Intelijen Barat Retas 'Googlenya Rusia' buat Mata-matai Pengguna
Para peretas itu mengerahkan malware bernama Regin yang selama ini dikenal sering dipakai oleh intelijen dari 'Lima Mata', kelompok intel gabungan dari Amerika Serikat, Inggris, Australia, Selandia Baru, dan Kanada.
Para peretas yang bekerja untuk intelijen negara Barat membobol perusahaan mesin pencari Rusia, Yandex, di akhir 2018 untuk mematai-matai para pengguna.
Kabar itu diperoleh kantor berita Reuters dari empat sumber yang mengetahui masalah ini.
-
Apa yang ditemukan oleh para peneliti Rusia di Punggung Bukit Atlantik Tengah? Mereka menangkap ikan yang tampak mirip dengan yang ditemukan di Kanada. Setelah para peneliti mengataminya lebih dekat, ikan tersebut memiliki kepala berukuran sedang, mata “sangat kecil” yang memiliki pupil tetapi tidak memiliki lensa dan gigi melengkung.
-
Apa yang terjadi pada Bule Rusia tersebut? Bule tersebut, saat diamankan di Kantor Satpol PP Kota Denpasar, Bali, sempat membuka pakaian dan celananya hingga telanjang dan sempat memanjat pintu sel. "Mungkin dia depresi. Iya (Telanjang) saat baru di ruangan karena depresi ngamuk-ngamuk buka baju itu mungkin, di ruangan binaannya," kata Kepala Satpol PP Kota Denpasar, AA Ngurah Bawa Nendra saat dikonfirmasi, Kamis (31/8).
-
Bagaimana Bule Rusia tersebut diamankan? Bule tersebut, diketahui linglung di Lapangan Puputan, Badung, Kota Denpasar, pada Rabu (30/8) kemarin sekitar pukul 20:39 WITA.
-
Siapa saja pemain yang mencetak gol untuk Timnas Rusia? Daler Kuzyayev mencetak satu gol, sementara Vu Van Thanh mencetak gol bunuh diri, dan Tamerlan Musayev menambah satu gol lagi untuk Rusia.
-
Kenapa para peneliti Rusia meneliti lembah keretakan di dasar laut? Dengan menggunakan kendaraan yang dikendalikan dari jarak jauh, para peneliti menjelajahi lembah keretakan di dasar laut, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada Juni 2023 di Journal of Ichthyology.
-
Bagaimana cara Timnas Rusia menguasai pertandingan melawan Timnas Vietnam? Pertandingan diawali dengan tempo sedang. Namun perlahan Rusia mulai menunjukkan dominasi mereka terhadap Vietnam. Serangan demi serangan dilancarkan oleh kedua tim.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (28/6), para peretas itu mengerahkan malware bernama Regin yang selama ini dikenal sering dipakai oleh intelijen dari 'Lima Mata', kelompok intel gabungan dari Amerika Serikat, Inggris, Australia, Selandia Baru, dan Kanada. Sejauh ini intelijen di negara-negara itu menolak berkomentar.
Peretasan oleh negara Barat terhadap Rusia ini jarang diakui secara terang-terangan. Belum diketahui peretas dari negara manakah di antara lima negara itu yang membobol Yandex. Tiga dari sumber yang mengatakan kepada Reuters mengaku mengetahui langsung kejadian peretasan itu. Aksi peretasan tersebut terjadi antara Oktober dan November 2018.
Juru bicara Yandex Ilya Grabovsky mengaku adanya peretasan itu kepada Reuters melalui pernyataan. Namun dia enggan memberi keterangan lebih lanjut.
"Serangan semacam ini terdeteksi pada tahap awal oleh tim keamanan Yandex. Serangan itu sudah dilumpuhkan sebelum terjadi kerusakan," kata dia.
Yandex juga mengatakan tim keamanannya memastikan tidak ada data pengguna yang terkena serangan itu.
Sumber mengatakan kepada Reuters, para peretas itu mengincar informasi teknis yang bisa menjelaskan proses pengecekan suatu akun yang mendaftar di Yandex. Informasi semacam itu bisa membantu intelijen menyamar sebagai pengguna Yandex dan mengakses pesan pribadi mereka.
Sumber mengatakan serangan terhadap unit pengembangan dan penelitian Yandex ini dimaksudkan untuk mematai-matai ketimbang merusak atau mencuri properti intelektual. Para peretas diam-diam berhasil mengakses Yandex selama beberapa pekan tanpa terdeteksi, kata sumber itu.
Malware Regin diketahui sebagai alat dari 'Lima Mata' pada 2014 setelah kontraktor Badan Intelijen Nasional (NSA) Edward Snowden mengungkap rahasia itu.
Laporan dari the Intercept, bekerja sama dengan harian belanda dan Belgia, menyebut tipe pertama Regin meretas perusahaan komunikasi Belgia, Belgacom, pada 2013 dan mengatakan intelijen Inggris dan NSA bertanggung jawab atas serangan itu. Intelijen Inggris (GCHQ) dan NSA menolak berkomentar atas kejadian itu.
Baca juga:
Instagram Uji Coba Proses Pemulihan Akun yang Kena Retas
8 Kemampuan yang Harus Dimiliki Jika Ingin Jadi Hacker
Hati-Hati Praktik Phising Menjerat Penonton Avengers: Endgame Bajakan!
23 Juta Orang di Dunia Masih Gunakan Password '123456'
Lalainya Pengguna Jadi Salah Satu Faktor WhatsApp Dihack
KPU Tegaskan Serangan Siber Tak Akan Mempengaruhi Hasil Pemilu 2019