Ilmuwan Ungkap Gunung Api Purba di Bulan Bisa Hasilkan Air Minum
Berdasarkan hasil penelitian terbaru, gunung api purba di Bulan kemungkinan menghasilkan air minum.
Berdasarkan hasil penelitian terbaru, gunung api purba di Bulan kemungkinan menghasilkan air minum. Miliaran tahun yang lalu, serangkaian erupsi vuklanik terjadi di bulan.
Ratusan ribu mil persegi wilayah bulan terkena diselimuti lahar panas, menurut peneliti dari Universitas Colorado Boulder, Amerika Serikat, dalam pernyataannya.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Kolak apa yang viral di Mangga Besar? Baru-baru ini ramai di media sosial war kolak di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Sebagaimana terlihat dalam video yang tayang di akun Instagram @noonarosa, warga sudah antre sejak pukul 14:00 WIB sebelum kedainya buka.
-
Apa yang sedang viral di Makassar? Viral Masjid Dijual di Makassar, Ini Penjelasan Camat dan Imam Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Di mana kuburan viral itu berada? Lokasi kuburan itu berada tengah gang sempit RT.03,RW.04, Kelurahan Pisangan Timur, Pulo Gadung, Jakarta Timur.
-
Kenapa Hanum Mega viral belakangan ini? Baru-baru ini nama Hanum Mega tengah menjadi sorotan hingga trending di Twitter lantaran berhasil membongkar bukti perselingkuhan suaminya.
-
Dimana para ilmuwan mengambil inti es yang berisi virus purba? Pada 2015 tim peneliti internasional menjelajah ke Gletser Guliya yang terpencil di Dataran Tinggi Tibet di Himalaya untuk mengumpulkan inti es sepanjang ratusan meter.
Seiring waktu, lahar itu menciptakan bercak-bercak gelap yang membuat wajah bulan tampak familiar hari ini.
Penelitian baru ini menyatakan, gunung api tersebut kemungkinan telah meninggalkan dampak panjang lainnya dalam permukaan bulan: lapisan es tebal.
"Kami membayangkannya sebagai embun beku di bulan yang terbentuk seiring waktu," jelas pemimpin penelitian, Andrew Wilcoski dari Departemen Ilmu Astrofisika dan Planet (APS) dan Laboratorium Atmosfer dan Fisika Ruang Angkasa (LASP) Universitas Colorado Boulder, dikutip dari Al Arabiya, Senin (6/6).
Tim peneliti menerbitkan temuan mereka di The Planetary Science Journal bulan lalu.
Peneliti menggunakan simulasi komputer di mana mereka menciptakan kembali kondisi di bulan jauh sebelum kehidupan kompleks dimulai di planet Bumi. Mereka menemukan, gunung berapi purba di bulan memuntahkan sejumlah besar uap air, yang kemudian mengendap ke permukaan, membentuk simpanan es tebal yang mungkin masih tersembunyi di dalam kawah bulan.
"Jika ada manusia yang hidup pada saat itu, mereka mungkin pernah melihat sepotong es di dekat perbatasan antara siang dan malam di permukaan bulan," jelas pernyataan universitas.
Asisten profesor di APS dan LASP yang juga salah satu tim peneliti, Paul Hayne mengatakan,
itu adalah karunia potensial bagi penjelajah masa depan yang akan membutuhkan akses ke air minum dan untuk diproses menjadi bahan bakar roket.
"Mungkin saja lima atau 10 meter di bawah permukaan, Anda memiliki lapisan es yang besar," ujar Hayne.
Dalam penelitian sebelumnya, Hayne dan rekan-rekannya memperkirakan hampir 6.000 mil persegi permukaan bulan dapat terjebak dan menggantung di atas es, sebagian besar di dekat kutub utara dan selatan bulan. Namun, masih belum jelas dari mana semua air itu berasal.
"Ada banyak sumber-sumber potensial saat ini." kata Hayne, seraya menambahkan gunung api bisa menjadi salah satu potensi terbesar.
Dia menjelaskan, dari 2 sampai 4 miliar tahun lalu, bulan memiliki puluhan ribu gunung api yang meletus di seluruh permukaannya, menghasilkan badan lahar yang sangat besar, "tidak seperti fitur yang mungkin Anda lihat di Hawaii hari ini - hanya jauh lebih besar".
Baca juga:
Peneliti Gunakan Tanah dari Bulan untuk Menanam Selada
Penampakan Sagitarius A*, Black Hole Supermasif di Pusat Bima Sakti
Ilmuwan Ingin Kirim Gambar Manusia Bugil ke Luar Angkasa untuk Menarik Alien
Bisakah Manusia Menumbuhkan Daging di Luar Angkasa?
Ilmuwan Amati Jenis Ledakan Baru di Luar Angkasa
Peristiwa 20 April 1972: Keberhasilan Apollo Mendarat di Bulan