Israel Rekrut Pendemo Bayaran di Amerika, Segini Tarifnya Per Orang
Acara ini disponsori oleh Federasi Yahudi Amerika Utara dan Konferensi Presiden Organisasi-Organisasi Besar Yahudi Amerika.
Israel Rekrut Pendemo Bayaran di Amerika, Segini Tarifnya Per Orang
Koalisi Kampus Israel (ICC) menawarkan uang sebesar USD250 atau sekitar Rp3,9 juta bagi mahasiswa yang mau ikut demo pro-Israel pada 14 November di National Mall, Washington DC, Amerika Serikat (AS).
Sumber: Washington Jewish Week dan Crown Heights
Acara ini disponsori oleh Federasi Yahudi Amerika Utara dan Konferensi Presiden Organisasi-Organisasi Besar Yahudi Amerika. Bagi yang ingin berpartisipasi dalam demo ini, mahawsiswa hanya diminta untuk mengisi formulir yang disediakan pihak penyelenggara.
Foto: Crown Heights
- Benarkah Amerika Bangkrut Usai Sokong Dana ke Israel? Begini Faktanya
- Setelah Israel, Mesir Jadi Negara Kedua Penerima Bantuan Dana Khusus Militer dari Amerika Serikat
- Selama 77 Tahun, Israel Terima Dana Bantuan Rp4.127 Triliun dari Amerika Serikat
- Amerika Serikat Siapkan Dana Rp169 Trilliun untuk Bantu Militer Israel
Penyelenggara optimis demo pro-Israel ini akan menarik banyak orang ke ibu kota negara tersebut dengan jumlah yang setara atau melampaui unjuk rasa pro-Israel pada tahun 2022 selama Intifada Kedua dan unjuk rasa tahun 1987 yang mendukung Yahudi Soviet.
Diketahui sebelumnya, ratusan ribu orang turun ke jalan di Washington untuk menyerukan gencatan senjata di Gaza. Demostrasi ini tercatat menjadi yang terbesar dalam sejarah AS terkait isu Palestina. Sejumlah masyarakat yang hadir terlihat membawa spanduk bertuliskan “Palestinian Lives Matter, Let Gaza Live” dan “Their blood is in your hand.”
Menurut laporan Al Arabiya, para aktivis menyerukan unjuk rasa bertajuk “National March on Washington: Free Palestine”. Mereka juga terlihat menyiapkan banyak bus untuk mengangkut demonstran dari berbagai daerah menunju Washington.
Israel menyerang Gaza sejak 7 Oktober dan sampai saat ini terus melancarkan agresinya yang semakin membabi buta. Pejabat kesehatan di Gaza melaporkan sebanyak 10.328 warga Palestina terbunuh akibat serangan udara Israel, dengan korban terbanyak anak-anak dan perempuan.
Meskipun dunia internasional telah menyerukan gencatan senjata, AS dan Israel menolak seruan tersebut. Banyak pihak menganggap tindakan Israel sebagai genosida atau pembersihan etnis, mengingat tingginya jumlah korban jiwa.