Ilmuwan China Kembangkan Drone yang Bisa Terbang "Selamanya"
Saat ini banyak negara, termasuk China, sedang mengembangkan sistem laser untuk jadi persenjataan anti-drone. Namun Profesor Li Xuelong dan timnya dari Universitas Politeknik Barat Laut (NPU) menyoroti hubungan drone dengan laser dari sudut yang berbeda.
Tim peneliti China mengatakan mereka mengembangkan teknik baru untuk menggunakan tembakan sinar laser, bukan untuk menghancurkan pesawat nirawak (drone) tapi justru membuat wahana itu bisa terbang "selamanya".
Saat ini banyak negara, termasuk China, sedang mengembangkan sistem laser untuk jadi persenjataan anti-drone. Namun Profesor Li Xuelong dan timnya dari Universitas Politeknik Barat Laut (NPU) menyoroti hubungan drone dengan laser dari sudut yang berbeda.
-
Bagaimana kamera luar angkasa China mengorbit Bumi? Cara kerja dari kamera ini adalah dengan mengelilingi planet setiap 90 menit dan akan beroperasi selama 2 tahun.
-
Apa yang sedang dirancang oleh China di luar angkasa? China sedang Merancang Teleskop Luar Angkasa yang Tujuannya Bisa Kalahkan Hubble, Begini Spesifikasinya Demi menglahkan Hubble, China membuat teleskop yang punya spesifikasi tinggi.
-
Apa yang bisa dilakukan oleh kamera luar angkasa buatan China? Kamera canggih ini bisa memotret 360 derajat sekeliling Bumi. China berhasil mengirimkan kamera 360 beresolusi tinggi pertama di luar angkasa. Kamera ini mampu menangkap gambar Bumi secara jelas dan berbeda dibandingkan sebelumnya.
-
Teknologi apa yang digunakan oleh tim ilmuwan China untuk mendeteksi pesawat siluman? Dalam sebuah eksperimen terbaru, tim ilmuwan China berhasil mendeteksi pesawat siluman menggunakan sinyal dari satelit Starlink milik Elon Musk.
-
Siapa yang membuat video drone petasan itu? Dalam laporan yang ditulis Mashable, seorang influencer asal Brasil bernama Lucas Albert disebut orang pertama yang mengungah video itu.
-
Kapan pesawat luar angkasa eksperimental China tersebut diluncurkan? Pesawat ini diluncurkan pada 14 Desember 2023 dengan menggunakan roket Long March 2F dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di wilayah barat laut China.
Dilansir dari laman South China Morning Post, Ahad (8/1), mereka memperkirakan jika sebuah drone dilengkapi dengan modul konversi fotoelektrik yang bisa mengubah energi ringan menjadi listrik maka tembakan laser berenergi tinggi tidak hanya bisa melacak drone tapi juga mengisi dayanya dari jarak jauh.
Tim studi kecerdasan buatan, optik, dan elektronik dari kampus NPU mengatakan eksperimen
belum lama ini sukses menggabungkan proses mengisi daya otomatis dengan transmisi sinyal dan teknologi yang membuat drone optik (ODD) bisa terbang tanpa batasan waktu.
"Yang terpenting dari penelitian ini adalah sistem pelacakan cerdas selama 24 jam dan penambahan energi jarak jauh otomatis bagi ODD," kata tim peneliti NPU dalam akun resmi WeChat pekan lalu.
Menurut para peneliti, tantangan pertama proyek ini adalah melacak drone di udara. Tim peneliti mengembangkan algoritma pelacakan untuk secara akurat memprediksi target ODD ketika sedang terbang.
Algoritma itu punya toleransi yang cukup baik dengan cahaya, rotasi, jarak, dan cukup kuat melintasi lingkungan yang berbeda dan mencapai lokasi akurat yang diinginkan, kata laporan peneliti.
Untuk meningkatkan daya jangkau transmisi energi tanpa kabel itu, Li dan timnya harus mengurangi tingkat melemahnya tembakan laser di atmosfer. Solusi dari tim Li adalah dengan teknologi yang membuat tembakan laser itu punya kemampuan adaptif sehingga bisa menyesuaikan secara otomatis.
Drone selama ini banyak digunakan untuk keperluan militer, pertanian, dan komersil, tapi jika terbatasnya durasi terbang sudah bisa diatasi maka akan banyak kemungkinan lain bagi pengguna drone di seluruh dunia.
"Dalam misi pencarian, misal mencari orang yang terjebak banjir, yang butuh waktu cukup lama, drone semacam ini bisa sangat berguna. Drone ini nantinya akan banyak digunakan untuk bidang sosial dari pemerintah, seperti pengendalian lalu lintas, patroli keamanan, penyelamatan bencana dan pengiriman logistik," kata laporan tim peneliti.
"Di masa depan drone yang lebih besar bisa diubah menjadi bus terbang untuk menciptakan jaringan lalu lintas tiga dimensi. Kita bahkan bisa membuat "satelit dengan ketinggian rendah" atau "bulan buatan dengan teknologi ini."
(mdk/pan)