comoro Coelacanth) dan Latimeria Manadoensis (Indonesia Coelacanth).
Ikan purba yang terakhir ini hanya terdapat di perairan Manado Tua, Manado, Sulawesi Utara. Replika ikan ada di Museum Negeri Provinsi Sulawesi Utara di Jalan WR Supratman.
Menurut Petugas Museum Robby Kolibu kepada merdeka.com 2014 lalu, Coelacanth telah dianggap punah pada 65 juta tahun silam.
Sekitar tahun 1938 seekor Coelacanth hidup tertangkap oleh jaring hiu di Chalumna, Pulau Comoro, Afrika Selatan. Kemudian penemuan yang sama juga terjadi di Manado pada 1998 lalu.
"Ikan sejenis ditemukan oleh nelayan di perairan Manado Tua tepatnya di teluk Manado dan dikenali oleh para pakar sebagai ikan Coelacanth," kata Robby.
(mdk/pan)