Israel Sengaja Ingin Tawanan di Tangan Hamas Segera Tewas, Ini Tujuannya
Koran Israel mengungkap pemerintahan Netanyahu mengharapkan tawanan di Gaza segera tewas.
Surat Kabar Israel Yehdioth Ahronoth (Ynet) dua hari lalu melaporkan, pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu kini hanya menunggu dan berharap tawanan yang ditahan Hamas di Gaza segera tewas seiring operasi militer terus diperluas di Gaza.
Operasi militer itu bertujuan mengusir seluruh penduduk Palestina untuk membangun pemukiman bagi warga Yahudi.
- Tentara Israel Akui Sengaja Bantai Warga Sipil di Gaza, Dari 200 yang Dibunuh Hanya 10 Mayat Terkonfirmasi Hamas
- Menteri Israel Frustrasi Ingin Segera Bebaskan Seluruh Tawanan dari Gaza, Tapi Netanyahu Lebih Pilih Lanjutkan Perang
- Hamas Tegaskan Jika Israel Tak Angkat Kaki dari Gaza, Maka Tak Ada Kesepakatan Gencatan Senjata
- Israel Sengaja Serang Tawanan yang Ditahan Hamas, Mereka Kelaparan dan Kondisinya Parah
Koran berbahasa Ibrani itu mengatakan, "menurut informasi dari laporan intelijen yang disampaikan ke kabinet, situasi puluhan tawanan yang masih hidup di tangan Hamas makin memburuk dari pekan ke pekan."
"Selama perundingan belum lagi dimulai, masalah tawanan akan diselesaikan secara alami dan tragis, kata sejumlah menteri sayap kanan. Penolakan para menteri itu untuk membebaskan ratusan teroris akan menjadi sia-sia," kata Ynet, seperti dilansir the Cradle, Minggu (10/11).
Sejak Brigade Al-Qassam Hamas menculik sekitar 250 tentara dan warga sipil Israel pada 7 Oktober tahun lalu, mereka sudah berupaya membebaskan tawanan dengan pertukaran tahanan dan gencatan senjata. Hamas juga meminta ribuan tahanan Palestina di penjara Israel dibebaskan dan blokade yang berlangsung sejak 2007 di Gaza segera diakhiri.
Lautan duka
Namun Netanyahu dan sejumlah menterinya seperti Itamar Ben Gvir dan Bezalel Smotrich menggagalkan upaya negosiasi dan lebih memperluas perang, menghancurkan Gaza dan mencaplok wilayah untuk pembangunan pemukiman Yahudi.
Pasukan Israel membunuh banyak tawanan dengan serangan udara ke Gaza dan juga lewat tembakan tentara secara langsung.
Jika perundingan gencatan senjata tidak segera dilanjutkan sisa 70 tawanan yang masih hidup tampaknya akan tewas sehingga menjadi alasan bagi Netanyahu untuk meneruskan niatnya menduduki Gaza secara permanen.
"Kematian 20-30 tawanan lagi akan ditelan oleh lautan duka dari tentara yang gugur dan ketika kemarahan publik ditujukan kepada Hamas, para pemimpin Israel tidak akan terburu-buru menarik pasukan dari Gaza. Para menteri dan anggota Knesset di sayap kanan tidak menyembunyikan ambisi mereka untuk membangun permukiman [Yahudi] di sana," kata Ynet.
Perluasan wilayah pendudukan tentara Israel di Gaza sudah terlihat dengan pembangunan pangkalan militer permanen di Koridor Netzarim di Gaza utara.