Ilmuwan: Spesies Nyamuk Penyebab Demam Berdarah Bermutasi, Bisa Hindari Insektisida
Salah satu spesies nyamuk terus mengakali bagaimana menghindari manusia yang berusaha membasmi mereka.
Salah satu spesies nyamuk terus mengakali bagaimana menghindari manusia yang berusaha membasmi mereka.
Menurut penelitian baru, nyamuk "super" ini telah berevolusi untuk menahan insektisida, menurut penelitian baru. Hal yang mengagetkan, spesies yang dikenal membawa penyakit ini telah bermutasi.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan? Ilmuwan menemukan dua spesies dinosaurus baru, yang hidup 66 juta tahun lalu.
-
Apa yang diamati oleh para ilmuwan? Para ilmuwan berhasil menyaksikan dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan. Dua fenomena alam itu terletak jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari Bumi.
-
Bagaimana para ilmuwan meneliti lukisan gua tersebut? Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh arkeolog Indonesia Adhi Augus Oktaviana menggunakan teknik yang disebut pencitraan seri U ablasi laser, yang menurut mereka dalam penelitian tersebut adalah “aplikasi baru dari pendekatan ini”.
-
Kapan kata pengantar dianggap penting dalam karya ilmiah? Meski bukan bagian dari isi, namun dalam suatu karya ilmiah, kata pengantar bukan sebuah formalitas.
Para peneliti di Institut Nasional Penyakit Menular Jepang (NIID) meneliti nyamuk di daerah endemik demam berdarah di Vietnam dan Kamboja. Mereka menemukan nyamuk ini memiliki mutasi yang membuat mereka sangat tahan terhadap insektisida. Hasil penelitian ini diterbitkan di Science Advances akhir Desember lalu, dikutip dari ABC News, Senin (2/1).
Salah satu mutasi yang paling mengkhawatirkan muncul pada sekitar 78 persen spesimen Aedes aegypti yang dikumpulkan, salah satu spesies nyamuk paling terkenal dan penyebab utama demam berdarah, demam kuning, dan virus Zika.
Para peneliti menemukan 10 sub-varian baru nyamuk Aedis aegypti dan memperhatikan satu mutasi Vgsc -- disebut L982W -- membuat nyamuk memiliki daya tahan tinggi terhadap insektisida piretroid permetrin di laboratorium.
Menurut para peneliti, mutasi ini muncul dengan frekuensi lebih dari 79 persen pada nyamuk yang dikumpulkan dari Vietnam, dan nyamuk di Kamboja menyimpan kombinasi L982W dan mutasi Vgsc lainnya yang menunjukkan tingkat resistensi piretroid “ekstrim”.
Mutasi L982W ini belum terdeteksi di luar Kamboja dan Vietnam, tapi para peneliti yakin mutasi ini bisa menyebar ke wilayah Asia lainnya.
Temuan ini membawa ancaman serius terkait pengendalian penyakit menular dan program pemberantasan.
Banyak inisiatif kesehatan mengandalkan piretroid dan insektisida lain untuk mengendalikan infeksi yang ditularkan oleh nyamuk, terutama yang tidak memiliki vaksin, seperti demam berdarah.
"Penting untuk menyadari bahwa insektisida yang biasa kita gunakan mungkin tidak efektif melawan nyamuk," kata Shinji Kasai, penulis studi dan peneliti senior dari Departemen Entomologi Medis NIID, kepada ABC News.
Kasai menambahkan, penting untuk terus memantau mutasi-mutasi ini, khususnya di Asia Tenggara, agar tidak menyebar ke seluruh dunia.
"Pejabat kesehatan pemerintah harus memilih insektisida yang layak, lebih efektif untuk mengendalikan nyamuk," sarannya.
Baca juga:
Temuan DNA Tertua di Dunia Ungkap Kehidupan di Kutub Utara 2 Juta Tahun Lalu
Fosil Reptil yang Tersimpan Puluhan Tahun Ungkap Fakta Mencengangkan Soal Kadal
Ilmuwan Berhasil Hidupkan Virus 'Zombie' yang Terjebak 50.000 Tahun dalam Es
Buaya Jantan Mati Setelah Gigit Stop Kontak di Kebun Binatang
Ilmuwan Lega Temukan Bayi Pertama Iguana Pink yang Langka & Terancam Punah
Aneh, Hiu Betina Ini Tiba-Tiba Melahirkan Tanpa Proses Kawin
Ilmuwan: Ular Betina Punya Klitoris
Gurita Suka Lukai & Makan Tubuh Sendiri Setelah Kawin, Ilmuwan Temukan Penyebabnya
10 Persen Spesies Hewan dan Tumbuhan Laut Terancam Punah