Israel Hampir Kehabisan Stok Rudal Iron Dome, Kewalahan Tangkis Serangan Iran dan Hizbullah
Serangan Iran dan Hizbullah akan mengurangi kekuatan pertahanan udara Israel.
Israel tengah menghadapi kekurangan rudal pencegat, yang digunakan untuk mencegat rudal-rudal dari Iran maupun kelompok perlawanan Hizbullah di Lebanon. Hal ini diungkapkan sumber dari industri penerbangan, mantan anggota militer, dan pengamat, seperti dilaporkan Financial Times.
"Masalah perlengakapan militer Israel ini serius," kata mantan pejabat pertahanan Amerika Serikat yang bertanggung jawab di Timur Tengah, Dana Stroul, seperti dikutip dari Haaretz, Rabu (16/10).
- Iron Dome Israel Rusak Saat Serangan Roket Hizbullah Hantam Permukiman Ilegal Yahudi, Dua Pemukim Tewas
- Mengerikan Kekuatan Rudal Ganas Hipersonik Fattah Milik Iran Jebol Iron Dome Israel, Serangan Bertubi-tubi
- Hizbullah Hujani Israel dengan Puluhan Roket, Iron Dome Tak Mampu Bendung Serangan
- Tidak Ada Cukup Iron Dome untuk Hadapi 100.000 Roket, Israel Kekurangan Amunisi untuk Perang dengan Iran dan Hizbullah
Pengiriman sistem pertahanan rudal anti-balistik dari Amerika ke Israel akan membantu mengisi kekurangan ini untuk antisipasi serangan Israel ke Iran.
Stroul mengatakan, serangan Iran dan Hizbullah akan mengurangi kekuatan pertahanan udara Israel, apalagi saat ini bantuan AS telah mencapai titik kritis.
“AS tidak dapat terus memasok Ukraina dan Israel dengan kecepatan yang sama,” ujarnya.
Menurut laporan tersebut, pertahanan Israel terhadap serangan Iran pada 1 Oktober lalu kurang kuat dibandingkan serangan pada April, ketika Israel dengan bantuan AS dan sekutu lainnya mencegat 99 persen rudal dan drone Iran.
Batasi Penggunaan Senjata
Pada Minggu, Pentagon mengonfirmasi AS akan mengerahkan sistem rudal anti-balistik dan awaknya ke Israel, yang dimaksudkan untuk meningkatkan pertahanan udara negara tersebut dalam persiapan menghadapi kemungkinan serangan di Iran dan potensi balasan Iran.
Menurut sejumlah sumber, militer Israel mulai menerapkan "ekonomi senjata ketat" atau pengetatan penggunaan senjata, dan dalam beberapa kasus penggunaan senjata hanya diizinkan untuk pejabat dengan pangkat tertentu.
Arahan ini tidak berlaku untuk sistem pertahanan udara seperti Iron Dome, yang penggunaannya didasarkan pada pertimbangan prioritas. Selain itu, arahan ini tidak berlaku untuk pasukan tempur yang diserang.
Sumber tersebut menambahkan, kebijakan tersebut dirancang untuk memungkinkan komando senior memprioritaskan penggunaan persenjataan sesuai dengan tujuan pasukan mereka – sebuah tanggung jawab yang hingga saat ini menjadi tanggung jawab komando tingkat bawah.