Israel Bom Rumah Pemimpin Hamas di Gaza
Pada Minggu (16/5), Israel mengebom rumah pemimpin Hamas di Gaza dan menghancurkan rumah sebuah keluarga di Gaza saat Hamas meluncurkan lebih dari 100 roket ke Israel.
Pada Minggu (16/5), Israel mengebom rumah pemimpin Hamas di Gaza dan menghancurkan rumah sebuah keluarga di Gaza saat Hamas meluncurkan lebih dari 100 roket ke Israel.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyampaikan pihaknya mengebom rumah Yahya Sinwar, pemimpin Hamas sejak 2017, di lingkungan Khan Yunis, Gaza selatan pada Minggu subuh. Juru bicara IDF, Brigjen Hidai Zilberman mengatakan Sinwar tidak mengalami luka dalam serangan tersebut.
-
Apa yang dilakukan Israel terkait perang dengan Hamas? Menteri Keamanan Nasional Israel, Itmar Ben-Gvir mengatakan, pemerintah Israel akan membagikan 4.000 pucuk senapan serbu.
-
Apa itu Hamas? Hamas adalah singkatan dari Harakat al-Muqawama al-Islamiya (Gerakan Perlawanan Islam), yang merupakan kelompok militan terbesar dan paling cakap di wilayah Palestina dan salah satu dari dua partai politik besar di wilayah tersebut.
-
Apa yang dilakukan Hamas dalam persiapan serangan? Dokumen tersebut menjelaskan tujuan Hamas dan menggambarkan secara rinci serangkaian latihan yang dilakukan oleh unit-unit elit kelompok perlawanan Palestina tersebut.
-
Apa tujuan perang Israel terhadap Hamas? Dilansir Middle East Eye, Kamis (20/6), Perdana Menteri Benjamin Netanyahu selama ini kerap mengatakan tujuan perang adalah untuk melenyapkan Hamas.
-
Kapan gencatan senjata antara Hamas dan Israel di Gaza dimulai? Gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza akan dimulai pada Jumat pukul 7 pagi waktu setempat, dengan gelombang pertama sandera akan dibebaskan pada pukul 4 sore, demikian keterangan juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed al-Ansari kemarin.
-
Apa masalah utama yang memicu konflik Israel dan Palestina? Konflik Palestina dan Israel, hingga kini masih menjadi isu kemanusiaan yang belum berakhir. Konflik yang bermula sejak tahun 1947 ini bahkan masih sering memanas. Di mana penduduk Israel terus berusaha menguasai wilayah yang seharusnya menjadi hak dari warga negara Palestina.
Dua serangan udara Israel pada Minggu subuh di Gaza menewaskan sedikitnya 43 warga Palestina, termasuk delapan anak-anak, dan melukai 50 orang lainnya, paling banyak perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Dikutip dari CNN, Senin (17/5), tim medis dan pertahanan sipil Palestina mengatakan mereka menyelamatkan lima anak-anak dari reruntuhan pada Minggu pagi. Operasi penyelamatan di TKP menunjukkan seorang gadis kecil dengan kepala berdarah diangkat dari reruntuhan oleh tim medis.
IDF mengatakan di Twitter pada Minggu pagi, sayap Hamas menembakkan 120 roket antara pukul 19.00 pada Sabtu dan 07.00 pada Minggu, di mana 11 roket jatuh di Gaza. Zilberman mengatakan, pihaknya menargetkan puluhan peluncur roket, yang mampu menembakkan beberapa roket sekaligus.
Jumlah korban jiwa di Gaza terus bertambah, saat ini jumlahnya menjadi 197, termasuk 58 anak-anak dan 34 perempuan, menurut data Kementerian Kesehatan Palestina. Sejak awal serangan udara Israel di Gaza sejak Senin lalu, sedikitnya 1.225 orang terluka, diperkirakan jumlahnya terus bertambah karena paramedis masih terus melakukan upaya pencarian dan penyelamatan.
Pada Minggu, IDF merilis foto-foto yang diduga instalasi roket Hamas dan terowongan yang dekat dengan infrastruktur sipil seperti sekolah dan rumah sakit, menuduh Hamas sengaja dan secara sistematis menempatkan target militernya di tengah populasi sipil dan membahayakan warga.
Dalam sebuah pernyataan, Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan dirinya cemas dengan meningkatnya korban sipil. Guterres mengingatkan semua pihak bahwa menargetkan warga sipil tanpa pandang bulu dan media melanggar hukum internasional dan harus dihindari.
10 anggota keluarga terbunuh
Sebelumnya pada Sabtu, bayi lima bulan bernama Omar merupakan satu-satunya yang selamat setelah sebuah rumah dihantam serangan udara Israel di kamp pengungsi Al-Shati, menewaskan 10 orang anggota keluarganya, termasuk delapan anak-anak, menurut ayahnya, Mohammad Hadidi. Sedikitnya 20 warga Palestina lainnya terluka setelah beberapa rumah di sekitarnya hancur dihantam serangan udara Israel.
Kepada CNN, Hadidi menyampaikan istrinya membawa empat anaknya – yang masih berduka karena kehilangan anggota keluarga lainnya – ke rumah paman mereka pada Sabtu untuk merayakan Idulfitri.
“Kami punya martir dalam keluarga yang terbunuh pada hari pertama Idulfitri, jadi anak-anak tidak punya kesempatan merayakan atau memakai baju baru, jadi ibunya membawa mereka ke rumah kakaknya dan menginap di sana,” jelas Hadidi.
“Mereka sangat bahagia bisa mengatasi dukacita, tapi mereka tidak tahu kemudian giliran mereka,” lanjutnya.
Hadidi kehilangan istrinya, tiga anak, kakak ipar laki-laki dan istrinya, dan empat anak kakak iparnya dalam serangan tersebut.
“Mereka tidak melakukan hal buruk kepada siapa pun, mereka mencari tempat yang aman untuk merayakan Idulfitri,” ujarnya sembari menangis.
“Untuk apa mereka dihukum?”
(mdk/pan)